Partai Gerindra dalam Mengkampanyekan Politik Pencitraan Prabowo Subianto
Momentum kampanye merupakan sebuah periode yang sengaja diberikan oleh panitia pemilu kepada semua kontestan, baik partai politik maupun
kandidatnya untuk memaparkan program-program kerja dan mempengaruhi opini publik sekaligus memobilisasi masyarakat agar memberikan suara pada saat
pencoblosan. Dalam presfektif komunikasi politik, kampanye didefinisikan sebagai bagian dari aktivitas komunikasi yang terorganisasi secara langsung
ditunjukan pada khalayak, pada periode waktu yang telah ditetapkan atau tidak yang guna mencapai tujuan.
9
Selain itu, kampanye juga bisa diartikan sebagai, keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang
lain dengan daya tarik yang komunikatif. Kampanye dalam kaitan ini dialamatkan pada proses pencitraan Prabowo Subianto oleh Partai Gerindra menjelang pilpres
2009. Jadi orientasi kampanye yang dilakukan Partai Gerindra mengarah pada upaya untuk mengkontrusksi citra Prabowo Subianto.
Secara teoritis kampanye bisa di kembangkan menjadi dua bentuk yaitu pertama, kampanye menjelang pemilu Short-tern, yang digunakan pada saat
menjelang pemilu untuk mengingatkan, membentuk dan mengarahkan opini publik. Kedua, kampanye bersifat permanen dan berlaku untuk jangka panjang.
10
Kampanye ini dilakukan tidak hanya terbatas pada periode menjelang pemilu, tetapi sebelum dan setelah pemilu berperan amat penting dalam pembentukan
image politik kandidat yang nantinya akan mempengaruhi perilaku pemilih pada saat dibutuhkan. Kampanye politik yang dilakukan oleh tiap-tiap partai politik
9
Rosady Ruslan, Kampanye Public Relation h. 21.
10
Firmanzah Ph.D. Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas, h. 275
memiliki orientasi yang berbeda-beda tergantung pada masing-masing partai yang bersangkutan.
Pada tataran aplikasi Partai Gerindra melakukan kedua bentuk kampanye tersebut dengan harapan pesan-pesan politik dan promosi yang disampaikan tidak
hanya terjadi menjelang pemilu saja namun bisa diterima pada saat sebelum dan sesudah pemilu. Metode kampanye Partai Gerindra dilakukan secara berencana,
sistematis, memotifatif, psikologis dan dilakukan berulang serta berkelanjutan. Seperti halnya telah disinggung dalam bab teoritisasi, terdapat beberapa
strategi kampanye ketika mempromosikan Prabowo sebagai Wapres pada pilpres 2009, diantaranya yaitu;
1. Strategy of Publicity Strategi ini tetap dijalankan dengan melakukan kerjasama kepada media
massa. Di hampir setiap media massa Partai Gerindra beserta Prabowo hadir menyapa pemirsah untuk mengsosialisasikan program partai dan tentunya terdapat
misi membangun pencitraan. Selain melakukan publikasi sendiri, Partai Gerindra juga membangun hubungan dengan media massa melalui konferensi pers antara
pemimpin partai dengan wartawan
“Pada Pemilu 2009, Partai Gerindra memiliki media center. Media center berperan melakukan publikasi fokus pada kampanye politik. Tugas media center
mulai dari persiapan kampanye politik sampai pada masa kampanye pemilihan presiden. Namun pada saat kampanye pilpres media center Partai Gerindra
digabung dengan media center PDIP publikasi untuk kampanye dilakukan di bawah tanggung jawab media center
.”
11
11
Wawancara Pribadi dengan Fadli Zon.
Terdapat tiga bentuk publikasi yang dilakukan dalam kampanye Partai Gerindra: pertama, pure publicity publisitas murni yaitu bentuk publisitas yang
sama dengan nilai berita yang muncul di media pers. Partai Gerindra mengeluarkan berita atau konfrensi press, terkait satu kegiatan atau peristiwa
tertentu yang mengandung nilai berita dan kemudian diberitakan oleh media pers nasional maupun lokal.
