Biografi Emile Durkheim Deskripsi Data

35 filsafat dibeberapa daerah propinsi. 2 Di tahun 1887, ia diundang nutuk mengajar di Universitas Bordeaux dan diangkat menjadi profesor dalam ilmu-ilmu sosial dan pedagogi. Lima belas tahun kemudian, di tahun 1902, ia berangkat ke Paris, untuk mengganti guru besar dalam bidang pedagogi di Sorbonne. Setahun di Sorbonne, ia diangkat secara definitif. Hingga pada tahun 1913, untuk pertama kali di Eropa, kata sosiologi dicantumkan dalam surat tugas mengajar. Sejak tahun 1875, situasi politik Prancis seakan tak pernah lepas dari krisis. Peristiwa-peristiwa sosial-politik tersebut semakin mempertebal keyakinan Durkheim akan pentingnya konsensus sosial. Selain itu, perkembangan sosial-ekonomi dirasakannya telah merobek apa pun dasar dari konsensus dan solidaritas lama. Gejala ini tentu tidak terbatas di Perancis saja, fenomena perubahan sosial-ekonomi merupakan kecendrungan umum di Eropa Barat. Khususnya sejak Inggris mempelopori lahirnya revolusi industri. Perkembangan teknologi, pertumbuhan penduduk, urbanisasi dan lahirnya kapitalisme merupakan peristiwa sosial yang penting karena mengubah seluruh tatanan sosial. Emile Durkheim hidup pada masa pergolakan Perancis dan Eropa pada umumnya. Ia, mau tak mau, terlibat dalam berbagai peristiwa penting tersebut. Namun, ia sanksi bahwa revolusi adalah jalan pemecahan dari beragam problem sosial yang terjadi. Durkheim beranggapan bahwa masyarakat memerlukan dasar moralitas baru dan konsensus yang menjadi tiang segalanya. Ia tidak pernah secara langsung terlibat dalam politik praktis, meski situasi sosial-politik yang gaduh terjadi di Perancis. Ia tidak seperti MaxWaber dan Karl Marx yang cendrung terlibat dalam kejadian-kejadian politik. Peran Durkheim lebih terlihat sebagai seorang cendikiawan. Karya-karyanya benar-benar bersifat akademik, lebih sistematis dan tidak terpencar- 2 Soedjono Dirdjosiswono. Sosiologi dan Filsafat, Jakarta: Erlangga, 1991, hal. xliii-xliv. 36 pencar serta lebih sedikit sifat propagandanya ketimbang karya-karya Weber dan Marx. Keperibadian yang kuat, tegas dan bahkan sikap otoriter yang cendrung mengarah pada dogmatisme adalah sikap seorang Durkheim. Namun, ia senantiasa hidup sederhana dan pekerja keras serta tidak begitu suka terjun ke dalam kehidupa sosial yang santai atau hedonitis. Kehidupan sosialnya justru diisi dengan kegiatan diskusi yang intensif tentang masalah sosial-politik yang terjadi di zamannya. Peristiwa yang menjadi pukulan besar bagi Durkheim adalah saat anak lelakinya meninggal ketika Perang Dunia Pertama berkecamuk. Pada tahun 1916, ia mulai sakit-sakitan, namun selama periode tersebut ia mulai menyusun tulisan-tulisannya yang masih berupa manuskrip secara teratur. Kelak, murid-muridnya menerbitkan tulisan- tulisan tersebut. Tanggal 15 November 1917, tapat ketika usianya akan mencapai 60 tahun, sang calon Rabi meninggal dunia di Fontaineblau. 3

