Pengertian Mangan Ahai Fallo

BAB III UPACARA MANGAN AHAI FALLO

3.1. Pengertian Mangan Ahai Fallo

Mangan ahai fallo adalah pelaksanaan makan bersama dari hasil panen padi baru yang telah dikerjakan secara serentak. Maka dilaksanakan mangan ahai fallo ini dengan tujuan dapat menikmati hasil persawahan dari seluruh blang sawah yang ada di Desa Tanjung Raya. Menurut salah seorang informan yang bernama Pak Supardi 45 tahun yang didapat dari hasil wawancara dia menyatakan bahwa: “mangan ulu taun merupakan acara mangan ahaie fallo, acara soere harus niadokan supayo hasilne ahaie ya dapek nirasokan secara bersamo-samo, baek singa ni undang maupun masyarakat ne singa bahampung”. Artinya ‘bahwa mangan ahai fallo adalah merupakan acara makan padi baru, dan acara ini harus senantiasa dilaksanakan supaya hasil padi tersebut dapat dirasakan secara bersama-sama, tujuan dengan diadakan makan secara bersama- sama yaitu dapat berbagi pemikiran, pengalaman, pengetahuan dari orang yang telah di undang ke acara tersebut. Dari masing-masing mereka akan menyampaikan pengalaman mereka selama mengelolah sawah sampai menuai hasil panen. Berdasarkan informasi keterangan masyarakat menyatakan bahwa, asal dari melaksanakan upacara mangan ahai fallo makan padi baru atau sering disebut mangan ulu taun. Karena acara yang seperti ini harus selalu diadakan karena mengingat dari asal padi pertama kalinya, mereka selalu berpatokan Universitas Sumatera Utara kepada cerita asal usul adanya padi. Karena padi menurut mereka adalah yang berasal dari salah seorang anak raja yang telah jatuh miskin, anak raja tersebut yang bernama Fatimah yang dipotong Ayahnya ditengah sawah, yang singkat cerita akhirnya dari tempat pemotongan tersebut tumbuhlah padi. Maka masyarakat Desa Tanjung Raya tetap melaksanakan upacara mangan ahai fallo sebagai tanda kasih sayang kepada anak tersebut, dengan izin Allah SWT dia mau mengorbankan nyawanya demi kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu masyarakat setempat tidak akan bosan-bosanya melaksanakan upacara mangan ahai fallo dengan meriah, disini adalah masyarakat senantiasa menampilkan hiburan berupa tari-tarian, lagu-lagu yang bawa ibu-ibu warga tani, karena mereka mengingat padi itulah yang menjadi kebutuhan pokok bagi manusia. Dengan begitu mereka tetap ikut merayakan upacara mangan ahai fallo yaitu demi mengucapkan rasa syukur yang diberikan Allah SWT kepada mereka dan upacara ini sudah menjadi tradisi dari nenek moyang mereka.

3.2. Musyawarah dalam Rangka Merancang untuk Persiapan Mangan Ahai Fallo.