Kedua, tie in publicity publisitas yang sengaja yaitu bentuk publisitas yang sengaja dilaksanakan oleh Partai Gerindra yakni mengadakan seminar,
kegiatan kepedulian sosial, sumbang sembako, dan kegiatan lainya yang kemudian kegiatan tersebut diliput oleh media massa.
Ketiga, paid publicity publisitas yang dibayar ini merupakan bagian bentuk dari publisitas yang membutuhkan dana, misalnya membuat artikel
sponsor advertial, sisipan supplement atau pariwara dan informensial yang kemudian dimuat di media pers dan pemuatan tersebut sama dengan tarif iklan.
12
Partai Gerindra juga melalui humasnya melakukan monitoring, yaitu sebuah usaha melakukan pemantauan terhadap informasi yang beredar di
masyarakat. Monitoring ini dilakukan dalam rangka menganalisis setiap situasi yang terjadi dengan permasalahan yang dihadapi untuk kemudian Partai Gerindra
ikut mengambil bagian dalam memberikan penjelasan atau klarifikasi kepada masyarakat terkait isu yang berkembang dyadic communication. Dari
keseluruhan strategi ini sosok Perabowo Subianto selalu ditampilkan dan tentunya memiliki orientasi terhadap pembangunan citra Prabowo Subianto.
12
Rusady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relation, h. 61.
2. Strategy of Persuation Partai Gerindra melakukan langkan persuasi dalam berkampanye melalui
teknik sugesti atau persuasi untuk mengubah opini publik dengan mengedepankan sisi emosional dari suatu cerita, artikel, atau fature berlandaskan humanity
interest. Realisasi langkah ini Partai Gerindra melakukan iklan di media cetak maupu elektronik, melakukan kunjungan langsung keberbagai segemtasi
masyarakat dalam bentuk berbagai program seperti bantuan sembako, pelatihan dan lain-lain. Kemudian dalam kampanye tersebut disosialisasikan visi-misi,
program kepartaian, platform dan yang terpenting sosialisasi tokoh yang diperjuangkan Parabowo Subianto, dengan harapan dapat diterima oleh
masyarakat. Dalam hal ini seperti dikatakan oleh M. Asrian Mirza selaku Ketua Bidang Humas dan Media Massa Partai Gerindra yaitu:
“Humas Partai Gerindra menampilkan sebuah informasi di media massa melibatkan unsur emosional dan rasional yang tinggi. Coba perhatikan iklan Partai
Gerindra di TV, lewat iklan dengan tema kerakyatan berhasil menyentuh emosional dan rasional masyarakat. Dalam iklan itu diangkat fenomena yang ada di indonesia
lengkap dengan solusi yang kita tawarkan. Tidak salah kalau iklan partai gerindra menjadi iklan terpopuler pada pemilu 2009”.
13
3.Strategy of Argumentation Dunia politik merupakan wilayah yang rentan terjadi berbagai peristiwa
yang kurang menguntungkan bagi partai maupun kandidatnya. Berbagai perristiwa politik setidaknya harus direspon dan dianalisis lebih teliti karena tidak
menuntut kemungkinan hal-hal yang negatif sering dialamatkan pada suatu paratai
13
Inke Suharni, “Humas dalam Kompanye Politik: Studi Partai Gerindra Menghadapi pemilu 2009
”, h. 86
yang bersangkutan seperti pengemasan isu negatif yang diarahkan pada partai maupun kandidat tertentu. Apabila ini terjadi sudah jelas akan melahirkan
implikasi negatif dan tidak menguntungkan bagi partai yang dijadikan objek dari strategi politik partai lain. Partai Gerindra dalam hal ini menggunakan strategy of
argumentation dengan tujuan agar mengantisipasi berita negatif yang kurang menguntungkan. Berita negatif itu kemudian dianalisis lebih dalam dan detail oleh
sebagaian elemen partai. Selanjutnya dibentuk berita tandingan yang mengemukakan argumentasi rasional agar opini publik tetap dalam posisi yang
menguntungkan. Keberadaan Prabowo Subianto yang rentan terhadap isu-isu negatif
menjadikan Partai Gerindra harus senantiasa bersikap rekatif terhadap segala isu yang berkembang di dalam masyarakat. Reaksi ini harus diaplikasikan menjadi
sebuah rumusan argumentasi yang nanti dikembangkan kembali kepada masyarakat. Berkat kerja keras dan keahlian dalam membuat dan
mengembangkan strategi, Partai Gerindra cukup berhasil dalam menjaga image politiknya serta image politik tokoh Prabowo Subianto. Seperti dikemukakan oleh
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra dalam wawancara khusus dengan penulis yaitu:
“Ketika Partai Gerindra bersaing dan mengusung Prabowo dan Mega pada pilpres 2009, banyak usaha-usaha pencitraan negatif yang dilakukan oleh lawan
politik kami. Di dalam pemilihan presiden dimanapun, mereka akan mencari titik lemah dari lawan-lawan politiknya termasuk di Indonesia. Saya kira itu hal yang
sangat wajar, tetapi dalam pilpres 2009, upaya untuk mencitrakan citra negatif terhadap Mega-Prabowo itu gagal. Pada waktu itu tidak ada pencitraan negatif
terhadap Prabowo misalnya persoalan HAM, justru yang terjadi sebaliknya. Prabowo sering muncul sebagai sosok yang membela kepentingan rakyat, yang
memang kami yang membingkainya. Sebagai sekertairis umum dan tim kampanye
nasional, jadi saya yang mengendalikan tim kampanye ketika itu. Jadi pencitraan yang ingin kita tunjukan adalah Mega-
Parbowo “pro-rakyat”pro dalam pemikiran, tindakan dan juga kebijakan, kesemuanya di kemas oleh tim untuk mencitrakan
Prabowo dan Mega”.
14
4. Strategy of Image Menyadari pentingnya citra di dalam politik, Partai Gerindra dituntut
untuk memperhatikan lebih dalam persoalan pencitraan partai maupun kandidatnya. Kesadaran tersebut diartikulasikan pada pembentukan strategy of
image sebagai bagaian dari strategi kampanye sebelumnya. Strategi ini menuntut pada pembentukan citra positif dalam publikasi untuk menjaga lembaga, produk
partai dan kandidatnya. Misalnya partai tidak hanya menampilkan segi promosi, tetapi bagaimana menciptakan publikasi non komersial dengan menampilkan
kepedulian terhadap lingkungan dan sosial yang menguntungkan citra bagi lembaga, organisasi serta kandidat secara keseluruhan.
Untuk melakukan pemembentukan image dan penjagaan image partai dan kandidatnya, Partai Gerindra melakukan hal-hal sebagai berikut: Pertama,
mendirikan posko Partai Gerindra peduli rakyat untuk membantu para korban bencana alam dan aktif memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurang
mampu yang sedang terkena bencana. Kedua, melakukan kampanye terbuka selama masa kampanye yang telah ditetapkan oleh KPU dengan pengarahan masa
untuk menyampaikan program yang ditawarkan partai dengan mengusung tema yang menarik hati masyarakat. Ketiga, menjalin hubungan yang baik dengan
14
Wawancara Pribadi dengan Fadli Zon.
kelompok-kelompok masyarakat manapun juga. Misalnya hubungan baik yang dibangun oleh Prabowo Subianto dengan kelompok_kelompok masyarakat seperti
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia HKTI, Asosiasi Pemerintahan Daerah Se Indonesia APDESI, Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia APPSI, dan
Kontak Tani dan Nelayan Andalan KTNA. Dan keempat, membuat buku hasil pikiran Prabowo Subianto yang berjudul “Membangun Kembali Indonesia Raya”,
sebagai wujud kepedulian Prabowo terhadap nasib para petani di Indonesia.
15
Dalam tatanan praktis, meskipun kegiatan-kegiatan di atas tidak dilaksanakan sepenuhnya oleh Partai Gerindra, namun stretegi kampanye inilah
yang kemudian dijadikan sebagai cara untuk membangun pencitraan Prabowo Subianto di tengah-tengah masyarakat, dimana Prabowo Subianto kerap terlibat
langsung pada saat kampanye ini dilaksanakan.