2. Karya-karya Emile Durkheim

Durkheim merupakan seorang tokoh Perancis yang sangat berpengaruh pada masanya, terutama dalam masalah sosial. Pemikirannya menjadi salah satu rujukan dalam pembahasan sosiologi. Oleh karna itu, karyanya banyak diterjemahkan kedalam berbagai bahasa sebagai rujukan dalam memahami sosiologi. Di bawah ini beberapa karya Emile Durkheim: a. De la Division du Travail Social, Paris: Alcan, 1893. Edisi ke- 8, Paris: Presses Universitaires de France, 1967. Diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan judul The Division of Labor in Society, New York, free Press, 1964. b. Les r[]gles de la m[]thode Sociologique, Paris: Alcan, 1895. Edisi ke- 15, Paris: Presses Universitaires de France,1963. Diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan judul The Rules 3 Fuad Ardlin, op cit., h. 47-49. 37 Of Sociological Methode, New York: Free Press, Eigthth edition, 1964. c. Le suicide, Paris: Alcan, 1897. Edisi ke-2, Paris: Presses Universitaires de France, 1967. Diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan judul Suicide, A Study in Sociology, London: Routledge, 1989. d. Les Formes []|[]mentaires de la vie Religieuse, Paris: Alcan, 1912. Edisi ke-5, Paris: Presses Universitaires de France, 1968. Diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan judul The Elementary Form of the Religiouse Life, New York: free Press, 1992. e. L‟Allemagne au-dessus de tout: La Mentalit[] Allemandeet la Guerre Jerman di atas segalanya: Mentalitas Jerman dan Perang, Paris: A. Colin, 1915. f. Education et Sociologie, Paris: Alcan, 1922. Edisi ketiga karya ini mungkin diterbitkan kembali Presses Universitaires de France, 1966. g. L, Education Morale, Paris: Alcan, 1925. Edisi baru, Paris: Presses Universitaires de France, 1963. Diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan judul Moral Education, New York: Free Press, 1973. h. Sociologi et Philosophie, Paris: Alcan, 1924. Edisi ketiga karya ini kemudian diterbitkankembali Presses Universitaires de France, 1967. Diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan judul Sociology and Philosophy, New York: Mac Millan Publishing. Co., Inc., 1974. i. Le Socialisme, Paris: Alcan, 1928. Edisi kedua, Paris: Presses Universitaires de France, 1971. Diterjemahkan ke dalam Bahasa 38 Inggris dengan judul Socialism, New York: Mac millan Publishing Co., Inc., 1962. 4

3. Fakta Sosial dalam Perspektif Emile Durkheim

Sebenarnya untuk dapat memahami pengertian fakta sosial melalui penelusuran pengalaman bersama, cukuplah kalau diperhatikan bagaimana cara seorang anak dibesarkan. Apabila kita memperhatikan fakta sebagaimana adanya dan selalu demikian adanya akan segera kelihatan bahwa setiap pendidikan merupakan usaha terus-menerus untuk memaksakan pada anak cara memandang dan bertindak yang tidak dapat dicapai secara spontan. Dari sejak awal hidupnya kita memaksanya untuk makan, minum dan tidur pada waktu-waktu tertentu. Kita memaksanya untuk mengenal kebersihan, ketenangan, dan kepatuhan. Kemudian kita memaksanya agar ia belajar menghormati orang lain, menghormati adat dan kebiasaan, perlunya kerja, dan sebagainya. Jika pada suatu saat pemaksaan ini tidak terasa lagi, hal ini dikarenakan pemaksaan itu telah membuat si anak menjadi semakin terbiasa dan timbul dorongan batin bahwa pemaksaan tidak berguana lagi. Akan tetapi pemaksaan itu tidak berhenti sama sekali karena masih tetap merupakan sumber dari kebiasaan itu sendiri. 5 Posisi teori Durkheim dalam paradigma ilmu sosial masuk pada paradigma fakta sosial. Hal ini sangat nyata, tampak dari konsep teorinya yang terkenal tentang “jiwa kelompok” yang dapat mempengaruhi kehidupan individu. 6 Individu yang ada di tengah kelompok tersebut merupakan bagian pokok bagaimana mempelajari kenyataan yang terjadi dalam sebuah wadah masyarakat. Social fact fakta sosial adalah aspek-aspek kehidupan sosial yang tidak dapat dijelaskan dalam pengertian biologis atau psikologis dari seorang 4 Ibid.,h. 50-51. 5 Taufik Abdullah, Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986, h. 32. 6 Ibid., h. 32.