Perkembangbiakan Orangutan Kesimpulan dan Saran

2.2 Perkembangbiakan Orangutan

Perkembangbiakan orangutan diawali dengan pubertas atau dewasa, dimana proses reproduksi mulai terjadi Partodiharjo, 1980. Pubertas pada orangutan jantan peliharaan umumnya terjadi pada umur 8 tahun, sedangkan pada orangutan liar terjadi kira-kira pada umur 10 tahun. Masa pubertas betina peliharaan pada umur sekitar 6 tahun, sedangkan yang hidup liar antara 12-13 tahun. Orangutan betina siap bereproduksi pada usia sekitar 14 tahun yang diawali dengan estrus Wich et al, 2004. Galdikas 1986 menjelaskan bahwa estrus adalah periode dimana hewan betina mempunyai keinginan birahi dan bersedia menerima pejantan. Pada orangutan periode estrus ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang seringkali berhubungan dengan perubahan faal sewaktu terjadi ovulasi. Selama estrus betina menunjukkan ketanggapan dan ketersediaan seks terhadap jantan. Lamanya birahi pada orangutan berkisar antara 2-3 hari yang dilanjutkan dengan proses ovulasi. Ovulasi diperkirakan terjadi pada pertengahan siklus birahi, yaitu pada hari ke-12 sampai ke-14 sejak permulaan birahi. Masa kehamilan orangutan berlangsung lebih kurang sembilan bulan dengan rata-rata 254-279 hari. Biasanya baru akan terjadi kehamilan setelah beberapa kali melakukan perkawinan dan melahirkan satu anak per kehamilan untuk setiap betina orangutan. Orangutan yang dipelihara didomestikasi dapat hamil pada umur tujuh sampai delapan tahun, sedangkan orangutan liar biasanya melahirkan untuk pertama kali pada umur yang jauh lebih tua, yaitu antara umur 14-15 tahun Partodiharjo, 1980. Selanjutnya Wich et al. 2004 menjelaskan bahwa setiap kelahiran hanya menghasilkan satu bayi dengan jarak kelahiran 6-9 tahun, sehingga setiap induk orangutan paling banyak bisa melahirkan semasa hidupnya sebanyak 4 anak. Bayi yang baru lahir akan memegang dengan kuat rambut di tubuh induknya dalam segala aktivitas, seperti pergerakan, makan dan istirahat. Akan tetapi, eksplorasi penjelajahan bayi, jarak bayi dengan induk akan berangsur bertambah seiring waktu berjalan. Masa transisi dari bayi menjadi kanak-kanak terjadi secara bertahap Universitas Sumatera Utara Mackinnon, 1974. Hal ini disebabkan batas tahapan perkembangan orangutan dimulai pada masa kanak-kanak Horr, 1977. Tahap pertumbuhan kehidupan orangutan di alam dapat dibedakan dalam beberapa kategori. Penggolongan kategori tersebut berdasarkan umur, jenis kelamin, morfologi dan tingkah lakunya. Lubis 1995 menyatakan bahwa kategori anak dapat dibedakan berdasarkan tingkah laku dan kebersamaan dengan induknya. Secara terperinci, penggolongan tahapan pertumbuhan anak orangutan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1. Penggolongan Tahapan Pertumbuhan Anak Orangutan Jenis Kelamin Taraf Perkemba- ngan Umur Tahun Berat Perkiraan kg Sifat Tingkah Laku Sifat Morfologi Jantan Betina Bayi Infant 0- 2,5 2-6 Masih sangat tergan tung dengan induk, bayi selalu digen dong oleh induk nya. Masih menyu su dan tidur di sa rang induk. Mempunyai rambut yang panjang dan ber diri di sekitar muka. Warna rambut biasa- nya jauh lebih pucat di sekeliling mata dan mulut bahkan seluruh tubuh terdapat bercak kulit. Jantan Betina Kanak-kanak Juvinile 2,5-7 6-15 Sudah dapat mela kukan beberapa ak- tivitas sendiri, tetapi masih bersama in duknya. Biasanya berpindah bersama, tetapi terlepas dari badan induk, masih menyusu dan tidur dalam sarang induk. Warna rambut lebih gelap dari individu bayi dengan bercak- bercak putih yang hampir pudar pada tu buh, tetapi wajah ma sih menyerupai bayi. Betina Remaja Adolescent 7-12 15-30 Sudah terpisah dari induknya tetapi ber temu dengan induk atau dengan indivi du lain dan bergerak bersama dalam satu kelompok dan sudah menunjukkan perila ku sosialnya sendiri berupa tingkah laku sosial. Warna rambut pada daerah muka lebih gelap dari sebelum nya. Rambut di se kitar muka masih pan jang-panjang dan ber diri. Jantan Remaja Adolescent 7-15 Sumber : Mackinnon 1974; Rijksen 1978; dan Galdikas 1986. Pada umumnya, perilaku anak-anak orangutan berbeda pada tingkatan usia tertentu. Bayi yang baru lahir dapat memegang dengan kuat rambut di tubuh induknya dan induk akan selalu berhati-hati dalam setiap pergerakannya Horr, 1977. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya Rijksen 1978 menjelaskan bahwa anak orangutan yang sudah mencapai tahap kanak-kanak akan cenderung sering lepas dari genggaman dan gendongan sang induk.

2.3 Habitat dan Penyebaran Orangutan

Dokumen yang terkait

Pendugaan Produktivitas Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) pada Kawasan Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera (PPOS), Bukit Lawang

1 40 84

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

2 43 101

Perilaku Sosial Induk-Anak Orangutan (Pongo abelii) di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser

0 33 87

Pola Makan Induk Orangutan (Pongo abelii) Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Desa Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara

0 19 60

Perilaku Harian Ibu Dan Anak Orangutan (Pongo abelii) Di Ekowisata Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat

2 32 71

Estimasi Kepadatan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Jumlah Sarang Di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

0 37 81

PREFERENSI PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (PONGO ABELII LESSON) PADA WAKTU TIDAK MUSIM BUAH DI PUSAT PENGAMATAN ORANGUTAN SUMATERA (PPOS) BUKIT LAWANG TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER, SUMATERA UTARA.

6 33 20

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 28

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 18

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 11