Dalam Hukum Islam Tujuan Dan Sanksi Pidana

Menurut Ahmad Hanafi hukuman itu sendiri dapat dibegi menjadi beberapa penggolongan dilihat dari segi tujuannya, diantaranya : 1. Dari segi hubungan atara satu hukuuman dengan hukuman lainnya : a. Hukuman pokok, yaitu hukuman asal bagi satu jarimah. seperti hukuman rajam bagi pezina. b. Hukuman pengganti, yaitu hukuman yang menggantikan hukuman pokok apabila hukuman itu tidak dapat dilaksanakan dengan alas an yang sah. Seperti hukuman diyat sebagai pengganti hukuman qishash. c. Hukuman tambahan, yaitu hukuman yang mengikuti hukuman pokok seperti larangan menerima warisan bagi seseorang yang melakukan pembunuhan terhadap keluarganya. d. Hukuman pelengkap, yaitu hukuman yang mengikuti hukuman pokok dengan syarat adanya keputusan tersendiri oleh hakim. 2. Dari segi kekuasaan hakim dalam menentukan berat ringannya sebuah hukuman : a. Hukuman yang tidak ada batas tertinggi dan terendahnya seperti pada hukuman jilid sebagai hukuuman had b. Hukuman yang mempunyai batas tertinggi dan terendahnya dalam satu hukuman, dimana seorang hakim diberikan kebebasan untuk melakukan penjatuhan hukuman diantara kedua batas tersebut. 3. Dari besarnya suatu hukuman yang telah ditentukan : a. Hukuman yang telah ditentukan macam dan besarnya suatu hukuman. Maka hakim harus melaksanakan hukuman tersebut tanpa harus mengurangi atau menambahkan hukuman bahkan mengganti hukuman lain. b. Hukuman yang telah diserahkan kepada hakim untuk memilih sekumpulan hokum yang telah ditetapkan oleh syara’ agar dapat disesuaikan dengan keadaan pembuat dan perbuatannya dapat disebut dengan hukuman pilihan. 4. Dari segi tempatsasaran dilaksanakannya hukuman: a. Hukuman jiwa adalah hukuman yang dikenakan atas jiwa seseorang seperti ancaman dan menegur. b. Hukuman badan adalah hukuman yang dijatuhkan atas badan diantaranya hukuman mati, hukuman dera, hukuman penjara. c. Hukuman harta adalah hukuman yang dijatuhkan atas harta seseorang diantaranya hukuman denda, hukuman diyat dan perampasan harta. 5. Dilihat dari jenis jarimah yang diancamkan hukuman: a. Hukuman hudud adalah hukuman yang telah ditetapkan oleh syara’ untuk jarimah atau tindak pidana hudud. b. Hukuman qishash dan diyat adalah hukuman yang telah ditetapkan untuk jarimah qishash dan diyat. c. Hukuman kafarat adalah hukuman yang ditetapkan untuk sebagian jarimah qishash dan diyat dan sebagian jarimah ta’zir. d. Hukuman ta’zir adalah hukuman yang ditetapkan untuk jarimah tindak pidana ta’zir.

2. Dalam Hukum Positif

Dalam hukum pidana positif terdapat beberapa pemikiran yang menjadi munculnya teori mengenai tujuan hukum diantaranya adalah: 39 a. Tujuan Pemidanaan Teori Absolut Pada dasarnya terdapat tiga pokok pemikiran tentang tujuan pemidanaan, yaitu: 1. Untuk memperbaiki pribadi pelaku tindak pidana 2. Untuk membuat orang menjadi jera untuk melakukan kejahatan 39 P.A.F. Lamintang, Hukum Penitensier Indonesia, Bandung: Armico, 1984, Cet I, hal 23 3. Untuk membuat para pelaku tindak pidana menjadi tidak mampu untuk melakukan kejahatan. b. Teori Tujuan doeltheorien 1. Tujuan untuk memulihkan kerugian yang ditimbulkan oleh penjahat. 2. Tujuan untuk mencegah agar orang lain tidak melakukan kejahatan. 40 Teori pencegahan terbagi menjadi dua, yakni: 1. Teori-teori pencegahan umum atau algemene preventie theorien yaitu semata-mata dengan membuat jera setiap orang agar orang lain tidak melakukan kejahatan. 2. Teori-teori pencegahan khusus atau bijzondare preventie theorien yaitu dengan membuat jera, dengan memperbaiki dan membuat penjahatnya tidak mampu untuk melakukan kejahatan-kejahatan lagi. Adapun tujuan pidana menurut hukum pidana, yaitu: 1 Untuk menakut-nakuti orang agar tidak melakukan kejahatan, baik secara menakut-nakuti orang tertentu yang sudah menjalankan kejahatan, agar dikemudian hari tidak melakukan kejahatan lagi speciale preventie. 40 Ibid, hal 27