Menurut Hukum Positif Jenis-jenis Tindak Pidana Dalam Hukum Islam Jarimah

a. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar larangan tersebut. b. Menentukan kapan dan hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pdana sebagaimana yang telah di ancamkan c. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan itu dapat ddilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut. Dari beberapa definisi yang telah penulis uraikan, maka penulis akan menyimpulkan arti hukum pidana, yaitu: suatu himpunan peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang diatur oleh Negara dalam mengatur serta membatasi tingkah laku seseorang agar tidak terjadinya pelanggaran dan kejahatan dalam suatu lingkungan masyarakat demi menegakkan keadilan.

B. Pengertian Tindak Pidana 1. Menurut Hukum Islam

Dalam hukum Islam kata jarimah mencakup perbuatan ataupun tidak berbuat, mengerjakan atau meninggalkan, aktif ataupun pasif. Jadi pengertian jarimah menurut Imam Al-Mawardi sebagai berikut: ﯾﺰﻌﺗ وا ﺪﺤﺑ ﺎﮭﻨﻋ ﻲﻟﺎﻌﺗ ﷲاﺮﺟز ﺔﯿﻋﺮﺷ تارﻮﻈﺤﻣ مءاﺮﺠﻟا ﺮ . 28 Artinya: “ Segala larangan syara’ melakukan hal-hal yang dilarang dan atau meninggalkan hal-hal yang diwajibkan yang diancam dengan hukuman had atau ta’zir. Abdul Qodir Audah pun mendefinisikan jarimah sebagaimana yang telah didefinisikan Imam Al-Mawardi dengan menjelaskan kata تارﻮﻈﺤﻣ. mahdzurot larangan sebagai berikut: كﺮﺗ واﻮھ ﮫﻨﻋ ﻲﮭﻨﻣ ﻞﻌﻓ نﺎﯿﺗا ﺎﻣا ﮫﺑرﻮﻣ ﺎﻣ ﻞﻌﻓ 29 Artinya: “Yang dimaksud dengan mahdzurot larangan adalah melakukan suatu perbuatan yang dilarang atau meninggalkan suatu perbuatan yang diperintahkan.” Jarimah memiliki unsure umum dan unsure khusus. Adapun unsure umum suatu jarimah adalah unsure-unsur yang terdapat pada setiap jenis jarimah, yakni unsure formal diantaranya al-Rukn al-Syar’iy, yaitu telah adanya aturannya; al-Rukn al-Madi, yaitu telah ada perbuatannya; al-Rukn al-Adabiy, yaitu ada pelakunya. Sedangkan unsure khusus suatu jarimah adalah unsure yang terdapat pada suatu jarimah, namun tidak terdapat pada jarimah lain. 30 28 Al-Mawardi, al-ahkam al-Shulthoniyah 1973, hal 219 29 Abdul Qadir Audah, At-Tasyri’ Al-Jina’i Al-Islamy, Beirut: Ar-Risalah, , hal 66 30 H. A. Djazuli, Fiqh Jinayah upaya menanggulangi kejahatan dalam islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000, cet ke-3, hal 12