Dalam menguraikan tahapan upacara perkawinan, penulis akan menggunakan beberapa konsep perkawinan dan kajian pranata perkawinan, juga
mengenai bentuk keluarga, makna perkawinan dan tahapan upacara perkawinan pada kedua masyarakat tersebut.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka Perkawinan merupakan pengatur tingkah laku manusia yang berkaitan
dengan kehidupan biologisnya. Disamping itu perkawinan mempunyai beberapa fungsi yaitu melanjutkan generasi keluarga, memenuhi hak dan kewajiban sebagai
suami istri, tentu juga memelihara hubungan baik dengan kelompok-kelompok kerabat tertentu Koentjaraningrat, 1997:93.
Lebih lanjut Koentjaraningrat 1980:76, secara tegas menyatakan bahwa perkawinan mempunyai dua arti biologis dan sosiologis. Dipandang dari sudut
biologis, perkawinan merupakan pengatur perilaku manusia yang berkaitan dengan seksual. Sedangkan dari sudut sosiologis, perkawinan memiliki beberapa
fungsi yaitu memberi ketentuan hak dan kewajiban serta perlindungan terhadap anak. Selain itu perkawinan juga memenuhi kebutuhan manusia akan teman hidup
dan memenuhi akan status dalam masyarakat. Dengan menikah sepasang suami istri akan membentuk suatu kesatuan
sosial yang disebut rumah tangga, yaitu kesatuan yang mengurus ekonomi rumah tangganya Haviland, 1993:105. Selanjutnya William dalam Hendry 1987:322-
323, menyatakan bahwa perkawinan merupakan rencana untuk meneruskan keturunan yang diberikan pada masyarakat umum, diakui oleh masyarakat sebagai
Universitas Sumatera Utara
penyatuan seksual. Berdasarkan perjanjian perkawinan diuraikan hak dan kewajiban pasangan dan masa depan anak-anak.
Di Jepang ada dua bentuk keluarga tradisional yaitu Kazoku dan Ie. Kazoku adalah general konsep dalam keluarga Jepang yaitu hubungan antar suami-istri
dan hubungan antara orang tua dengan anak diperluas pada hubungan persaudaraan. Keluarga tradisional Jepang cenderung merupakan keluarga besar.
Dalam melanjutkan kehidupan keluarga tradisional tidak lepas dari pekerjaan- pekerjaan yang religius. Keluarga yang telah mempunyai usaha, tradisi, simbol-
simbol tertentu disebut dengan Ie. Jadi, yang dimaksud dengan Ie adalah keluarga yang anggota-anggotanya terdiri dari beberapa generasi dan telah mempunyai
tradisi tertentu Situmorang, 2005:45. Pada masyarakat tradisional Jepang, perkawinan yang sering terjadi adalah
Miai kekkon, yaitu perkawinan yang dijodohkan oleh pihak ketiga dengan tujuan meneruskan keturunan sistem Ie. Pada masa sekarang Miai kekkon sudah jarang
terjadi yang digantikan oleh Ren’ai kekkon, yaitu perkawinan atas dasar cinta. Sejak Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat yaitu sejak tahun
1970, menurut Sitomurang 2005:18-19, bentuk-bentuk perkawinan menjadi beraneka ragam. Misalnya, perkawinan internasional, perkawinan tanpa melapor
ke catatan sipil, perkawinan pisah rumah dan sebagainya. Tujuan perkawinan dalam masyarakat Jepang ada bermacam-macam. Pada
masyarakat tradisional, perkawinan bertujuan untuk meneruskan keturunan Ie terutama bagi Shison Putera pertama yang harus membawa istri ke dalam
keluarga suami untuk menghasilkan keturunan. Sedangkan pada masyarakat modern, perkawinan dilaksanakan atas dasar cinta sebagai landasan tunggal dan
Universitas Sumatera Utara
rasa saling membutuhkan antara kedua pihak yang melaksanakan perkawinan Hendry, 1987:115.
Dari penjelasan di atas ada kesamaan dari tujuan perkawinan menurut Koentjaraningrat, William dan Hendry yaitu perkawinan merupakan rencana
untuk melanjutkan generasi keluarga.
1.4.2 Kerangka Teori Untuk membuktikan bahwa dalam sebuah perkawinan juga terdapat hal-hal
yang mengungkapkan konsep perbandingan yaitu persamaan dan perbedaan, maka penulis akan menggunakan teori komparatif. Konsep perbandingan yang terdapat
dalam kebudayaan yaitu perkawinan akan dijadikan sebagai tanda untuk diinterprestasikan dengan melihat perilaku dari masyarakat yang
melaksanakannya. Teori komparatif yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat yang sama
besarnya maupun sistem ekonominya, akan menganalisa bagaimana organisasi masyarakat tersebut di susun. Teori ini juga memperhatikan urutan yang
sungguh-sungguh terjadi, bukan urutan-urutan imajiner yang di susun dari masyarakat yang terpisah jauh. Ruang dan waktu adalah satu usaha untuk
membahas masalah-masalah penting dengan cara strategis yang bermanfaat Keesing, 1992:2.
Menurut Staruss 2000:12, ada beberapa teori yang dapat menjelaskan penyebab adanya persamaan pada dua kebudayaan yang berbeda dalam ilmu
antropologi, teori tersebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Teori Strukturalisme, menyatakan bahwa kebudayaan sebagai perwujudan
yang tampak dari struktur mental yang terpengaruh oleh lingkungan fisik dan sosial kelompok maupun sejarahnya. Dengan demikian, dalam
kebudayaan banyak terdapat perbedaan antara satu dengan yang lainnya meskipun struktur proses berpikir manusia dianggap elementer. Oleh
karena itu, kebudayaan bersifat universal sehingga menyebabkan kebudayaan itu dimana-mana sama.
2. Teori Difusianisme, menyatakan bahwa adanya persamaan unsur-unsur
kebudayaan pada berbagai tempat di muka bumi, sebagai akibat dari hubungan antara bangsa pemilik kebudayaan yang bersangkutan dimasa
lampau. Jadi, untuk memahami perkawinan secara perbandingan kita harus
melihatnya sebagai suatu hubungan yang legal, menentukan pihak-pihak yang terlibat, hak-hak dan barang berharga apa saja yaitu tukarkan. Semua itu ditujukan
untuk siapa dibagi-bagikan, antara siapa dan kepentingan apa saja yang terdapat pada individu maupun kelompok yang akan mendapatkan keuntungan dari
persetujuan kontrak yang seperti itu.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian