D. Struktur Masyarakat
Dalam struktur masyarakat tradisional, struktur masyarakat memiliki dua pembagian kelas. Kelas elite dan non-elite. Mayoritas adalah non-elite yang
diperintah, dan minoritas adalah kelas elite yang memerintah. Secara garis besar masyarakat Banjarmasin dapat digolongkan ke dalam empat lapisan: Pertama,
golongan bangsawan, merupakan golongan yang memerintah terdiri dari Sultan dan sanak keluarganya. Mereka mempunyai gelar pangeran, puteri, ratu, raden,
gusti, dan andin. Pangeran dan puteri adalah gelar untuk anak-anak dari pihak ayah dan ibu keturunan raja, yang pria disebut pangeran dan yang wanita disebut
puteri, yang bila sudah menikah bergelar ratu. Raden adalah gelar untuk anak seorang pangeran dengan isteri orang biasa; Gusti adalah gelar yang biasa
digunakan oleh anak-anak raja, yang berasal dari selir, dan andin adalah gelar untuk anak-anak dari seorang gusti atau raden dengan isteri keturunan biasa.
Golongan ini merupakan golongan yang dihormati dalam masyarakat. Kedua
, golongan agama, termasuk dalam golongan elite, terutama mereka yang berkedudukan sebagai pemimpin agama. Mereka tidak memiliki kekuasaan
politik. Namun, golongan ini sangat berpengaruh dalam masyarakat. Di antara mereka ada yang bergabung dalam pemerintahan kerajaan, sehingga mempunyai
kekuasaan yang syah dalam kerajaan. Tetapi jumlah ini tidak banyak. Sebagian besar golongan agama tersebar di pedesaan, mereka hidup di antara rakyat sebagai
elite pedesaan, antara lain sebagai guru agama, juga sebagai wiraswasta antara lain, membuat anyaman-anyaman tikar dan alat-alat rumah tangga, membuat
perahu dan pedagang, sehingga mereka memiliki kekayaan yang akan menambah mereka dihormati dan dipercayai rakyat.
Ketiga, golongan penduduk biasa. Mayoritas penduduk Banjarmasin
adalah orang-orang Banjar dan Dayak.
29
Orang Dayak dianggap sebagai penduduk asli di pulau Kalimantan yang mempunyai kebudayaan yang berbeda
dibanding dengan orang Banjar. Ini terlihat dari bentuk mata pencaharian hidup dan kepercayaan mereka. Pada umumnya orang Banjar yang tinggal di pantai
hidup sebagai pedagang dan memeluk agama Islam. Sebaliknya orang Dayak kebanyakan tinggal di pedalaman hidup dari bercocok tanam serta mengumpulkan
hasil hutan. Mayoritas orang Dayak memeluk keprcayaan asli mereka yakni Kahariyangan.
30
Orang Banjar menempati status sosial ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Dayak karena mereka memegang jabatan tinggi
dalam struktur pemerintahan di Kesultanan Banjarmasin, seperti sultan dan mantri kepala desa. Sedangkan orang Dayak jika ingin masuk kedalam struktur
pemerintahan mereka harus memeluk agama Islam, dan hanya bisa menjabat sebagai Pembekal kepala kampung. Dengan demikian agama Islam memegang
peran penting bagi orang Dayak untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi dalam struktur sosial masyarakat di Kesultanan Banjarmasin.
Penduduk pada golongan ini kebanyakan hidup dari perdagangan, pertanian, menangkap ikan, kerajinan dan sebagainya.
31
Golongan pedagang sangat besar jumlahnya, sebagian besar cukup kekayaannya. Golongan pedagang
cukup dihargai di masyarakat, penghormatan pada seorang pedagang kaya akan
29
Han Knapen, Forest of Fortune? The environmental history of Southeast Borneo,
1600-1880 Leiden: KITLV Press, 2001, h. 77.
30
Carl Bock, The Head-hunters of Borneo, London: Sampson and Low, 1882, h. 164, lihat juga Victor King, People of Borneo, Cambridge: Blackwell, 1953, h. 31-32.
31
Alfred B. Hoedson, The Padju Empat Ma anyan Dayak in Historical Perspective, Cornell University, 1976, h. 12.
makin bertambah apabila pedagang tersebut masih ketururnan bangsawan. Penghormatan terhadap golongan pedagang biasanya dilihat dari besar kecilnya
usaha ataupun kaya atau tidaknya pedagang tersebut. Keempat,
golongan Pandeling
yaitu, mereka yang kehilangan kemerdekaan, akibat hutang-hutang yang tidak bisa mereka bayar. Biasanya
merekalah yang menjalankan perdagangan dari golongan saudagar, bila hutangnya lunas mereka menjadi orang-orang yang merdeka, disebut mardika. Selain itu
terdapat pula golongan budak yang berasal dari nasibnya dan sebagai tawanan perang. Susunan masyarakat tesebut merupakan susunan masyarakat sampai abad
XIX di Kesultanan Banjarmasin.
32
Dalam zaman perdagangan yang paling berperan dalam memainkan hak monopoli berada di tangan penguasa yaitu Sultan dan para pegawainya. Sultan
berperan sebagai penguasa atas barang yang dihasilkan oleh penduduk di pedalaman.
E. Perkembangan Agama Islam