40
kuat, sebab mereka mempunyai sumber kesadaran kolektif yang satu sama yang biasa disebut alam. Sumber itu dihayati sebagai
dewa, totem, masyarakat sendiri, atau salah satu asas seperti misalnya, perpaduan yang timbul dari unsur-unsur yang
berlawanan.
9
Kelompok yang dalam solidaritasnya lebih ditentukan oleh ikatan emosional, kekerabatan, persamaan cita-cita, dan ikatan
keagamaan. Jenis solidaritas mekanis ini merupakan suatu ciri khas pemersatu dari masyarakat kuno.
b. Kelompok solidaritas organis
Di sini justru perbedaan antara anggota individual membuat mereka bermasyarakat. Mereka saling membutuhkan dan oleh
karenanya menjadi bergantung satu kepada yang lain. Durkheim memakai istilah “organis” di bawah pengaruh organisisme,
khususnya sosiologi Comte yang agak kentara dalam karangannya yang pertama. Sebagaimana organ-organ yang berlainan fungsinya
menyokong dan menjamin seluruh kehidupan badan, demikian juga pandangan, perasaan, dan tindakan sosial yang berlainan
menyangga masyarakat. Dalam masyarakat moderen kebebasan individu dan toleransi terhadap keyakinan individual dan caranya
masing-masing anggota mengatur hidupnya sendiri, menonjol. Bidang-bidang kehidupan yang dikuasai oleh kesadaran kolektif,
makin menyempit. Masyarakat diandaikan tidak berhak untuk mencampuri urusan-urusan pribadi yang makin meluas.
10
B. Pembahasan
1. Kekeliruan Lingkungan Sosial Pendidikan
Lingkungan sosial sangat berperan dalam menunjang masalah pendidikan, dari lingkunganlah pendidikan mulai menanamkan
benihnya dalam diri setiap individu yang ada disekitarnya secara tidak langsung, peranannya akan selalu ada dalam masalah pendidikan.
9
K. J. Veeger, REALITAS SOSIAL: Refleksi Filsafat Sosial atas Hubungan Individu- Masyarakat dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi., Jakarta: PT. Gramedia, 1985, h. 146-147.
10
Ibid., h. 147.
41
Lingkungan yang baik akan memberikan potensi lebih banyak nilai kebaikan kepada setiap pelaku masyarakat yang ada di tempat tersebut,
walaupun terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Pembiasaan yang baik dari setiap elemen masyarakat kepada
setiap individu yang ada di dalamnya memberikan dampak yang baik pula dalam membentuk lingkungan sosialnya. Gambaran elemen sosial
terkecil yang ada dalam masyarakat adalah keluarga individu itu sendiri, yang sekecilnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Setelah itu
masuk ke wilayah bertetangga, sekampung hingga bernegara. Realitas kebaikan dari proses pembentukan sosial yang dibangun
dalam lingkungan masyarakat tidak semuanya dipandang baik oleh elemen-elemen lainnya, ada juga elemen yang harusnya mendukung
pembentukan nilai sosial tersebut tapi berlainan dengan mestinya. Di bawah ini ada beberapa kasus sosial yang terjadi dibeberapa
lingkungan masyarakat yang ada di Indonesia, di antaranya: a.
Anak SD disuruh nyontek oleh gurunya Berita ini menjadi sorotan utama dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Irma Winda Lubis sebagai seorang ibu dari murid SD 06 Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang dipaksa untuk memberikan
contekan pada teman-temannya pada UN pada tahun 2011. Dia mendatangi Balaikota DKI Jakarta untuk meminta penjelasan
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, atau dengan aparat terkait atas kasus pemaksaan menyontek, yang diduga atas suruhan
Kepala Sekolah kepada anaknya.
11
Peristiwa ini mengundang banyak kontrofersi, antara fungsi dan peranan yang terkait antara
instansi pendidikan dengan hal yang harus diajarkan dalam instansi tersebut.
Menurut Aris Merdeka Sirait di Jakarta, Rabu 15 Juni 2011, “memaksa anak untuk menyebarkan kunci jawaban dapat
11
Desy Afrianti dan Siti Ruqoyah, Anak Dipaksa Nyontek, Orangtua Datangi Foke, 2015, www.vivanews.com.