Makna Perkawinan Pada Masyarakat Tapanuli Selatan Tahapan Upacara Perkawinan Pada Masyarakat Tapanuli Selatan

anggota keluarga. Isteri berkedudukan sebagai ibu rumah tangga. Tugas dan tanggung jawabnya adalah mengurus pekerjaan dapur dan menyiapkan makan sehari-hari. Disamping itu seorang ibu juga dituntut mampu mendidik anak-anak dan memberikan kasih sayang.

2.2.2 Makna Perkawinan Pada Masyarakat Tapanuli Selatan

Dalam masyarakat Tapanuli Selatan, perkawinan tidak hanya sebagai sarana untuk kebutuhan biologis, tetapi juga tidak terlepas dari keyakinan bahwa perkawinan adalah sesuatu yang sakral dan religius dimana perkawinan merupakan perintah Tuhan. Bagi masyarakat Tapanuli Selatan yang beragama Islam, perkawinan adalah suatu ibadah. Dimana dalam agama Islam, perkawinan akan menghalalkan hubungan antara laki-laki dengan perempuan. Hasil hubungan tersebut akan melahirkan keturunan yang sah. Sudah jelas bahwa makna perkawinan bagi masyarakat Tapanuli Selatan adalah melaksanakan perintah agama untuk meneruskan keturunan yang sah. Dalam perkawinan akan terbentuklah sebuah keluarga dimana akan terlihat bagaimana tanggung jawab seorang suami terhadap isteri dan anak-anaknya dan sebaliknya. Perkawinan juga dapat membina sifat kasih sayang dan saling menghormati satu sama lain.

2.2.3 Tahapan Upacara Perkawinan Pada Masyarakat Tapanuli Selatan

Dalam adat istiadat orang Tapanuli Selatan, menentukan pasangan adalah kegiatan pertama yang dilakukan dalam tahapan upacara perkawinan. Banyak cara Universitas Sumatera Utara yang dilakukan untuk mendapatkan hasil di dalam menentukan pasangan hidup. Yang jelas, apabila lamaran diterima oleh pihak perempuan, maka akan dilakukan acara pertunangan sekaligus antar tanda. Pada acara pertunangan ini juga akan dibicarakan tentang hari yang baik untuk melangsungkan hari resepsi perkawinan. Sehari sebelum upacara perkawinan, kegiatan yang tidak boleh ditinggalkan adalah pengucapan Ijab Qabul atau aqad nikah. Acara ini biasanya dilakukan pada pagi hari. Tetapi ada juga yang melakukan acara aqad nikah di gabung dengan acara resepsi. Pagi melakukan aqad nikah dan siang acara resepsi perkawinan. Semua itu tergantung dengan keputusan dari kedua belah pihak yang ingin mengadakan upacara perkawinan. Universitas Sumatera Utara

BAB III PERBANDINGAN TAHAPAN UPACARA PERKAWINAN PADA

MASYARAKAT JEPANG DAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN

3.1 Tahapan Upacara Perkawinan Pada Masyarakat Jepang

3.1.1 Sebelum Upacara Perkawinan

Perkawinan selalu berdasarkan pada Gishiki 儀式, sebagai cara untuk mengumumkan kepada masyarakat. Ada bermacam-macam upacara perkawinan di Jepang. Kemudian juga diselenggarakan resepsi. Resepsi biasanya dalam bentuk jamuan makan. Dalam hal ini tamu-tamu yang di undang dianggap sebagai saksi, yaitu orang-orang yang mengakui perkawinan itu. Di Jepang perkawinan selain didasarkan atas hukum perkawinan yang berlaku, juga diselenggarakan dengan upacara tradisional yang masih berlaku dalam masyarakat. Hal ini juga ditegaskan oleh Aoyama Michio: “Prinsip Hooritsukon sejak awal zaman Meiji tidak akrab dengan kebiasaan rakyat. Sejak zaman feodal diubahnya Gishikikon dengan Hooritsukon sebagai kebiasaan rutin merupakan hal yang sangat sulit”. Tahapan upacara dari beberapa jenis perkawinan di Jepang hampir sama. Perbedaannya hanya pada latar belakang dan altar yang digunakan, dan mempunyai tahapan-tahapan yang kompleks di dalam pelaksanaannya. Ada dua cara dalam menentukan pasangan yang akan dinikahi dalam masyarakat Jepang, yaitu dengan Ren’ai atau saling cinta dan Miai atau dijodohkan. Sedangkan perkawinan yang terjadi karena didasari oleh saling cinta disebut Ren’ai kekkon dan perkawinan karena dijodohkan disebut Miai kekkon. Universitas Sumatera Utara