Ekologi Orangutan Kesimpulan dan Saran

5.000-7.400 ekor. Meskipun demikian, dari 9.000 km 2 luas kawasan ini, hanya sekitar 25 yang merupakan dataran rendah antara permukaan laut sampai ketinggian 1.000 meter. Selanjutnya Meijard et al 2001 menjelaskan bahwa orangutan ternyata terletak di petak-petak habitat yang luasnya hanya antara 35 lahan kering dan 50 rawa di kawasan ini, sehingga jumlah total orangutan dalam batas-batas suaka ini kemungkinan tidak lebih dari 2.000 ekor. Namun sejak akhir 1970-an banyak kawasan dataran rendah ini mengalami degradasi, perambahan dan konversi hutan yang parah.

2.4 Ekologi Orangutan

Ekologi orangutan mencakup pola makan, habitat, perilaku sosial, daerah jelajah, perilaku bersarang dan lain-lain. Sejak laporan pertama tentang orangutan diterbitkan, satwa ini dikenal sabagai pemakan buah. Pola makan ini sangat mempengaruhi kondisi biologis dan cara hidupnya. Oleh karena itu, distribusi jumlah dan kualitas makanannya menurut waktu dan tempat tertentu merupakan faktor penentu utama perilaku pergerakan, kepadatan populasi yang akhirnya menentukan organisasi sosialnya Galdikas, 2001. Orangutan memperlihatkan banyak variasi ekologi dan perilaku sosial individunya karena perbedaan seks, umur, kondisi reproduksi, status sosial dan juga keterampilannya Galdikas, 2001. Selanjutnya Rijksen 1978 menjelaskan bahwa orangutan juga berbakat untuk mengembangkan pola hubungan yang kompleks, yaitu individu dominan berperan mengontrol dan melindungi sesamanya. Kemampuan ini sangat berperan dalam organisasi sosial orangutan untuk mempertahankan tingkat sosial relatif tinggi jika kondisinya memungkinkan Meijaard et al, 2001. Salah satu perilaku sosial yang cukup menonjol bagi anak orangutan adalah sosial bermain. Permainan dalam lingkungan sosial menunjukkan perbedaan- perbedaan sosial yang menarik Van Schaik, 2001. Selain perilaku bermain, perilaku sosial anak orangutan yang paling dominan adalah kontak dengan induknya. Anak orangutan jantan dan betina umur 0-4 tahun biasanya berpegang pada induknya saat bergelantungan di pohon dan masih menyusu pada induknya, sedangkan pada umur 4- Universitas Sumatera Utara 7 tahun anak orangutan akan berpindah bersama induk dari satu pohon ke pohon lainnya tetapi sudah mulai terlepas dari induk saat berpindah dan juga masih tetap menyusu pada induk, dan benar-benar akan bebas dari induk pada umur 7-12 tahun walaupun kadang-kadang akan bergerak pindah juga bersama induk dalam satuan lain betina Galdikas, 1986. Menurut Rijksen Meijaard 1999, dari hasil penelitian jangka panjang tentang pola jelajahnya, secara umum ada 3 tipe orangutan, yaitu : a Penetap, individu yang sebagian besar waktunya dalam setiap tahun dihabiskan di kawasan tertentu Rijksen, 1978; Boekhorst et al, 1990. Biasanya orangutan menguasai daerah jelajah sekitar 2-10 kilometer persegi dengan kualitas habitat yang tinggi dan umumnya merupakan individu dengan status sosial yang tinggi. b Penglaju, individu yang secara teratur selama beberapa minggu atau beberapa bulan menetap di satu kawasan untuk kemudian pindah ke kawasan lain atau nomadis umumnya jantan dewasa dan muda. Mereka menjelajahi daerah yang lebih luas dan terdiri dari lebih dari 1 habitat utama dengan kualitas yang bisa dikatakan cukup baik. c Pengembara, individu yang tidak pernah, atau sangat jarang kembali ke tempat yang sama dalam waktu paling sedikit 3 tahun umumnya jantan muda. Semua kera besar termasuk orangutan membangun sarang yang biasa dipergunakannya untuk beristirahat pada siang maupun malam hari. Sarang bagi orangutan dapat berfungsi sebagai tempat bermain bagi orangutan muda, tempat berlindung, melahirkan anak, melakukan kopulasi dan aktifitas makan Van Schaik et al, 1994. Setelah seharian melakukan aktifitasnya baik menjelajah dan mencari makan serta aktifitas sosial lainnya, maka pada sore harinya akan membuat sarang untuk tidurnya. Aktifitas ini meliputi perlakuan terhadap cabang pohon dan pematahan dalam menyusun sarang untuk tidur. Orangutan umumnya akan membuat sarang pada percabangan pohon yang besar dan dalam aktifitas membuat sarangnya orangutan mempunyai teknik membangun sarangnya tersendiri, yaitu ketika orangutan menemukan tempat yang nyaman untuk bersarang di pohon, maka orangutan bergerak Universitas Sumatera Utara menuju batang-batang pohon kecil disekitarnya lalu orangutan memegang dahan dengan cara memilin, melengkungkan dan melipat dahan sampai rapat, lalu dilanjutkan dengan menambah dahan-dahan kecil dan daun untuk kenyamanan Margianto, 1998.

2.5 Konservasi terhadap Orangutan

Dokumen yang terkait

Pendugaan Produktivitas Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) pada Kawasan Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera (PPOS), Bukit Lawang

1 40 84

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

2 43 101

Perilaku Sosial Induk-Anak Orangutan (Pongo abelii) di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser

0 33 87

Pola Makan Induk Orangutan (Pongo abelii) Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Desa Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara

0 19 60

Perilaku Harian Ibu Dan Anak Orangutan (Pongo abelii) Di Ekowisata Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat

2 32 71

Estimasi Kepadatan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Jumlah Sarang Di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

0 37 81

PREFERENSI PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (PONGO ABELII LESSON) PADA WAKTU TIDAK MUSIM BUAH DI PUSAT PENGAMATAN ORANGUTAN SUMATERA (PPOS) BUKIT LAWANG TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER, SUMATERA UTARA.

6 33 20

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 28

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 18

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 11