Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Pelanggaran lalu lintas akhir-akhir ini semakin bertambah, maka hal ini terbukti dari analisa Polda Metro Jaya tentang angka kecelakaan kendaraan bermotor di jalan raya khususnya kecelakaan yang mengakibatkan kematian semakin meningkat. Oleh karena itu kendaraan bermotor sebagai fasilitas pendukung kehidupan manusia, kendaraan bermotor tidak dapat lagi dipisahkan dari aspek- aspek aktivitas hidup manusia. Kendaraan bermotor telah berkembang menjadi salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar. Maka tak dapat disangkal lagi, sebagai fasilitas pendukung seluruh kegiatan kehidupan, tanpa harus melihat lokasi, perkembangan kendaraan bermotor wajib setara dengan perkembangan kegiatan kehidupan. 3 Dengan demikian tingginya angka kecelakaan kendaraan bermotor dari tahun ketahun semakin meningkat. Dengan semakin terjadinya peningkatan jumlah kendaraan bermotor maka tingkat kecelakaan yang terjadi pun semakin meningkat. Pada 2003, jumlah kendaraan yang mengalami kecelakaan mencapai 19.091 unit, namun setahun kemudian meningkat menjadi 26.187 unit atau naik sekitar 37. Jumlah ini terus meningkat hingga pada 2006 mencapai 70.308 kasus kecelakaan atau meningkat 168 dibandingkan 2004. 4 Serta sebagaimana yang tertulis pada surat kabar atas wawancara kepala Polda Metro Jaya Irjen Pol 3 http:artikel.staff.uns.ac.id20081016rancangan-pengaman-kendaraan-bermotor- berbasis-ultrasonik 4 Ibid Wahyono mengatakan kecelakaan lalu lintas mengalami peningkatan sekitar 7,51 pada tahun 2008 jumlah kecelakaan sekitar 6.393 kasus, sedangkan tahun 2009 menjadi 6.896 atau naik sekitar 503 kasus. Kepala Polda melanjutkan pada tahun 2009 jumlah kendaraan bermotor yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas meningkat dari 10.131 pada tahun 2008 menjadi 10.707 atau naik 5,69 bila dibandingkan dengan jumlah kendaraan di tahun 2009, yaitu 10.481.620 maka yang terlibat kecelakaan adalah 0,01. Untuk korban luka berat meningkat sekitar 21,44. Menurut Irjen Pol Wahyono peningkatan jumlah kecelakaan di Ibu Kota selain di sebabkan infrastruktur, penyebab utama lainnya justru dari pengemudi dan kelaikan kendaraan. Irjen Pol Wahyono menegaskan sepeda motor masih mendominasi dari banyaknya jumlah kecelakaan. Kerugian materil akibat kecelakaan meningkat sekitar 0,55 menjadi Rp 12,3 miliar dari sebelumnya pada tahun 2008 sesbasar Rp 12,2 miliar. Walaupun adanya peningkatan jumlah kecelakaan, korban meninggal dunia mengalami penurunan dari 1.169 orang pada tahun 2008 menjadi 1.016 pada tahun 2009 atau turun 158 orang. 5 Dalam hal ini maka, peran serta masyarakat dan pihak pemerintah untuk senantiasa mematuhi tata tertib lalu lintas dalam mengurangi angka kecelakaan kendaraan bermotor di jalan raya. 5 Surat Kabar Harian Seputar Indonesia, Senin 4 Januari 2010 Di dalam kamus bahasa Indonesia arti ganti kerugian dan kecelakaan lalu lintas memiliki arti antara lain :Arti dari ganti rugi adalah termasuk salah satu kata majemuk, yang terdiri dari ganti dan rugi. Kata ganti mempunyai arti sesuatu yang jadi penukar sesuatu yang tidak ada atau hilang. 6 Harmukti Kridalaksana menyatakan kata rugi dengan tidak laba, tidak imbang, tidak bermanfaat, mudharat, tidak berfaedah, tidak berguna, gagal, kurang baik, kurang menguntungkan, hilang, habis. 7 Dari beberapa definisi tentang ganti rugi tersebut, maka penulis akan mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan ganti rugi yaitu hak seseorang untuk memperoleh pemenuhan atas tuntutannya yang berbentuk imbalan uang, karena adanya pelanggaran hukum. Adapun arti kecelakaan adalah peristiwa yang terjadi secara tidak terduga dan tidak diharapkan yang melibatkan paling sedikit satu kendaraan pada suatu ruas jalan yang berakibat munculnya korban jiwa korban luka ringan, luka berat dan meninggal dan kerugian materi kerugian yang mengalami kecelakaan maupun kerusakan pada jalan. Sedangkan arti lalu lintas adalah gerak pindah manusia dengan atau tanpa alat penggerak dari suatu tempat ketempat yang lain dengan menggunakan jalan sebagai ruang geraknya. 8 6 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : PN Balai Pustaka 1976, h 297 7 Harmukti Kridalaksana, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, Jakarta : Nusa Indah, 1981, h 144 8 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : PN Balai Pustaka 1976, h 395 Dari pemaparan yang penulis sampaikan di atas, banyak peristiwa kecelakaan lalu lintas yang korbannya meninggal dunia dan diproses oleh pihak yang berwajib polisi melalui jalur hukum. Akan tetapi dalam hal di atas menarik perhatian penulis untuk menyusun skripsi dalam pemberian sanksi pidana bagi pelaku yang berupa ganti kerugian. Oleh karena itu penulis menyusun skripsi yang berjudul : ’’PIDANA GANTI KERUGIAN PADA KECELAKAAN KENDARAAN BERMOTOR YANG MENGAKIBATKAN TEWASNYA KORBAN SUATU TINJAUAN HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM .’’

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Agar dalam pembahasan penelitian ini terarah dan tersusun secara sistematis pada tema bahasan yang menjadi titik sentral, maka perlu penulis perjelas tentang pokok-pokok bahasan dengan memberikan perumusan dan pembatasan masalah. Untuk mendapatkan pembahasan yang objektif, maka dalam skripsi ini penulis membatasi, meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Kecelakaan Lalu Lintas yang penulis maksud, adalah kecelakaan kendaraan bermotor yang mengakibatkan tewasnya pada korban. 2. Hukum Islam yang penulis maksud, adalah kajian hukum Islam yang membahas tentang di sengaja atau tidak di sengaja serta pembayaran diyat bagi pelaku jarimah. 3. Hukum positif yang penulis maksud, adalah Undang-undang yang berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas. Dari pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Pengertian Ganti Kerugian dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif ? 2. Bagaimana Perspektif Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Positif tentang Pidana Ganti Kerugian Pada Kecelakaan Kendaraan Bermotor yang Mengakibatkan Tewasnya Korban?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun Tujuan dan Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menjelaskan mengenai pengertian kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan tewasnya korban. 2. Menjelaskan tentang betapa pentingnya keselamatan dalam berkendara sepeda motor dengan baik dan taat pada hukum yang berlaku.