Perilaku Harian Anak Orangutan Pongo abelii di PPOS Bukit Lawang Secara Umum

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perilaku Harian Anak Orangutan Pongo abelii di PPOS Bukit Lawang Secara Umum

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap dua individu anak orangutan yaitu Sumi ± 4 bulan dan Wati ± 4 tahun di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera PPOS kawasan ekowisata Bukit Lawang, didapatkan perilaku harian yang cukup bervariasi di antara kedua anak orangutan tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pata Gambar 4.1 berikut ini: Gambar 4.1. Grafik Persentase Perilaku Harian Anak Orangutan Pongo abelii di PPOS Bukit Lawang Secara Umum. Dari Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa anak orangutan Sumi yang baru berusia ± 4 bulan infant kegiatan yang paling banyak dilakukan adalah di gendong induk cling, yaitu 63,75, dan diikuti kegiatan bermain sendiri autoplay, yaitu 51,86, kegiatan istirahat rest, yaitu 22,42, dan kegiatan bergerak move yaitu 21,80 yang banyak dilakukan dalam gendongan induknya, sedangkan kegiatan yang Keterangan: Rest : Istirahat Move : Bergerak Food : Makan Social : Sosial Autoplay : Bermain sendiri Other : Lain-lain Cling : Gendong Universitas Sumatera Utara paling sedikit dilakukan Sumi adalah kegiatan sosial social, yaitu 3,09 dan makan food, yaitu 0,79. Tingginya persentase Sumi digendongan induk menunjukkan bahwa ia masih sangat tergantung dengan induknya. Hal ini disebabkan Sumi masih tergolong bayi sehingga belum bisa mandiri. Aktivitas gendong individu anak orangutan dapat dilihat pada Gambar 4.2 a dan Gambar 4.2 b. Gambar 4.2 a Aktivitas Gendong Anak Orangutan Sumi dan b Aktivitas Gendong Anak Orangutan Wati. Menurut Istiadi 1990, anak pada tahap bayi dan kanak-kanak cenderung akan lebih dekat jaraknya dengan induk. Hendras 1986 menambahkan, pada bulan pertama sampai beberapa bulan setelah kelahiran, induk akan selalu menggendong anaknya dalam segala tingkah laku, misalnya pada waktu pergerakan, makan dan istirahat. Aktivitas bermain sendiri yang cukup tinggi menunjukkan bahwa Sumi yang masih berusia 4 bulan sudah mulai belajar bermain. Kegiatan sosial mencakup segala bentuk interaksi sosial ataupun yang hanya berupa kontak sosial dengan sang induknya Suma dan juga dengan orangutan lain. Aktivitas istirahat dan bergerak yang juga cukup tinggi lebih banyak dilakukan dalam gendongan induknya. Tingginya aktivitas istirahat induk juga akan berpengaruh terhadap persentase aktivitas istirahat Sumi. Untuk aktivitas makan yang juga sangat rendah, kemungkinan disebabkan karena ia masih hanya mengandalkan air susu ibunya dan belum bisa mencari makan sendiri. Di samping itu, bayi orangutan juga tidak jauh berbeda dengan bayi manusia Universitas Sumatera Utara yang kebutuhan pakannya belum tinggi dan sudah cukup terpenuhi dengan air susu ibu. Anak orangutan Wati yang sudah menginjak usia hampir 4 tahun juvenille kegiatan yang paling banyak dilakukannya adalah bermain sendiri autoplay, yaitu 34,61, diikuti dengan kegiatan bergerak move, yaitu 31,59 dan kegiatan istirahat rest, yaitu 11,77, kegiatan sosial social, yaitu 10,98 dan kegiatan makan food, yaitu 10,60., sedangkan kegiatan yang paling sedikit dilakukan Wati adalah gendong cling yaitu 0,69 dan kegiatan lain other seperti bersarang nest, urinate dan defecate yaitu hanya 0,45. Wati yang sudah mencapai taraf usia kanak-kanak sudah sering melakukan aktivitas sendiri tanpa tergantung dengan induknya. Ia sudah dapat bergerak sendiri tanpa digendong oleh sang induk Pesek, sudah dapat mencari makan sendiri dan mulai belajar membuat sarang sendiri. Jarak antara induk dan anak akan meningkat sejalan dengan meningkatnya umur anak, walaupun terkadang masih terjadi tumpang tindih antar lokasi keduanya Adrichem et al, 2006; Horr, 1977. Selanjutnya Lubis 1995 menyatakan bahwa pada anak yang berumur lebih tua akan mencari makanannya sendiri yang jaraknya agak jauh dari induknya, walaupun terkadang masih dalam jarak pandang induknya. Aktivitas sosial yang dilakukannya tidak hanya sebatas hubungan sosial dengan induk, tapi juga dengan orangutan lain ataupun individu lain seperti kera ekor panjang Macaca fascicularis, kedih Presbytis thomasii dan owa Hylobates lar. Jika dilihat pada hasil uji Mann-Whitney untuk aktivitas harian Sumi dan Wati maka tidak terdapat perbedaan nyata untuk aktivitas istirahat P = 0,089 dan perbedaan nyata di dapat untuk aktivitas bergerak P = 0,011 dan autoplay P = 0,033 serta perbedaan sangat nyata untuk aktivitas makan P = 0,000, sosial P = 0,000, gendong P = 0,000 dan aktivitas lainother seperti bersarang, urinate, defecate P = 0,001. Dari aktivitas harian anak yang teramati selama penelitian, juga dapat diketahui bahwa semakin tua umur anak, maka persentase aktivitas makan dan bergerak akan semakin tinggi, sedangkan persentase gendong akan sangat berkurang Universitas Sumatera Utara dan semakin rendah. Menurut Suratmo 1979 perilaku merupakan bagian integral dari faktor lingkungan, diri sendiri, proses belajar dan faktor fisiologis. Selanjutnya Savage Malick 1977; Hurlock 1993, menjelaskan bahwa masa kanak-kanak pada orangutan sering disebut juga sebagai tahapan bermain, karena dalam tahap ini hampir sebagian besar aktivitas yang dilakukan adalah bermain.

4.2 Perilaku Harian Anak Orangutan Pongo abelii di PPOS Bukit Lawang Secara Spesifik

Dokumen yang terkait

Pendugaan Produktivitas Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) pada Kawasan Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera (PPOS), Bukit Lawang

1 40 84

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

2 43 101

Perilaku Sosial Induk-Anak Orangutan (Pongo abelii) di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser

0 33 87

Pola Makan Induk Orangutan (Pongo abelii) Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Desa Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara

0 19 60

Perilaku Harian Ibu Dan Anak Orangutan (Pongo abelii) Di Ekowisata Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat

2 32 71

Estimasi Kepadatan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Jumlah Sarang Di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

0 37 81

PREFERENSI PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (PONGO ABELII LESSON) PADA WAKTU TIDAK MUSIM BUAH DI PUSAT PENGAMATAN ORANGUTAN SUMATERA (PPOS) BUKIT LAWANG TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER, SUMATERA UTARA.

6 33 20

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 28

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 18

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 11