Setelah Upacara Perkawinan Tahapan Upacara Perkawinan Pada Masyarakat Tapanuli Selatan

3.2.3 Setelah Upacara Perkawinan

Sesudah pelaksanaan upacara perkawinan selesai dilaksanakan, maka keesokan harinya dilaksanakan acara selanjutnya yaitu pihak keluarga pengantin perempuan melakukan berbagai persiapan untuk penyelenggaraan upacara Pabuat boru memberangkatkan pengantin perempuan. Dan di lain pihak, keluarga pengantin laki-laki melakukan pula persiapan untuk pelaksanaan upacara Mangalap boru menjemput pengantin perempuan dari rumah orang tuanya. Kedua upacara tersebut akan dilaksanakan serentak pada waktu yang telah ditentukan. Karena pengantin perempuan diberangkatkan pada saat keluarga pengantin laki-laki datang menjemputnya. Dalam proses mempersiapkan upacara pemberangkatan pengantin perempuan, pertama-tama orang tua calon pengantin tersebut melakukan musyawarah dengan pihak Kahanggi, Mora dan Anak boru mereka. Dalam musyawarah itu dibicarakan segala sesuatu yang diperlukan untuk upacara pemberangkatan pengantin perempuan. Berikutnya mereka melakukan pula musyawarah dengan mengikutsertakan pihak pimpinan adat setempat dan tokoh- tokoh masyarakat setempat. Musyawarah tersebut didahului dengan makan nasi ketan. Selesai makan kemudian acara dimulai dengan pembicaraan yang dilakukan oleh pimpinan adat setempat, Kahanggi, Mora dan Anak boru. Inti dari pembicaraan itu ialah mengucapkan terima kasih atas kedatangannya mulai dari awal acara perkawinan sampai hari ini, serta memberikan nasihat kepada pengantin perempuan agar pandai-pandai hidup berumah tangga dan menyesuaikan diri dengan keluarga suaminya. Universitas Sumatera Utara Sementara menunggu diselenggarakannya upacara Pabuat boru, keluarga pengantin perempuan menyediakan barang-barang keperluan rumah tangga yang akan diberikan kepada pengantin perempuan. Barang-barang yang diberikan oleh kedua orang tuanya kepada pengantin perempuan antara lain: peralatan dapur, barang pecah belah, seperangkat perhiasan dan pakaian pengantin perempuan, perlengkapan tempat tidur dan barang-barang tradisional. Dari abang dan adik laki-laki ayahnya, pengantin perempuan juga menerima sejumlah barang. Mereka masing-masing memberikan barang pecah belah, selembar tikar adat, sebuah bantal, kain dan baju serta selembar kain adat. Dari abang ibunya, pengantin perempuanpun menerima pemberian sebuah piring, sebuah mangkok besar, sebuah tempat nasi, sebuah bantal, selembar tikar adat, selembar kain adat dan sebungkus nasi adat yang akan dibawa ke rumah mertuanya. Dari pimpinan adat setempat, pengantin perempuan menerima pemberian berupa sabun, kain dan baju serta sebungkus nasi adat sebagai tanda pemberitahuan bahwa ia diberangkatkan dengan upacara adat. Ketika hari pemberangkatan pengantin perempuan sudah tiba, di rumah orang tuanya diselenggarakan acara memberi makan pengantin perempuan sebelum rombongan pengantin laki-laki datang menjemputnya. Acara tersebut dinamakan Mangalehen mangan memberi makan dan khusus dihadiri oleh para kerabat dekat dari pengantin perempuan. Setelah selesai makan bersama dilakukan pemberian kata-kata nasihat kepada pengantin perempuan. Yang pertama memberikan kata nasihat ialah ibunya. Kemudian secara bergiliran disusul dengan neneknya, isteri dari abang ayahnya, isteri dari adik ayahnya dan isteri dari saudara ibunya. Selesai golongan perempuan memberi kata-kata Universitas Sumatera Utara nasihat, barulah disusul oleh golongan laki-laki yang dimulai oleh ayah pengantin perempuan. Kemudian disusul secara bergiliran oleh abang dan adik ayahnya yang sudah berumah tangga, kakeknya dan saudara laki-laki ibunya yang sudah berumah tangga. Selain itu bergiliran pula para kerabatnya yang hadir memberi kata-kata nasihat kepada pengantin perempuan. Acara