Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa berkembangnya Banjarmasin menjadi salah satu bandar niaga terpenting abad XVIII tidak dapat
dipisahkan dari beberapa faktor. Pertama, faktor eksternal berupa pertumbuhan bandar-bandar lain di Nusantara khususnya Asia Tenggara, dan Asia Timur pada
umumnya. Kedua, adanya kemampuan untuk mengembangkan perdagangan didorong oleh kondisi fisik berupa letak geografis dan sumber daya alam yang
dimiliki oleh Kesultanan Banjarmasin. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah perdagangan telah menjembatani majunya perekonomian. Ketiga,
adanya peran Kesultanan Banjarmasin dalam mengembangkan perdagangan. keempat,
adanya hubungan perdagangan dengan bangsa lain baik antar perorangan maupun antar kelompok yang telah turut serta dalam pelaksanaan
perdagangan. Karena hal di atas maka studi ini diberi judul, Kesultanan
Banjarmasin dalam Lintas Perdagangan Nusantara Abad ke-XVIII .
B. Batasan dan Perumusan Masalah
Untuk pembahasan mengenai Kesultanan Banjarmasin dalam lintas perdagangan Nusantara abad XVIII, tidak dapat dipisahkan dari dinamika
perdagangan yang telah terjadi di Nusantara. Periode yang diteliti di sini pada abad XVIII, yakni dalam masa empat pemerintahan sultan yaitu: Sultan
Hamidullah 1700-1734, Sultan Tamjidillah 1734-1759, Sultan Muhammad Aliudin Aminullah 1759-1761, dan Sultan Natadilingga 1761-1801. Periode
ini diambil karena pada abad ini Kesultanan Banjarmasin telah menjadi bandar pelabuhan perdagangan di Nusantara, pada abad ini juga telah terjadi pasang surut
perdagangan di Banjarmasin akibat intervensi oleh orang Eropa. Selain itu, akibat
dari perdagangan juga telah membawa perubahan dan pembaharuan terhadap kondisi sosial masyarakat Banjar.
Ruang lingkup penelitian ini bersifat ekonomi, topik utama yang akan di analisis dalam penyelidikan ini, secara khusus terfokus pada hal-hal yang bertalian
dengan perdagangan, seperti komoditi perdagangan berupa barang ekspor dan impor, alat transaksi dan pelaksanaan perdagangan.
Faktor penguasa yakni Kesultanan Banjarmasin dalam kekuasaan dan monopoli perdagangan sangat menentukan pertumbuhan perdagangan di
Banjarmasin, terlebih mempengaruhi kegiatan dagang di Kota Banjarmasin. Hal tersebut juga merupakan faktor pendorong yang mengundang usaha perebutan hak
monopoli perdagangan dari pihak luar. Perebutan monopoli perdagangan merupakan salah satu unsur penting yang membawa perubahan perdagangan
Banjarmasin. Merujuk pada lingkup di atas studi ini difokuskan pada tiga pertanyaan.
1. Bagaimana peran Kesultanan Banjarmasin dalam memainkan kebijakan politiknya dalam perdagangan pada abad XVIII?
2. Faktor internal serta eksternal apa saja yang mempengaruhi perdagangan di Kesultanan Banjarmasin?
3. Komoditi apa sajakah yang diperdagangkan di Banjarmasin dan bagaimanakah aktifitas perdagangan yang terjadi di Kesultanan
Banjarmasin?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Selama ini penelitian sejarah banyak terpusat di Jawa mungkin karena sumber-sumbernya lengkap. Di wilayah-wilayah luar Jawa belum banyak diteliti
memang karena sumber-sumbernya kurang. Sekarang tiba waktunya untuk mengusahakan penelitian sejarah di luar Jawa perlu dikembangkan, sehingga
gambaran sejarah nasional menjadi makin lengkap, disamping untuk mengimbangi penelitian sejarah Jawa. Oleh karena itu studi sejarah lokal di luar
Jawa seperti pengkajian sejarah Banjarmasin ini sangat penting artinya terutama dalam rangka penelitian sejarah Indonesiasentrisme.
Seperti sejarah lokal lainnya sejarah Banjarmasin memiliki lokalitas dan karakteristik tersendiri, sehingga unik dan komplek. Namun demikian sepanjang
pengetahuan penulis belum banyak sarjana Indonesia meneliti sejarah Banjarmasin, lebih-lebih mengenai aspek Kesultanan Banjarmasin dalam lintas
perdagangan Nusantara abad XVIII. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan intelektual khususnya wawasan kesejarahan, terkait sejarah Nusantara. Khususnya mengenai Kesultanan Banjarmasin dalam
lintas perdagangan Nusantara abad XVIII. 2. Memahami sejarah perdagangan di Nusantara di abad XVIII, dimana hasil
bumi Nusantara pernah menjadi sebuah komoditi terpenting dalam perdagangan internasional.
3. Menyumbang hasil karya penelitian bagi UIN Syarif Hidayatullah pada umumnya dan fakultas Adab dan Humaniora jurusan Sejarah dan
Peradaban Islam khususnya.
D. Tinjauan Kepustakaan