Biografi Prabowo Subianto Potret Prabowo Subianto

keempatnya memilih titik pijak karir yang berbeda-beda. 20 Diantara semua saudaranya, Prabowo dikenal sebagai anak yang paling gemar mengoleksi dan membaca buku. Dari koleksi perpustakaan milik pribadi di kantor maupun dirumahnya, Prabowo paling menyukai buku tentang sejarah dan militer. Konon, ia selalu belanja banyak buku jika berpergian keluar negeri. Masa kecil Prabowo memang lebih banyak dihabiskan di luar negeri seperti Singapura tiga tahun, Malaysia dua tahun, Hong Kong dua tahun, Swis dua tahun, Inggiris dua tahun dan di Inggris inilah Prabowo menyelesaikan sekolah menengahnya. 21 Berkat pengalaman hidup yang berpindah-pindah tersebut penguasaan terhadap bahasa asingnya Prabowo terbilang baik. Bahasa asing yang prabowo kuasaian diantaranya adalah bahasa Inggris, bahasa Prancis, bahasa Jerman, dan bahasa Belanda. Prabowo menyelesaikan bangku sekolah menengahnya pada usia 16 tahun di American School di London, Inggris. Konon Prabowo terkenal rewel di kelasnya. Maka dari itu, ia di hukum dengan dinaikan kelasnya ke satu level yang lebih tinggi. Kemudian setelah lulus sekolah Prabowo di terima di tiga universitas di Amerika Serikat, salah satunya adalah Universitas Colorado. 22 Namun, karena usianya yang masih terlalu muda Soemitro mengusung Prabowo kembali ke tanah air dan memintanya menunda untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah kembali ketanah air justru mencuatkan cita-cita lama Prabowo, yaitu sekolah dibidang militer dan atas pendiriannya tersebut Prabowo pun melanjutkan sekolahnya di Akademi Militer Nasional AMN, sebagai Taruna 20 Ibid, 108 21 Soempeno, Prabowo Bintang Tiga, h. 108 22 Ibid, 109 Akabri Darat Magelang. Prabowo menamatkan pendidikanya di AMN tahun 1974, seangkatan dengan Kolonel Syafrie Syamsudin, Kolonel Mahidin Simbolan dan Kolonel Eddi Budianto. 23 Di lingkungan kemiliteran karir Prabowo Subianto terbilang mulus, pada 1976 ia menjadi Komandan Peleton Grup I Kopasandha nama lawas Kopasus. Setahun kemudian, naik menjadi Komandan Kompi di lingkungan Grup I kesatuan yang sama, Kompi Naggala 28, hingga tahun 1980. 24 Dalam beberapa oprasi militer Prabowo terbilang pernah beberapa kali menoreh keberhasilan. Pada oprasi militier tahun 1979, Prabowo beserta anak buahnya di batalion 744 berhasil membunuh Presiden dan Mentri Pretahanan Fretilin Nicolao Dos Reis Labato di Timur Timur. Ini pula yang membuat Prabowo mendapat kenaikan pangkat. 25 Pada 1990 jabatan Prabowo naik menjadi Perwira Oprasi di Grup I. Jabatan ini di embannya samapai 1983. Pada 1993, prabowo kembali ditugaskan di Kopasus Komando pasukan khusus dengan jabatan Pejabat Sementara Komandan Grup II Pusdik Kopasus. Tidak lama kemudian menjadi Komandan Grup III Pusat Pendidikan Pasukan Khusus Pusdikpasus. Tahun 1994, kembali dipromosikan untuk mendampingi Brigjen Soebagyo Hari Siswoyo, yang saat itu menjabat Komandan Kopasus, sebagai wakil Komandan Kopasus. Hanya butuh waktu 14 bulan, Prabowo naik satu level lagi menggantikan komandannya, Soebagyo, yang dipromosikan menjadi Panglima Kodam IVDiponogoro dan dua 23 Ibid, 109-113 24 Ibid, 110 25 Pamudi, Kalau Parbowo Jadi Presiden, h. 26-27. bintang di bahu. 26 Demikian karir militer Prabowo dan dia tercatat sebagai Jendral pertama alumni angkatan 1974 dan pada waktu itu Prabowo berusia 44 tahun.

