Dalam Hukum Positif Tujuan Dan Sanksi Pidana
3. Untuk membuat para pelaku tindak pidana menjadi tidak mampu
untuk melakukan kejahatan.
b. Teori Tujuan doeltheorien
1. Tujuan untuk memulihkan kerugian yang ditimbulkan oleh
penjahat. 2.
Tujuan untuk mencegah agar orang lain tidak melakukan kejahatan.
40
Teori pencegahan terbagi menjadi dua, yakni: 1.
Teori-teori pencegahan umum atau algemene preventie theorien yaitu semata-mata dengan membuat jera setiap orang agar orang
lain tidak melakukan kejahatan. 2.
Teori-teori pencegahan khusus atau bijzondare preventie theorien yaitu dengan membuat jera, dengan memperbaiki dan membuat
penjahatnya tidak mampu untuk melakukan kejahatan-kejahatan lagi.
Adapun tujuan pidana menurut hukum pidana, yaitu: 1
Untuk menakut-nakuti orang agar tidak melakukan kejahatan, baik secara menakut-nakuti orang tertentu yang sudah menjalankan
kejahatan, agar dikemudian hari tidak melakukan kejahatan lagi speciale preventie.
40
Ibid, hal 27
2 Untuk mendidik atau memperbaiki orang-orang yang sudah
menandakan suka melakukan kejahatan, agar menjadi orang yang baik tabi’atnya, sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
Sedangkan tujuan hukum pidana terbagi menjadi dua, yaitu:
41
a. Teori Absolut vergeldingstheorien
Menurut teori ini, hukuman dijatuhkan sebagai pembalasan terhadap para pelaku karena telah melakukan kejahatan yang
mengakibatkan kesengsaraan terhadap orang lain atau anggota masyarakat.
b. Teori Relatif Doelthehorien
1. Menjerakan, yaitu menjerakan si pelaku tindak pidana
agar tidak mengulangi perbuatannya 2.
Memperbaiki pribadi pelaku 3.
Membinasakan atau membuat pelaku tindak pidana tidak berdaya. Membinasakan berarti menjatuhkan hukuman
mati, sedangkan membuat pelaku tindak pidana tidak berdaya dilakukan dengan menjatuhkan hukuman seumur
hidup. Keberadaan sanksi hukuman merupakan aturan yang dapat menjaga
ketertiban dalam masyarakat. Adapun sanksi hukuman merupakan wujud
41
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas hukum pidana di indonesia, Bandung: Eresco, 1986, Cet III, hal 18
dari norma hokum. Keberadaan sanksi merupakan alat pemaksa agar seseorang mentaati norma-norma yang berlaku.
42
Adanya suatu pelanggarn atau kejahatan maka sanksi akan disesuaikan dengan akibat
yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut. Sanksi dalam hokum pidana menurut pasal 10 KUHP terbagi menjadi dua macam antara lain:
1. Pidana Pokok a. Pidana mati, pidana ini merupakan pidana terberat diantara semua
pidana yang diancam atas kejahatan yang berat seperti pembunuhan berencana pasal 340 KUHP dan pencurian dengan
kekerasan pasal 365 ayat 4. b. Pidana penjara, merupakan pembatasan kemerdekaan atau
kebebasan seseorang. Hukuman ini lebih berat dari pada hukuman kurungan karena diancamkan atas berbagai kejahatan. Hukuman
penjara minimum satu hari dan maksimum penjara seumur hidup sebagaimana yang terdapat dalam pasal 12 KUHP.
c. Pidana kurungan adalah pemberian hukuman yang lebih ringan daripada hukuman penjara kepada pelaku. Dikarenakan untuk
pelaku pelanggaran atau kejahatan karena kelalaian. Adapun masa kurungan dibatasi paling sedikit satu hari dan paling lama satu
tahun.
42
S.R Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana Di Indonesia dan penerapannya, Jakarta : Alumni Ahaem-Petehaem, 1996, hal. 226
d. Denda adalah hukuman yang dapat diancamkan pada pelaku kejahatan yang adakalanya sebagai alternative atau kumulatif.
Hukuman ini dapat dibatasi oleh siapapun baik dari pihak keluarga atau pihak kerabat atau kenalan.
Pidana tambahan adalah pemberian hukuman yang dapat dijatuhkan bersamaan dengan hukuman pokok dan hakim tidak
mempunyai kewajiban untuk menjatuhkannya. 2. Pidana tambahan
a. Pencabutan hak-hak tertentu, lamanya pencabutan hak tersebut
diserahkan kepada putusan. b.
Perampasan barang-barang tertentu adalah perampasan barang hasil kejahatan atau barang milik terpidana yang digunakan untuk
melaksanakan kejahatannya sebagaimana yang terdapat dalam pasal 39 KUHP.
c. Pengumuman putusan hakim, bertujuan untuk memberitahukan
kepada seluruh masyarakat agar masyarakat dapat lebih berhati- hati terhadap si terhukum dan prosedurnya diatur dalam pasal 43
KUHP, yang berbunyi : “Apabila hakim memerintahkan supaya putusan diumumkan
berdasarkan Kitab Undang-undang ini atau aturan-aturan umum lainnya, maka harus ditetapkan pula bagaimana cara melaksanakan perintah itu
atas biaya terpidana.
41