Posisi Banjarmasin Dalam Dunia Perdagangan

berada. Pada tahun 1771 istana dipindahkan lagi kearah timur, lebih kurang 18 km dari Kayutangi yaitu ke Martapura yang sering disebut sebagai Bumikencana. 25

F. Posisi Banjarmasin Dalam Dunia Perdagangan

Hall yakin bahwa pada sekitar abad XIV dan permulaan abad XV terdapat lima jaringan perdagangan commercial zones. Pertama, jaringan perdagangan Teluk Bengal yang meliputi pesisir Koromandel di India Selatan, Sri Langka, Birma kini Myanmar, dan pesisir utara dan barat Sumatera. Kedua, jaringan perdagangan Selat Malaka. Ketiga, jaringan perdagangan yang meliputi pesisr timur Semenanjung Malaka, Thailand dan Vietnam Selatan untuk memudahkan, kita sebut jaringan perdagangan laut Cina Selatan. Keempat, jaringan perdagangan laut Sulu, yang meliputi pesisir barat Luzon, Mindoro, Cebu, Mindanao, dan pesisir utara Kalimantan Brunei Darussalam. Kelima, jaringan laut Jawa, yang meliputi kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, pesisir barat Kalimantan, Jawa, dan bagian selatan Sumatera. Jaringan perdagangan yang di sebut terakhir berada di bawah hegemoni Majapahit. 26 Wilayah Banjarmasin tidak disebut atau masuk dalam kelima jaringan perdagangan tersebut. Kendati demikian, daerah-daerah Kalimantan Utara dan Barat telah masuk dalam jaringan perdagangan tersebut yang sebagian besar berada di bawah pengawasan pedagang di Jawa. Salah satu hal yang menguntungkan bagi Kesultanan Banjarmasin adalah letaknya yang strategis di antara jalur perdagangan di kepulauan pada saat itu. Di 25 Sulandjari, Politik dan Perdagangan Lada di Kesultanan Banjarmasin 1774-1787 Tesis Fakultas Pascasarjana UI, Depok: Universitas Indonesia, 1991, h. 26. 26 Kenneth R. Hall, Maritime Trade and State Development in Early Southeast Asia, Honolulu: University of Hawaii Press. 1985 h. 24. bagian selatan daerah ini dibatasi oleh laut Jawa, dan di bagian Timur oleh Selat Makassar. Sedangkan di bagian Barat dan Utara masing-masing dibatasi oleh Kotawaringin dan pegunungan Meratus. Oleh karena letaknya yang diapit oleh Laut Jawa dan Selat Makassar itu maka Banjarmasin banyak didatangi oleh pedagang-pedagang dari luar antara lain dari Jawa, Sulawesi, Cina dan Gujarat. Kedudukan Banjarmasin yang berada di bawah pengaruh Demak pada akhir abad-XVI, 27 menyebabkan terjadinya hubungan perdagangan antara kedua daerah itu. Emas, intan, lada dan hasil hutan merupakan mata dagang penting yang dicari oleh pedagang dari daerah pantai Utara Jawa dan ditukar dengan bawang merah, beras, asam dan garam. Sampai pada pertengahan abad-XVII, bersamaan dengan runtuhnya pusat perdagangan di pantai Utara Jawa, seperti Demak, Tegal dan Jepara, Banjarmasin tumbuh sebagai pelabuhan dagang yang ramai, karena semakin banyak disinggahi oleh pedagang dari daerah itu dalam usahanya untuk mencari pelabuhan bebas. bersamaan dengan itu, kedatangan orang-orang Belanda dan Inggris di Banjarmasin pada belahan pertama abad XVII telah menempatkan Banjarmasin sebagai pelabuhan yang terpenting di Asia. 27 P. Suntharalingan, The British in Banjarmasin: an Abortive Attempt at Settlement, K. G. Treganning, ed., JSAH, vol. IV Singapore: 1964, h. 49. 26

BAB III KESULTANAN BANJARMASIN