Kronologi Perkara ANALISIS PIDANA GANTI KERUGIAN PADA KECELAKAAN

suatu kejahatan pembunuhan yang kemudian diberikan kepada pihak korban atau ahli warisnya. Diyat menurut istilah adalah harta yang diberikan kepada korban atau keluarganya sebagai ganti kerugian bagi tindakannya dalam membunuh atau melukai seseorang. 2 Diyat merupakan hukuman pengganti dari hukuman pokok, yakni qishash. Diyat adalah upaya penggantian hukum yang mana dari pihak si pelaku jarimah menawarkan kepada pihak si korban dengan ganti kerugian atau denda, yang mana denda atau ganti kerugian tersebut suatu hukuman bagi si pelaku jarimah bisa dikatakan lebih ringan bahkan bisa dihapuskan karena dengan adanya denda atau ganti rugi yang ditawarkan dari pihak si pelaku kepada pihak si korban yang menyetujuinya. Sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nisa ayat 91 yang telah penulis sampaikan pada bab sebelumnya. Serta Hadits Nabi yang berbunyi: Hukuman diyat atau kaffarat merupakan hukuman untuk pelaku tindak pidana pembunuhan karena tersalah atau dikarenakan kelalaian. 3 Ketentuan pelaksanaan hukuman terhadap pelaku tindak pidana pembunuhan tidak sengaja, dalam hal ini harus merujuk apa yang telah ditetapkan di dalam Al-Qur’an suroh An-Nisa ayat 92 yang menyatakan bahwa pelaku tindak pidana harus menyerahkan 100 ekor unta sebagai ganti rugi atau diyat dengan ketentuan sebagai berikut: 2 Abdoel Majieb dkk, Kamus istilah fiqh, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, cet,III, hal. 60 3 A. Djazuli, Fiqh Jinayah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, hal. 123 a. Kewajiban pembayaran dibebankan kepada aqilah keluarga. b. Pembayaran dapat diangsur selama tiga tahun. c. Komposisi diyat terbagi menjadi lima kelompok, yakni: 1 20 ekor unta bintu makhad unta betina 1-2 tahun 2 20 ekor unta ibnu makhad unta jantan 1-2 tahun menurut Hanafiyah, Hanabilah, atau 20 ekor unta ibnu labun unta jantan umur 2-3 tahun menurut Malikiyah dan Syafi’iyyah. 3 20 ekor unta bintu labun unta betina umur 2-3 tahun 4 20 ekor unta hiqqoh unta umur 3-4 tahun 5 20 ekor unta jadza’ah unta umur 4-5 tahun. 4 Sedangkan menurut pendapat Imam Malik, Syafi’i dan Ahmad waktu pembayaran diyat adalah harus disegerakan dan tidak boleh di akhirkan walaupun walliy al-dam membolehkannya, karena diyat pembunuhan sengaja merupakan pengganti qishash dan qishash tidak boleh di akhirkan. 5 Kewajiban pembayaran diyat dibebankan oleh aqilah, yaitu kerabat yang berhak menjadi ahli waris bagi si pelaku. Hukuman pokok lainnya adalah dengan memerdekakan hamba sahaya atau digenti dengan berpuasa dua bulan berturut- turut dan hukuman tambahannya ialah tidak dapat mewarisi harta dari orang yang telah dibunuhnya walaupun pembunuhannya karena kesalahan. 4 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, hal. 175 5 Sebagaimana dikutip oleh A. Djazuli, Fiqh Jinayah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, hal. 162