Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Taksonomi dan Morfologi Orangutan

1.2 Permasalahan

Kunjungan para wisatawan untuk melihat langsung kehidupan orangutan di Bukit Lawang memungkinkan memberi pengaruh negatif terhadap kehidupan anak- anak orangutan di kawasan tersebut. Namun hingga saat ini, belum diketahui bagaimanakah perilaku harian anak orangutan di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang akibat adanya aktivitas manusia baik wisatawan ataupun petugas dan guide di kawasan tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui pola perilaku harian anak orangutan Pongo abelii akibat adanya aktivitas manusia di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser.

1.4 Hipotesis

1. Terjadi penyimpangan perilaku harian anak orangutan yang masih menyusui disebabkan oleh perilaku negatif pengunjungwisatawan misalnya: memberi makan, membuang sampah berupa kulit buah di dalam kawasan hutan dan menyentuh orangutan di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang. 2. Terdapat perbedaan penyimpangan perilaku anak orangutan pada tingkatan usia yang berbeda.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui pola perilaku harian anak orangutan di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang sehingga dapat menjadi bagian dari data yang berkesinambungan mengenai orangutan Sumatera di kawasan Bukit Lawang dan menjadi masukan bagi pengelola kawasan untuk penyelamatan orangutan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi dan Morfologi Orangutan

Orangutan termasuk kera besar dari ordo Primata dan famili Homonidae Groves, 2001, dengan klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrae Kelas : Mamalia Ordo : Primata Family : Pongidae Subfamily : Pongoninae Genus : Pongo Species : Pongo abelii Orangutan Sumatera Pongo pygmaeus Orangutan Kalimantan Borneo Meijard et al. 2001 menjelaskan bahwa orangutan adalah salah satu anggota famili Pongidae yang mencakup tiga kera besar lainnya, yaitu ; bonobo Afrika Pan paniscus, simpanse Pan troglodytes dan gorila Pan gorila. Berdasarkan persamaan genetis dan biokimia, Pongidae tersebut berkembang dari leluhur yang sama selama periode waktu kurang dari sepuluh juta tahun. Ada dua jenis orangutan yang masih hidup, yaitu anak jenis dari Sumatera dan dari Kalimantan van Bammel 1968; Jones 1969. Kedua anak jenis ini terisolasi secara geografis paling sedikit sejak 10.000 tahun yang lalu ketika permukaan laut antara Sumatera dan Kalimantan naik Meijaard et al, 2001. Universitas Sumatera Utara Orangutan Sumatera Pongo abelii mempunyai ukuran tubuh besar dengan berat berkisar antara 50-90 kg, tubuh ditutupi oleh rambut berwarna coklat kemerahan, tidak berekor, ukuran tubuh yang jantan dua kali lebih besar dari pada yang betina Gambar 2.1.a. Secara genetik orangutan memiliki kemiripan dengan manusia http:www.cpoi.or.id, 2007. Selanjutnya Galdikas 1986 menjelaskan bahwa orangutan Sumatera, biasanya berwarna lebih pucat, khasnya “ginger” jahe, dan rambutnya lebih lembut dan lemas. Kadang-kadang mempunyai bulu putih pada mukanya. Berat badan orangutan betina dewasa berkisar 35-55 kg dan jantan dewasa 85- 110 kg, sedangkan berat bayi yang baru lahir sekitar 1-2 kg rata-rata 1,8 kg Wich et al, 2004. Selanjutnya Atmoko 2000 menyatakan bahwa orangutan jantan dewasa memiliki dua bentuk wajah, yaitu; pertama, jantan berpipi flanged male yang memiliki karakter seks sekunder, seperti besar tubuh dua kali besar tubuh betina dewasa, rambut lengan yang panjang dan berjumbai, bantalan pipi cheek pad dan biasa menyuarakan seruan panjang long call, seperti terlihat pada Gambar 2.1.b; kedua, jantan tidak berpipi unflanged male yang belum memiliki karakter seks sekunder Gambar 2.1.c. Keduanya aktif melakukan reproduksi dan dapat menghasilkan keturunan, walaupun dengan strategi yang berbeda. Gambar 2.1. a. Orangutan betina Willyanti, 2010, b. Orangutan jantan www.tanah-air-kita.blogspot, 2009 dan c. Orangutan jantan tidak berpipi Bangun, 2010 A B C Universitas Sumatera Utara

2.2 Perkembangbiakan Orangutan

Dokumen yang terkait

Pendugaan Produktivitas Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) pada Kawasan Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera (PPOS), Bukit Lawang

1 40 84

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

2 43 101

Perilaku Sosial Induk-Anak Orangutan (Pongo abelii) di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser

0 33 87

Pola Makan Induk Orangutan (Pongo abelii) Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Desa Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara

0 19 60

Perilaku Harian Ibu Dan Anak Orangutan (Pongo abelii) Di Ekowisata Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat

2 32 71

Estimasi Kepadatan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Jumlah Sarang Di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

0 37 81

PREFERENSI PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (PONGO ABELII LESSON) PADA WAKTU TIDAK MUSIM BUAH DI PUSAT PENGAMATAN ORANGUTAN SUMATERA (PPOS) BUKIT LAWANG TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER, SUMATERA UTARA.

6 33 20

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 28

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 18

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 11