2. Kontroversi dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Sisi lain dari catatan hitam kehidupan Prabowo adalah figur kontroversial dan tudingan pelanggaran hak asasi manusia. Pada 1983, kala itu Prabowo masih berpangkat Kapten, Prabowo di duga pernah mencoba melakukan upaya penculikan sejumlah petinggi militer, termasuk jendral LB. Moerdiani, namun upaya ini digagalkan oleh Mayor Luhut Panjaitan, Komandan Den 81Antiteror. Prabowo sendiri pada saat itu menjabat sebagai wakil Luhut. 27 Kemudian pada 1990-an Prabowo terkait oleh kasus pelanggaran HAM di Timur Timur. Pada 1995, Dia sempat menggerakan pasukan ilegal yang melancarkan aksi teror kewarga sipil. Peristiwa ini nyaris membuat dirinya baku hantam dengan Komandan Korem Timur Timur yaitu Kolonel Inf Kiki Sjahnakrie, di kantor Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Adang Ruchiyatna. 28 Kemudian pada 1998 Prabowo juga diduga kuat mendalangi beberapa penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis pro-reformasi. 29 Peristiwa penculikan tersebut diawali dengan meledaknya bom di rumah susun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, 18 Januari 1998. Hasil penyelidikan peledakan bom tersebut menemukan dokumen rencana revolusi yang melibatkan empat kelompok 26 Ibid, 112-113 27 Nurul Hidayati,” Gagalkan Penculikan Jenderal, Luhut Layak Dapat Bintang”, artikel diaksespadaKamis1Desember2011darihttp:preview.detik.comdetiknewsread2009031212142 6109830710gagalkan-penculikan-jenderal-luhut-layak-dapat-bintang 28 Soepomo, Prabowo Bintang Tiga: Dari cijantung Bergerak ke Istana, h. 121. 29 Agus Suprianto. “Prabowo dan Sjafrie Tak Penuhi Panggilan Komnas HAM”, artikel diakses pada 7 Desember 2011 darihttp:www.tempo.co.idhgnasional20050603brk,20050603- 62010,id.html kunci: CSIS, Jendral Purn L.B. Moerdani, kelompok masa PDIP Megawati, dan pengusaha Sofyan Wanadi-Yusuf Wannadi. Kemudian beredarlah nama-nama “kelompok kiri” yang dianggap berpotensi membuat rusuh menjelang dan selama sidang umum MPR. Orang-orang yang tercantum dalam daftar nama itu satu demi satu menghilang. Dalam penyidikan yang dilakukan secara intensif pasca lengsernya Soeharto oleh TPFG Tim Pencari Fakta Gabungan, pelaku penculikan kemudian diketahui yaitu Tim Mawar, satu dari tiga yang dibentuk oleh Komandan Batalion 42 Group VI Kopassus, Mayor infantri Bambang Kristono atas perintah Prabowo Subianto. 30 Sejumlah aktivis yang diculik tim Mawar diantaranya adalah Desmond Mahesa, Pius Lustrilanang, Haryanto Taslam, Waluyo Jati, Faisal Reza, Aan Rusdiayanto, Mugianto, Nezar Patria, dan Andi Arif. 31 Kesembilan orang inilah yang diakui Prabowo sebagai korban penculikan dirinya atau tim Mawar dengan motif sebagai tindakan preventif pencegahan dini agar tidak terjadi lagi peledakan bom seperti di Tanah Tinggi dan bukan bertujuan untuk membunuh. 32 Diluar sembilan orang tersebut, masih ada 14 orang termasuk seniman “Teater Rakyat” Widji Thukul, aktivis Herman Hendarwan, dan Pitrus Bima masih hilang dan belum ditemukan hingga sekarang. 33 Tuduhan terhadap Prabowo sebagai dalang dibalik beberapa peristiwa pelanggaran HAM tidak hanya terjadi pada bulan Februari hingga Maret, namun pada bulan Mei 1998 terjadi penembakan terhadap empat mahasiswa Trisakti. Tragedi inilah yang 30 Pamudi, Kalau Prabowo Jadi Presiden, h. 64-65. 31 Ibid, h. 66 32 Ibid, h. 66-67 33 Arifin Asydhad, “14 Korban Penculikan Diyakini Sudah Meninggal” diakses pada 10 Desember 2011. http:www.detiknews.comread200506141454253811131014-korban- penculikan-yang-diyakini-sudah-meninggal.