“Ta’zir adalah bentuk hukuman yang tidak disebutkan ketentuan kadar hukumnya oleh syara’ dan menjadi kekuasaan waliyyul amri atau hakim”.
Ta’zir menurut bahasa ialah ta’dib atau memberi pelajaran.
21
Sedangkan menurut istilah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Al- Mawardi, sebagai berikut:
ﻢﻟ بﻮﻧذ ﻰﻠﻋ ﺐﯾدﺎﺗ ﺮﯾﺰﻌﺘﻟاو دوﺪﺤﻟا ﺎﮭﯿﻓ عﺮﺸﺗ
Artinya: Ta’zir adalah hukuman pendidikan atas dosa tindak pidana yang belum
ditentukan hukumannya oleh syara’.
22
Para fuqoha ,mengartikan jarimah ta’zir sebagai hukuman yang tidak ditentukan oleh Al-Qur’an dan Hadits yang berkaitan dengan kejahatan yang
melanggar hak Allah dan hak hamba yang berfungsi untuk memberi pelajaran kepada pelaku jarimah dan mencegahnya untuk tidak mengulangi kejahatan
serupa.
23
Jarimah ta’zir terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
24
a. Jarimah hudud atau qishash diyat yang syubhat atau tidak memenuh
syarat, namun sudah merupakan maksiat.
21
Abdul Qadir Audah, hal 80
22
Al-Mawardi, hal 236
23
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2000, cet ke-1, hal 141
24
H. A. Djazuli, Fiqh Jinayah upaya menanggulangi kejahatan dalam islam, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2000, cet ke-3, hal 13
b. Jarimah-jarimah yang ditentukan oleh Ulul Amri untuk kemaslahatan
umum.
2. Menurut Hukum Positif
Penulis akan menguraikan beberapa definisi para ahli tentang hukum pidana dari beberpa karya ilmiah, antara lain:
Definisi Hukum pidana menurut E Utrecht adalah himpunan peraturan-peraturan yang mengatur atau mengurus suatu masyarakat dan
karena itu harus di taati oleh masyarakat itu.
25
Sedangkan arti hukum pidana yang disampaikan oleh R. Abdoel Djamali, ialah: ketentuan-ketentuan yang
mengatur dan membatasi tingkah laku manusia dalam meniadakan pelanggaran kepentingan umum.
26
Dari pendapat para ahli yang telah penulis uraikan, penulis lebih setuju arti hukum pidana yang disampaikan oleh Prof.
Moeljatno S.H sebagai berikut:
27
Hukum Pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatu Negara, yang menjadikan dasar-
dasar dan aturan-aturan untuk:
25
Sebagaimana dikutip oleh Waluyadi, Pegantar Ilmu Hukum dalam perspektif hokum positif, Jakarta: Djambatan, cet ke- , hal 2
26
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993, cet ke-3, hal 153
27
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet ke-7, hal 1
a. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang
dilarang disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar larangan tersebut.
b. Menentukan kapan dan hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar
larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pdana sebagaimana yang telah di ancamkan
c. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan itu dapat ddilaksanakan
apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut. Dari beberapa definisi yang telah penulis uraikan, maka penulis akan
menyimpulkan arti hukum pidana, yaitu: suatu himpunan peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang diatur oleh Negara dalam mengatur serta
membatasi tingkah laku seseorang agar tidak terjadinya pelanggaran dan kejahatan dalam suatu lingkungan masyarakat demi menegakkan keadilan.
B. Pengertian Tindak Pidana 1. Menurut Hukum Islam
Dalam hukum Islam kata jarimah mencakup perbuatan ataupun tidak berbuat, mengerjakan atau meninggalkan, aktif ataupun pasif. Jadi pengertian
jarimah menurut Imam Al-Mawardi sebagai berikut: