Ki Hajar Dewantara Pemikiran Tokoh dan Pembaharu Pendidikan Indonesia

H1194 M; dan kitab Tadkhirat al-Shaml wa al-Mutakallim fi Adab al- Alim wa al- Muta‟allim pengingat: memuat pembicaraan mengenai akhlak pengajar dan pelajar. 27 Fokus pada pembahasan dari pemikiran KH. Hasyim Asy‟ari yaitu terletak pada penanaman nilai akhlak dengan pedoman kitab, hasil karyanya yaitu kitab Adab al-Alim wa al- Muta‟allim.

3. K.H. Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan lahir pada 1 Agustus 1868 dan meninggal pada 22 Februari 1923. Nama kecil beliau adalah Muhammad Darwis yang merupakan anak keempat dari KH. Abu Bakar. Sementara ibunya adalah putri dari H. Ibrahim, yang juga menjabat penghulu Kesultanan Yogyakarta saat itu. 28 Dalam buku KH. AR. Fahruddin Ketua Muhammadiyah 1968 berjudul Menuju Muhammadiyah yang dikutip oleh Muh. Dahlan, menyatakan bahwa yang dikerjakan Ahmad Dahlan sepanjang kepemimpinanya adalah sebagai berikut: a. Meluruskan Tauhid, Peng-Esaan terhadap Allah swt. Meluruskan keberadaan Allah sebagai Sang Khalik. Hubungan Allah dan manusia tanpa perantara apapun. b. Meluruskan cara beribadah kepada Allah swt. Tanpa adanya gerakan-gerakan yang kurang tepat dalam shalat. c. Mengembangkan akhlakul karimah, etika sosial dan tata hubungan sosial sesuai tuntunan Islam. 29 Pemberantasan TBC Taqlid, Bid‟ah dan Khurafat, merupakan tahap pertama yang harus dihilangkan, karna hal tersebut akan mengganggu pada penanaman nilai-nilai Islam seutuhnya. Selain dari itu gagasan Ahmad Dahlan dalam kontribusi dalam dunia pendidikan yang perlu dicatat adalah memasukkan pendidikan agama Islam ke dalam sekolah pemerintahan, 30 yang pada saat itu, sekolah pemerintahan terfokus pada segi pendidikan umum, tanpa memasukan nilai-nilai agama di dalamnya. 27 Ibid., h. 20. 28 Muh. Dahlan, ” K.H. Ahmad Dahlan sebagai Tokoh Pembaharu” Jurnal Adabiyah Vol. XIV, No. 2, 2014, h. 123. 29 Ibid., h. 124. 30 Ibid., h. 127.

4. Prof. Dr. Harun Nasution

Harun Nasution lahir pada hari Selasa, 23 September 1919 di Pematang Siantar, Sumatra Utara dari hasil pernikahan antara Abdul Jabbar Ahmad dengan seorang putri dari Mandailing. Harun Nasution putra keempat dari lima bersaudara, pertama, Muhammad Ayyub, kedua, Khalil, ketiga, Sa‟idah, keempat, Harun Nasution dan kelima, Hafsah. 31 Beliau meninggal di Jakarta pada tanggal 18 september 1998. Perjalanan pendidikan beliau yaitu pada tahun 1962 Harun Nasution mendapat tawaran beasiswa untuk belajar di McGill University Kanada, Harun Nasution memperoleh gelar MA., dengan tesis The Islamic State In Indonesia: The Rise of The Ideologi The Movement For Its Creation and The Theory of The Masyumi, 32 setelah itu Harun Nasution melanjutkan kuliah di tempat yang sama selama dua setengah tahun untuk memperoleh gelar Ph.D. Pada tahun 1968 ia te1ah dapat menyelesaikan kuliah di bidang ilmu kalam Islamic Studies dengan menulis disertasi berjudul: The Place of Reason In Abduhs Theology, Its Impact On This Theological System and Views. 33 Beliau pernah menjadi Rektor IAIN Jakarta selama dua periode 1974-1982. Menurut Azyumardi Azra yang dikutip oleh Achmad Ruslan Afendi, dalam kapasitasnya sebagai rektor, Harun Nasution ingin menjadikan IAIN Jakarta sebagai pusat modernisasi kaum muslimin. Untuk mencapai tujuan tersebut pertama, ia melancarkan pembaharuan dengan melakukan restrukturisasi kurikulum IAIN secara keseluruhan. Di lembaga-lembaga pendidikan umum, bidang sains dipergunakan metode pemikiran ilmiah, sedangkan dibidang agama masih banyak memakai metode berpikir tradisional dengan teori teologi tradisionalnya. Oleh karena itu perlu dirubah metode berpikir tradisional dan diganti 31 Achmad Ruslan Afendi Peranan Harun Nasution dalam Pembaharuan Pendidikan Tinggi Islam di Indonesia, Disertasi pada IAIN Suanan Ampel Surabaya, Surabaya, 2010, h. 27, tidak dipublikasikan. 32 Ibid., h. 29. 33 Ibid.