tersebut biasanya berlangsung dengan penuh rasa haru dan suasana kesedihan. Karena tidak lama kemudian akan terjadi perpisahan dengan pengantin perempuan yang segera akan dijemput oleh suaminya. Inti dari semua kata-kata nasihat yang mereka berikan ialah anjuran agar pengantin perempuan membawakan diri dengan sebaik-baiknya di tengah keluarga dan para kerabat suaminya kalau ia nanti sudah berada bersama mereka. Sesudah kata-kata nasihat selesai diberikan, pengantin perempuan diberi kesempatan menyampaikan sepatah dua patah kata sebagai jawaban. Biasanya ia mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tuanya dan para kerabatnya serta memohon agar mereka mendoakan keselamatan baginya dalam hidup berumah tangga. Setelah itu, pengantin perempuan dibawa masuk ke kamarnya untuk mempersiapkan diri karena tidak lama kemudian rombongan pengantin laki-laki akan datang menjemputnya. Biasanya sesuai dengan perjanjian, tidak lama kemudian pengantin laki-laki datang diiringi oleh rombongan kerabatnya laki-laki dan perempuan yang terdiri dari unsur Dalihan na tolu. Begitu tiba mereka dipersilahkan masuk dan duduk dalam rumah pengantin perempuan. Di ruang tengah rumah sudah menunggu kedua orang tua dan kaum kerabat pengantin perempuan. Universitas Sumatera Utara Tidak lama setelah kedua belah pihak duduk berhadapan di ruang tengah rumah, dimulailah upacara resmi Pabuat boru serentak dengan upacara Mangalap boru. Seorang tokoh Anak boru dari pihak pengantin perempuan mengawalinya dengan menanyakan maksud kedatangan rombongan pengantin laki-laki. Untuk menjawab pertanyaan itu, seorang Anak boru dari pihak pengantin laki-laki lebih dahulu mempersembahkan sirih adat kepada pihak keluarga dan kerabat pengantin perempuan yang hadir dalam upacara tersebut. Setelah sirih adat diterima dengan baik, barulah disampaikan jawaban yang menjelaskan maksud kedatangan mereka ialah untuk menjemput pengantin perempuan Mangalap boru. Selanjutnya para pembicara dari kedua belah pihak saling menyampaikan kata-kata dengan diselang-selingi pantun dan pepatah serta petitih adat untuk mengungkapkan berbagai hal yang berkaitan dengan pemberangkatan dan penjemputan pengantin perempuan. Dan akhirnya pembicara dari pihak keluarga pengantin perempuan menyatakan bahwa mereka menyerahkan pengantin perempuan secara adat kepada pihak pengantin laki-laki. Dan sejalan dengan itu mereka serahkan pula berbagai barang sebagai bawaan pengantin perempuan. Kata-kata menyerahkan pengantin perempuan bersama barang-barang bawaannya itu, dibalas oleh pembicara dari pihak pengantin laki-laki dengan menyatakan bahwa mereka menerimanya dengan segala senang hati dan rasa syukur. Setelah berakhir pembicaraan, maka dilakukan acara makan bersama yang disertai oleh kedua pengantin. Dan sesudah itu dilakukan persiapan untuk memberangkatkan pengantin perempuan dari rumah orang tuanya. Menjelang akan diberangkatkan, pengantin perempuan lebih dulu memohon izin dan Universitas Sumatera Utara menyampaikan kata-kata perpisahan kepada kedua orang tuanya dan para kerabat dekatnya. Setelah pengantin perempuan selesai menyampaikan kata-kata perpisahan dan mohon diri, maka diberangkatkanlah dia dengan penuh rasa haru oleh kedua orang tuanya dan para kerabatnya. Ketika meninggalkan rumah pengantin laki- laki lebih dahulu turun dan kemudian berdiri di pangkal tangga rumah. Kemudian pengantin perempuan menyusul turun dan diserahkan oleh ayahnya kepada pengantin laki-laki. Selanjutnya kedua pengantin dengan diiringkan oleh pengawal rombongan kerabat pengantin laki-laki berjalan meninggalkan rumah pengantin perempuan untuk seterusnya menuju ke rumah pengantin laki-laki.

3.3 Analisis Perbandingan Upacara Perkawinan Pada Masyarakat Jepang dan Masyarakat Tapanuli Selatan