Maksud pendapat yang dikemukakan oleh Muhammad Syaltut adalah bahwa hukuman hudud tidak bisa dihapuskan oleh perseorangan orang yang
menjadi korban atau keluarganya atau oleh masyarakat yang diwakili oleh Negara.
Jarimah hudud ini menurut para ulama terbagi menjadi tujuh macam jarimah, yakni: perzinaan, qadzaf menuduh zina, minum khamr meminum-
minuman keras, pencurian, perampokan, pemberontakan dan murtad.
2. Jarimah Qishash Diyat
Bentuk Jarimah ini tidak berbeda jauh dengan jarimah hudud. Namun terdapat satu perbedaan antara jarimah hudud dan jarimah qishash diyat, yakni
hak perseorangan atau hak adami maksudnya korban atau ahli warisnya dapat memaafkan perbuatan pelaku jarimah, meniadakan qishash dan menggantinya
dengan diyat atau meniadakan diyat sama sekali. Sedangkan menurut pendapat yang dikemukakan oleh Muhammad Syaltut tentang hak adami individu
adalah: سﺎﻨﻟا ﻦﻣ ﻦﯿﻌﻣ ﺪﺣاﻮﻟ صﺎﺧ ﻊﻔﻧ ﮫﺑ ﻖﻠﻌﺗ ﺎﻣ ﻮﮭﻓ ﺪﺒﻌﻟا ﻖﺣ
17
Artinya: Hak manusia adalah suatu hak yang manfaatnya kembali kepada orang
tertentu.
17
Muhammad Syaltut, Al-Islam’Aqidah wa Syari’ah; Dar Al-Qalam, cet ke-3, 1966, hal 296
Jarimah qishashdiyat meliputi: pembunuhan sengaja, pembunuhan semi sengaja, pembunuhan karena kesalahan, pelukaan sengaja. Imam Malik
membagi pembunuhan menjadi dua macam: pembunuhan sengaja dan pembunuhan karena kesalahan. Sedangkan menurut Drs. H. A. Wardi Muslich,
jarimah qishash dan diyat hanya ada dua macam, yaitu pembunuhan dan penganiayaan. Akan tetapi jika diperluas maka terdapat lima macam, yaitu:
18
a. Pembunuhan Sengaja
ﺪﻤﻌﻟا ﻞﺘﻘﻟا b.
Pembunuhan menyerupai sengaja ﺪﻤﻌﻟا ﮫﺒﺷ ﻞﺘﻘﻟا c.
Pembunuhan karena kesalahan ءﺎﻄﺨﻟا ﻞﺘﻘﻟا d.
Penganiayaan sengaja ﺪﻤﻌﻟا حﺮﺠﻟا e.
Penganiayaan tidak sengaja ءﺎﻄﺨﻟا حﺮﺠﻟا
3. Jarimah Ta’zir
Ta’zir secara etimologis berarti menolak atau mencegah
19
Ar-Rad wa Man’u. Sedangkan Ta’zir menurut terminologis adalah
ﻲﻟﻮﻟ ﺎھﺮﯾﺪﻘﺗ كﺮﺗو ﺎھراﺪﻘﻣ نﺎﯿﺒﺑ عر ﺎﺸﻟ ا ﻦﻣ دﺮﯾ ﻢﻟ ﻲﺘﻟ ا ت ﺎﺑﻮﻘﻌﻟا ﻮھ ﺮﯾﺰﻌﺘﻟا ﺿ ﺎﻘﻟواﺮﻣﻻا
ﻦﯾﺪھ ﺎﺠﻤﻟا ﻲ
20
Artinya:
18
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, cet ke-1, hal 19
19
Abdul Aziz, “Amir At-Ta’zir fi Asy-Syari’ah Al-Islamiyah, Dar Al-Fikr Al-Araby, cet IV, 1969, hal 52
20
Sebagaimana dikutip oleh Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2000, cet ke-1, hal