dengan metode berpikir rasional dan ilmiah, sehingga dengan demikian, IAIN dapat menghasilkan ulama yang berpikiran luas, rasional, filosofis
dan ilmiah dengan teologi rasional.
34
Dengan perubahan kurikulum tersebut beliau dijuluki sebagai Bapak Rasional, bahkan oleh para pakar
beliau mendapat gelar sebagai Abduhisme.
C. Pengertian Fakta Sosial
Dari segi bahasa fakta sosial terdiri dari dua suku kata, yaitu “fakta” dan “sosial”. Untuk mendefinisikan fakta sesungguhnya tidaklah mudah yang
sering kita bayangkan. Masih terdapat berbagai pendapat dan tafsiran yang cukup melelalahkan.
35
Apa sesungguhnya fakta itu? Di dalam Oxford Ad
vanced Learner’s Dictionary of Current English yang dikutip oleh Dadang Supardan, yang dimaksud fakta adalah sebagai
berikut. 1.
Sesuatu yang digunakan untuk mengacu pada situasi tertentu atau khusus.
2. Kualitas atau sifat yang aktual nyata atau dibuat atas dasar fakta-
fakta. 3.
Kenyataan; keyataan fisik atau pengalaman praktis sebagaimana dibedakan dengan imajinasi, spekulasi, atau teori.
4. Sesuatu hal yang dikenal sebagai yang benar-benar ada dan terjadi,
terutama yang dapat dibuktikan oleh evidensi bukti yang benar atau dinyatakan benar-benar terjadi.
5. Hal yang terjadi dibuktikan oleh hal-hal yang benar, bukan oleh
berbagai hal yang telah ditemukan. 6.
Suatu penegasan, pernyataan atau informasi yang berisi atau berarti mengandung sesuatu yang memiliki kenyataan objektif, dalam arti
luas adalah suatu yang ditampilkan dengan benar atau salah karena memiliki realitas objektif.
36
Jadi menurut penulis fakta disini lebih mengedepankan kejadian yang sering terjadi dalam suatu lingkungan yang ada disekitar manusia itu baerada.
Istilah sosial social dalam bahasa inggris dalam ilmu sosial memiliki arti yang berbeda-beda, misalnya istilah sosial dalam sosialisme dengan
34
Ibid., h. 37.
35
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Edisi I
Jakarta: Bumi Aksara, 2011, Cet. III. h. 49-50.
36
Ibid.
istilah Departemen Sosial, jelas kedua-duanya menunjukkan makna yang sangat jauh berbeda. Menurut Soekanto yang dikutip oleh Dadang Supardan,
“apabila istilah sosial dalam menunjuk pada objeknya, yaitu masyarakat sosialisme adalah suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilikan
umum atas alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi ”.
37
Sedangkan istilah sosial pada departemen sosial, menunjukkan pada kegiatan- kegiatan di lapangan sosial.
38
Secara tidak langsung sosial tidak hanya menyangkut masyarakat itu sendiri, tapi ada suatu prinsip yang tertanam
dalam lingkungan masyarakat itu yang menjadi sumber ideologi tak tertulis dalam menjalankan kegiatan di tempat ia tinggal.
Lingkungan sosial merupakan kajian utama dalam pengkajian ilmu sosiologi, di dalamnya terdapat fakta atau realitas sosial yang menjadi
saduran utama dalam kajian sosiologi sehingga peranan dari lingkungan sosial tidak akan pernah terpisahkan dalam penelitiannya, dan sudah menjadi
satu kesatuan yang baku ketika mempelajari sosiologi berarti di dalamnya ada suatu karakteristik dari penggambaran lingkungan.
Adapun tokoh-tokoh klasik yang mengkaji lingkungan sosial dan teorinya mengacu pada suatu realitas atau fakta yang terjadi pada lingkungan
sosial diantaranya sebagai berikut:
1. Karl Marx
Teori Marx ini memberi paradigma baru dalam tatanan paradigma ilmu sosial, karena Marx lebih menekankan praksis, nilai kerja, dan
produksi ekonomi. Teori Marx merupakan pandangan kritis atas pemikiran utopis yang tidak bersifat praktis, sehingga jenis realitas dari
teori Marx ini dapat dikatakan lebih merupakan realitas objektif dibandingkan realitas subjektif.
39
Objektifitas pandangannya lebih tertuju pada gejala dalam lingkungan yang terjadi pada saat itu terutama dalam
bidang politik dan ekonomi, sehingga paham sosialnya dikenal dengan
37
Ibid., h. 27.
38
Ibid.,
39
I.B. Wirawan, Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma Fakta Sosial, Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial, Edisi I, Jakarta: Kencana, 2012, h. 12.