Unsur Atau Rukun Jinayah

2. Adanya unsur perbuatan yang membentuk jinayah, baik berupa melakukan perbuatan yang dilarang atau meninggalkan perbuatan yang diharuskan. Unsure ini dikenal dengan istilah “unsur material” Ar-Rukn al-Madi. 3. Pelaku kejahatan adalah orang yang dapat menerima khithab atau dapat memahami taklif, artinya pelaku kejahatan adalah seorang mukallaf, sehingga mereka dapat dituntut atas kejahatan yang mereka lakukan. Unsur ini dikenal dengan istilah “unsur moral” Ar-Rukn al-adabi

C. Jenis-jenis Tindak Pidana Dalam Hukum Islam Jarimah

Para ulama membagi jenis jarimah dalam tiga bagian, diantaranya :

1. Jarimah Hudud

Jarimah Hudud adalah suatu jarimah yang bentuknya telah ditentukan syara’ sehingga terbatas jumlahnya serta ditentukan pula hukumannya secara jelas, baik didalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Jarimah ini termasuk hak Allah SWT bagi masyarakat banyak dalam memelihara kepentingan, ketentraman, dan keamanan masyarakat. Maksud hak Allah dalam jarimah ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhammad Syaltut sebagai berikut: ﺪﺣاﻮﺑ ﺺﺘﺨﯾ ﻢﻟو ﺔﯾﺮﺸﺒﻟا ﺔﻋﺎﻤﺠﻠﻟ مﺎﻌﻟا ﻊﻔﻨﻟا ﮫﺑ ﻖﻠﻌﺗ ﷲا ﻖﺣ سﺎﻨﻟا ﻦﻣ 16 Artinya : Hak Allah adalah suatu hak yang manfaatnya kembali kepada masyarakat dan tidak tertentu bagi seseorang. 16 Muhammad Syaltut, Al Islam’Aqidah wa Syari’ah, Dar Al-Qolam, Cet III, 1966, hal 296 Maksud pendapat yang dikemukakan oleh Muhammad Syaltut adalah bahwa hukuman hudud tidak bisa dihapuskan oleh perseorangan orang yang menjadi korban atau keluarganya atau oleh masyarakat yang diwakili oleh Negara. Jarimah hudud ini menurut para ulama terbagi menjadi tujuh macam jarimah, yakni: perzinaan, qadzaf menuduh zina, minum khamr meminum- minuman keras, pencurian, perampokan, pemberontakan dan murtad.

2. Jarimah Qishash Diyat

Bentuk Jarimah ini tidak berbeda jauh dengan jarimah hudud. Namun terdapat satu perbedaan antara jarimah hudud dan jarimah qishash diyat, yakni hak perseorangan atau hak adami maksudnya korban atau ahli warisnya dapat memaafkan perbuatan pelaku jarimah, meniadakan qishash dan menggantinya dengan diyat atau meniadakan diyat sama sekali. Sedangkan menurut pendapat yang dikemukakan oleh Muhammad Syaltut tentang hak adami individu adalah: سﺎﻨﻟا ﻦﻣ ﻦﯿﻌﻣ ﺪﺣاﻮﻟ صﺎﺧ ﻊﻔﻧ ﮫﺑ ﻖﻠﻌﺗ ﺎﻣ ﻮﮭﻓ ﺪﺒﻌﻟا ﻖﺣ 17 Artinya: Hak manusia adalah suatu hak yang manfaatnya kembali kepada orang tertentu. 17 Muhammad Syaltut, Al-Islam’Aqidah wa Syari’ah; Dar Al-Qalam, cet ke-3, 1966, hal 296