Prof. Dr. Harun Nasution

istilah Departemen Sosial, jelas kedua-duanya menunjukkan makna yang sangat jauh berbeda. Menurut Soekanto yang dikutip oleh Dadang Supardan, “apabila istilah sosial dalam menunjuk pada objeknya, yaitu masyarakat sosialisme adalah suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilikan umum atas alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi ”. 37 Sedangkan istilah sosial pada departemen sosial, menunjukkan pada kegiatan- kegiatan di lapangan sosial. 38 Secara tidak langsung sosial tidak hanya menyangkut masyarakat itu sendiri, tapi ada suatu prinsip yang tertanam dalam lingkungan masyarakat itu yang menjadi sumber ideologi tak tertulis dalam menjalankan kegiatan di tempat ia tinggal. Lingkungan sosial merupakan kajian utama dalam pengkajian ilmu sosiologi, di dalamnya terdapat fakta atau realitas sosial yang menjadi saduran utama dalam kajian sosiologi sehingga peranan dari lingkungan sosial tidak akan pernah terpisahkan dalam penelitiannya, dan sudah menjadi satu kesatuan yang baku ketika mempelajari sosiologi berarti di dalamnya ada suatu karakteristik dari penggambaran lingkungan. Adapun tokoh-tokoh klasik yang mengkaji lingkungan sosial dan teorinya mengacu pada suatu realitas atau fakta yang terjadi pada lingkungan sosial diantaranya sebagai berikut:

1. Karl Marx

Teori Marx ini memberi paradigma baru dalam tatanan paradigma ilmu sosial, karena Marx lebih menekankan praksis, nilai kerja, dan produksi ekonomi. Teori Marx merupakan pandangan kritis atas pemikiran utopis yang tidak bersifat praktis, sehingga jenis realitas dari teori Marx ini dapat dikatakan lebih merupakan realitas objektif dibandingkan realitas subjektif. 39 Objektifitas pandangannya lebih tertuju pada gejala dalam lingkungan yang terjadi pada saat itu terutama dalam bidang politik dan ekonomi, sehingga paham sosialnya dikenal dengan 37 Ibid., h. 27. 38 Ibid., 39 I.B. Wirawan, Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma Fakta Sosial, Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial, Edisi I, Jakarta: Kencana, 2012, h. 12. paham materialistik dan idiologi perjuangan politiknya disebut marxisme. Bias yang sangat menonjol dalam teori Karl Marx adalah determinan yang dianut, juga penekanan pada praksis membuat segala sesuatu yang bersifat materialistik menjadi penting sedangkan yang nonmaterialistik menjadi kurang penting. Negara, institusi, filsafat, dan pandangan dunia, menurut teori Marx hanyalah dianggap sebagai pelengkap dan oleh karenanya tidak mempunyai peran penentu. Faktor yang sangat menentukan dalam pandangan Marx adalah alat-alat produksi dan hubungan produksi, dan inilah yang sebenarnya menjadi bias dari teori itu. 40

2. Talcott Parsons

Parsons menginginkan suatu spektrum teori yang umum yang melingkupi skala mikro dan makro. Hal ini menyebabkan para ahli kesulitan untuk menempatkannya kedalam paradigma mana sebenarnya persepektif teorinya itu. Ritzer, misalnya menempatkannya di dalam paradigma definisi sosial, sebab teori ini menempaatkan manusia sebagai aktor kreatif yang memiliki tujuan sendiri dan memiliki cara-cara tersendiri untuk mencapai tujuan tersebut. Itulah sebabnya, Parsons membedakan antara tindakan action dengan perilaku behavior. Tindakan menyatakan secara tidak langsung suatu aktivitas, kreativitas dan menghayatan diri individu, sedangkan perilaku menyatakan secara tidak langsung kesesuaian secara mekanik antara perilaku respons dan rangsangan dari luar stimulus. Adapun di sisi lain ada juga yang menempatkannya ke dalam paradigma fakta sosial. Tokoh yang berpandangan seperti itu adalah, Zamroni meskipun dia sebenarnya tetap menerima anggapan seperti yang dimaksud dalam pandangan George Ritzer. Tetapi tampaknya, pengelompokan di dalam paradigma ini lebih 40 Ibid., h. 13.