Gambar 4.18 Interaksi Sosial Orangutan dengan Manusia Pengunjung Rumapea Yuliarta, 2008
Wisatawan oleh sifatnya yang asing untuk daerah setempat, dapat membawa sejumlah patogen asing dimana orangutan ataupun penduduk sekitar tidak memiliki
kekebalan terhadap patogen tersebut Adams et al, 2001. Ditambahkan oleh Wolfe et al 1998 Quammen 2007, kontak sosial antara dua spesies yang berbeda oleh
manusia, dapat menyebabkan penularan penyakit kepada spesies yang tidak memiliki tingkat kekebalan.
4.2.4 Perilaku Istirahat
Universitas Sumatera Utara
Selain makan dan bergerak, aktivitas yang dominan dilakukan orangutan adalah istirahat. Istirahat dapat dilakukan di sarang, di pohon ataupun di tanah.
Spesifikasi aktivitas istirahat untuk anak orangutan di PPOS Bukit Lawang dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Perilaku Istirahat Anak Orangutan di PPOS Bukit Lawang
Spesifikasi Istirahat Sumi
Wati
Di Sarang 80,04
72,76 Di Pohon
19,96 25
Di Tanah 2,59
Di Substrat Lain Aktivitas istirahat yang paling banyak dilakukan Sumi adalah istirahat di
dalam sarang yaitu 80,04 dan istirahat di pohon yaitu 19,96, sedangkan aktivitas istirahat yang banyak dilakukan Wati adalah istirahat di sarang yaitu 72,76, diikuti
istirahat di pohon yaitu 25 dan istirahat di tanah yaitu 2,59. Berdasarkan uji Mann-Whitney tidak terdapat perbedaan untuk istirahat di pohon terhadap Sumi dan
Wati P = 0,383 dan istirahat di pohon P = 0,558, istirahat di substrat lain P = 1,000. Perbedaan nyata didapat untuk istirahat di tanah. Selain istirahat di sarang
induk, terkadang Wati juga beristirahat di sarang yang ia buat sendiri. Sarang yang ia buat selalu berjarak dekat dengan induk ataupun sarang induk. Sedangkan Sumi yang
masih tergolong bayi belum mampu membuat sarang sendiri. Aktivitas istirahat di
sarang dapat dilihat pada Gambar 4.19 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.19 Aktivitas Istirahat di Sarang
Aktivitas istirahat dipengaruhi oleh meningkatnya suhu dan menurunnya kelembaban pada siang hari, sehingga orangutan menjadi kurang aktif dan biasa
melakukan istirahat dengan membangun sarang Mackinnon, 1972. Aktivitas ini sering dilakukan baik setelah pindah dari satu pohon ke pohon lain, maupun setelah
makan bahkan dalam melakukan aktivitas makan adakalanya diselingi dengan istirahat Galdikas, 1986. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, individu target
sering istirahat setelah makan dengan atau tanpa membuat sarang siang. Aktivitas
istirahat di pohon dapat dilihat pada Gambar 4.20 berikut ini.
Gambar 4.20 Aktivitas Istirahat di Pohon
Wati yang sudah mencapai taraf usia kanak-kanak memilki aktivitas istirahat yang lebih beragam jika dibandingkan dengan Sumi. Dari semua aktivitas istirahat,
istirahat di tanah sebenarnya sangat berbahaya bagi anak orangutan. Selain ancaman parasit yang dapat berpengaruh buruk bagi kesehatannya, ancaman dari predator
seperti Panthera tigris sumatrae juga patut diwaspadai. Menurut Van Schaik 2006, tempat hidup orangutan sumatera adalah menjauhi lantai hutan, mereka tidak akan
mudah menjadi sasaran parasit, banyak cacing usus dan protozoa masuk melalui tinja atau tanah yang telah terkena tinja. Untuk lebih jelasnya mengenai istirahat di tanah
yang dilakukan orangutan dapat dilihat pada Gambar 4.21 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.21 Aktivitas Istirahat di Tanah
Perilaku dan pola yang diajarkan manusia pada orangutan selama dalam pemeliharaan merupakan pembentukkan mental pada diri orangutan seperti yang
diinginkan manusia. Selain itu, jatah makanan rutin yang diberikan manusia selama proses rehabilitasi diduga dapat mempengaruhi tingginya aktivitas istirahat Meijard
et al, 2001.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan