Teknik Penulisan Sistematika Penulisan

BAB III Pengertian ganti kerugian menurut Hukum Islam dan Hukum Positif. Yang terdiri dari dua sub bab, yakni : Ganti Kerugian menurut Hukum Islam, Ganti kerugian menurut Hukum Positif. BAB IV Kajian Hukum Pidana Islam Dan Hukum Pidana Positif tentang Pidana Ganti Kerugian Pada Kecelakaan Kendaraan Bermotor yang Mengakibatkan Tewasnya Korban yang terdiri dari tiga sub bab, yakni : Menurut Hukum Pidana Islam, Menurut Hukum Pidana Positif, Analisa dan Perbandingan. BAB V Penutup, yang terdiri dari dua sub bab, yang pertama kesimpulan, yang kedua saran-saran 13

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PIDANA DAN TINDAK PIDANA

MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

A. Pengertian Hukum Pidana 1. Menurut Hukum Islam

Pidana dalam istilah hukum Islam disebut Jinayah yang memiliki arti perbuatan dosa, perbuatan salah atau perbuatan jahat. 1 Adapun kata jinayah berasal dari kata masdar kata asli dari kata kerja fi’il madhi janaa yang mengandung arti suatu kerja yang diperuntukkan bagi satuan laki-laki yang telah berbuat dosa atau salah. 2 Pelaku kejahatan itu sendiri itu disebut dengan jaani. 3 yang merupakan bentuk singular bagi laki-laki atau bentuk mufrad mudzakkara sebagai pembuat kejahatan atau ism fa’il. Sedangkan sebutan untuk pelaku kejahatan wanita adalah jaaniah yang artinya wanita yang telah berbuat dosa. 4 Untuk orang yang menjadi sasaran atau objek perbuatan si jaani atau si jaaniah atau mereka yang terkena dampak dari perbuatan si pelaku dinamai mujnaa alaih atau korban. Maka dapat disimpulkan pengertian jinayah, yakni 1 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawwir Bahasa Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, hal 216 2 Ibid, hal 217 3 Ibid, hal 217 4 Ibid, hal 217 memiliki arti semua perbuatan yang diharamkan oleh syara’ hukum islam. 5 Menurut Prof. Drs. H. A. Djazuli jinayah memiliki dua jenis pengertian, yaitu: pengertian luas dan pengertian sempit. Adapun jinayah dalam arti yang luas adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syara’ dan dapat mengakibatkan hukuman had atau ta’zir. Sedangkan jinayah dalam arti yang sempit adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syara’ dan dapat menimbulkan hukuman had, bukan ta’ir. 6 Dr. Abdul Qadir Audah dalam kitabnya At-Tasyri Al Jina’I Al Islamy menjelaskan arti kata jinayah sebagai berikut: ﻟا ﺔﻐﻟ ﺔﯾ ﺎﻨﺠ ﯾ ﺎﻤﻟ ﻢﺳا ﺠ ﻮﺳ ﺎﻋﺮﺷ مﺮﺤﻣ ﻞﻌﻔﻟ ﻢﺳا ﺎﺣ ﻼﻄﺻاؤ ﮫﺒﺴﺘﻛ ا ﺎﻣ ﺮﺷ ﻦﻣ ءﺮﻤﻟ ا ﮫﯿﻨ ءا وا ﺲﻔﻧ ﻰﻠﻋ ﻞﻌﻔﻟا ﻊﻗؤ ﻚﻟذ ﺮﯿﻏؤا لﺎﻣ 7 Artinya : “Jinayah menurut bahasa merupakan nama bagi suatu perbuatan jelek seseorang. Adapun menurut istilah adalah nama bagi suatu perbuatan yang diharamkan syara’, baik perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta benda, maupun selain jiwa dan harta benda.” Sayid Sabiq mendefinisikan jinayah sebagai berikut: ﻨﺠﻟ ﺎﺑ داﺮﻤﻟاو ﺎ ﺎﺸﻟا فﺮﻋ ﻰﻓ ﺔﯾ ﻞﻛ عر ﻦﻣ ﮫﯿﻓ ﺎﻤﻟ ﮫﯿﻓ ﻊﻨﻣو عرﺎﺸﻟا هﺮﻈﺣ ﻞﻌﻓ ﻞﻛ مﺮﺤﻤﻟا ﻞﻌﻓ ل ﺎﻤﻟا وا ضﺮﻌﻟا وا ﻞﻘﻌﻟا وا ﺲﻔﻨﻟاوا ﻦﯾﺪﻟا ﻲﻠﻋ ﻊﻗاو رﺮﺿ . 8 5 Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2000, cet ke-1, hal 12 6 H. A. Djazuli, Fiqh Jinayah upaya menanggulangi kejahatan dalam islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000, cet ke-3, hal 2 7 Abdul Qadir Audah, At-Tasyri’ Al-Jina’i Al-Islamy, Beirut: Ar-Risalah, , hal 67 8 Sayid Sabiq, Fiqh As-Sunnah juz II; Beirut, Dar-Al-Fikr, 1980, cet ke-2, hal 427