kepada cerita asal usul adanya padi. Karena padi menurut mereka adalah yang berasal dari salah seorang anak raja yang telah jatuh miskin, anak raja tersebut
yang bernama Fatimah yang dipotong Ayahnya ditengah sawah, yang singkat cerita akhirnya dari tempat pemotongan tersebut tumbuhlah padi. Maka
masyarakat Desa Tanjung Raya tetap melaksanakan upacara mangan ahai fallo sebagai tanda kasih sayang kepada anak tersebut, dengan izin Allah SWT dia mau
mengorbankan nyawanya demi kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu masyarakat setempat tidak akan bosan-bosanya melaksanakan upacara mangan
ahai fallo dengan meriah, disini adalah masyarakat senantiasa menampilkan hiburan berupa tari-tarian, lagu-lagu yang bawa ibu-ibu warga tani, karena mereka
mengingat padi itulah yang menjadi kebutuhan pokok bagi manusia. Dengan begitu mereka tetap ikut merayakan upacara mangan ahai fallo yaitu demi
mengucapkan rasa syukur yang diberikan Allah SWT kepada mereka dan upacara ini sudah menjadi tradisi dari nenek moyang mereka.
3.2. Musyawarah dalam Rangka Merancang untuk Persiapan Mangan Ahai Fallo.
Dalam musyawarah upacara mangan ahai fallo di Desa Tanjung Raya, ada beberapa tahap yang akan dilalui. Dalam musyawarah harus ada seorang ketua
blang yang sering disebut dengan sebutan bahasa Simeulue adalah keujeurun blang yang akan memimpin musyawarah. Dalam musyawarah harus hadiri oleh
kaum ibu dan kaum bapak yang bertujuan untuk membicarakan apa-apa saja yang akan disediakan pada hari ”H” nantinya. Pertama akan membicarakan masalah
Universitas Sumatera Utara
makanan dan minuman, serta akan ditunjuk siapa yang akan bersedia membawak hidangan nasi tersebut baik itu berupa hidangan nasi lengkap atau pulut ini
ditujuhkan kepada masing-masing aparat desa dan siapa diantara mereka yang bersedia membawa hidangan maupun minuman ini diserahkan kepada mereka,
setelah itu pak keucik blang akan mengiahkan. Kedua, membicarakan masalah tempat pelaksanaan upacara mangan ahai
fallo. Para kaum ibu-ibu juga ikut serta dalam hal ini yaitu membicarakan terkait dengan perlengkapan, mereka ditugaskan untuk menghias serta membersihan
tempat pelaksanaan upacara mangan ahai fallo yaitu bertempat di balai desa. Selain itu keujerun blang akan menyampaikan kepada anggota rapat, supaya
mereka menyampaikan kepada yang lain yaitu para anggota masyarakat yang tidak telibat dalam musyawarah pada hari ini. Supaya mereka pada hari ”H”
membawa nasi rantang dari masing-masing warga tani.
3.3. Iuran Upacara Mangan Ahai Fallo
Sumber dana dalam upacara mangan ahai fallo tidak dipungut biaya melainkan masyarakat sendiri yang menanggung ini semua, karena ini sudah
menjadi kewajiban dia sebagai warga tani untuk menyediakan nasi rantang. Dan bukan itu saja masyarakat juga bersedia apapun yang ditugaskan oleh seorang
keujeurun blang. Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Rajman.
“Memang tidak ada ketepan berapa iuran yang akan dikeluarkan dalam upacara mangan ahai fallo yang jelas upacara tersebut sudah menjadi
keharusan masyarakat untuk menyediakan makanan apapaun itu jenisnya”.
Pada pelaksanaan upacara mangan ahai fallo masyarakat juga harus membawa hidangan nasi lengkap serta dengan lauk pauknya diletakkan di atas
Universitas Sumatera Utara
talam ditutup dengan tudung yang telah dihias. Nasi ini yang dibawa oleh para aparat desa dari masing-masing kepala keluarga, dan bukan itu saja dari anggota
masyarakat juga dibebankan juga membawa nasi rantang, beserta pulut yang telah dimasak dengan santan, lalu pulut ini diletakkan di atas talam yang ditutup dengan
tudung yang telah dihias. Semua ini berdasarkan ketetapan para aparat desa dari hasil musyawarah.
Nasi yang telah dihidangkan diberikan khusus pada tamu undangan dan disugukan beserta minuman. Seperti Ibu Nila mengatakan:
“anga upacara mangan ahai fallo besang maysambut dengan gembira , kalau manyumbang bakduon maipaduli singa penting kebersamaan
maibersamo”
Artinya : “Apabila upacara makan padi baru datang kami sambut dengan gembira ,
kalau menyumbang kami tidak peduli yang penting kebersamaan, serta kekompokan antar sesama warga tani.
3.4. Tempat Pelaksanaan Upacara Mangan Ahai Fallo.