talam ditutup dengan tudung yang telah dihias. Nasi ini yang dibawa oleh para aparat desa dari masing-masing kepala keluarga, dan bukan itu saja dari anggota
masyarakat juga dibebankan juga membawa nasi rantang, beserta pulut yang telah dimasak dengan santan, lalu pulut ini diletakkan di atas talam yang ditutup dengan
tudung yang telah dihias. Semua ini berdasarkan ketetapan para aparat desa dari hasil musyawarah.
Nasi yang telah dihidangkan diberikan khusus pada tamu undangan dan disugukan beserta minuman. Seperti Ibu Nila mengatakan:
“anga upacara mangan ahai fallo besang maysambut dengan gembira , kalau manyumbang bakduon maipaduli singa penting kebersamaan
maibersamo”
Artinya : “Apabila upacara makan padi baru datang kami sambut dengan gembira ,
kalau menyumbang kami tidak peduli yang penting kebersamaan, serta kekompokan antar sesama warga tani.
3.4. Tempat Pelaksanaan Upacara Mangan Ahai Fallo.
Tempat berlangsungnya upacara mangan ahai fallo makan padi baru diselenggarakan pada satu tempat yaitu bertempat di balai desa. Balai tersebut
sebelum digunakan terlebih dahulu harus dihias para kaum ibu-ibu, yang menggunakan berbagai macam peralatan yang harus disediakan adalah.
1. Tikar pandan untuk Tempat duduk.
2. Taber yang digunakan untuk alas dinding.
3. Langik-langik yang gantung di atas pelapon balai.
4. menyediakan meja dan kursi serta hiasan berupa bunga.
Universitas Sumatera Utara
5. Menggunakan kasur untuk tempat duduk para undangan.
6. Pengeras suara.
Sedangkan yang di luar balai memakai ambarawa dan janur. Alasan mereka menggunakan anbarawa dan janur, karena berguna untuk menandakan bahwa
di tempat tersebut sedang melaksanakan suatu acara. sehingga dengan adanya tanda tersebut para undangan yang berasal dari luar daerah bisa tau.
Gbr.1.4 Balai Desa Tanjung Raya.
3.5. Waktu dan Tujuan Pelaksanaan Upacara
Pada mulanya pelaksanaan upacara mangan ahai fallo di Desa Tanjung Raya dilakukan, melalui satu tahapan : pertama, dilakukan secara bersama-sama
oleh warga tani yang bertempat di balai desa. waktu pelaksanaan menurut informan selalu diadakan sekitar akhir bulan Mei atau awal bulan Juni,
pertimbangannya karena pada bulan-bulan tersebutlah yang baik. Karena dua bulan setelahnya, disitulah musim hujan sehingga cocok untuk mengadakan masa
Universitas Sumatera Utara
tanam. sedangkan hari pelaksanaannya ditentukan berdasarkan kesepakatan masyarakat.
Tujuan pelaksanaan upacara ini menurut para informan adalah: pertama, untuk mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT. Kedua, untuk menghormati
dan memohon kepada roh-roh atau jiwa padi.
3.6. Perlengkapan Dalam Upacara Mangan Ahai Fallo
Dalam upacara mangan ahai fallo, perlengkapan yang digunakan adalah perlengkapan adat, perlengkapan itu berupa :
a. Hidangan lengkap dari aparat Desa.
Hidangan nasi putih yang telah dimasukkan ke dalam pinggan besar yang tutup dengan tudung yang telah dihias dengan bagus. Hidangan ini
dikumpul dibalai tempat pelaksanaan upacara pada pagi harinya. Biasanya nasi ini dibawa ke balai dari masing-masing kepala keluarga,
yang nasi yang telah dikumpul tersebut akan dimakan secara bersama- sama baik masyarakat setempat maupun para undangan.
b. Nasi pulut ketan pulut adalah sejenis makanan yang terbuat dari beras
pulut yang dicampur dengan santan lalu kemudian dimasak, kemudian pulut ini akan dimasukkan ke dalam pinggan besar yang ditutup dengan
tudung yang telah dihias. Pulut ini akan dibagikan kepada para undangan yang hadir dalam acara tersebut.
Universitas Sumatera Utara
c. Mangan ahai fallo
Upacara mangan ahai fallo ini selalu diiringi dengan berbagai macam hiburan yaitu tari-tarian, lagu gambus dengan menggunakan bahasa daerah
penduduk setempat. Tari-tarian ini dibawakan oleh anak-anak. Sedangkan lagu gambus yang dibawakan oleh para kaum ibu. Gendang dan taria-
tarian ini berguna untuk menghibur para tamu undangan dan peserta yang lainnya.
Gbr.1.5 Nasi yang dihidangkan
Gbr.1.6 Nasi yang dibawa masyarakat saat upacara
Universitas Sumatera Utara
3.7. Orang-Orang yang Terlibat dalam Upacara Mangan Ahai Fallo