Visi dan Misi, ADART, dan Struktur Organisasi Partai Gerindra
Dalam upaya menjalankan dan merealisasikan tujuan kepartaian, setiap partai politik dituntut untuk membentuk struktur organisasi secara jelas dan
terarah agar agenda serta tujuan partai bisa tercapai dengan baik. Begitu pula dengan Partai Gerindra, sebagai partai politik yang legal Partai Gerindra telah
merumuskan struktur organisasinya. Selain setruktur organisasi hal lain yang harus dimiliki oleh partai politik adalah pedoman bersama untuk menjalankan
roda organisasi politiknya. Pedoman tersebut dapat berpijak pada visi dan misi yang dimiliki oleh partai politik Partai Gerindra. Berbagai instrumen kepartaian
seperti visi-misi, struktur organisasi, tujuan, jati diri, fungsi serta kelengkapan yang lainnya dirumuskan dalam bentuk Anggaran Dasar Rumah Tangga
ADART. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ADART memuat
substansi penguatan kelembagaan Partai Gerindra. ADART memiliki fungsi strategis dalam memperkuat konstitusi Partai Gerindra. Konstitusi yang kuat tentu
saja ikut memperkuat kedudukan partai sebagai salah satu partai politik yang ikut pemiilu 2009. Dengan membawa visi-misi dan tujuan politik yang konkrit diatur
secara terorganisir dari tingkat pusat sampai daerah dalam ADART. Terkait dengan struktur organisasi Partai Gerindra, dalam ADART Partai Gerindra
disebutkan bahwa setiap warga negara Republik Indonesia yang setia kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang dengan sukarela mengajukan permohonan menjadi anggota.
12
11
DPP Partai Gerakan Indonesia Raya Partai Gerindra, Manifesto Perjuangan Partai Gerindra, Jakarta: Partai Partai Gerindra, h. 16-17.
12
Ibid. h. 15
Partai Gerindra hadir di tengah masyarakat karena terpanggil untuk memberikan dedikasinya kepada negara dan rakyat Indonesia. Partai Gerindra
berjuang untuk tegaknya Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dua pokok perjuangan Partai Gerindra diatur dalam ADART menjadi asas Partai Gerindra,
yaitu: Kebangsaan, Kerkayatan, Religius dan Keadilan Sosial.
13
Wawasan kebangsaan yang dimiliki oleh Partai Gerindra berpegang teguh pada karakter nasionalisme yang kuat, teguh dan mandiri. Wawasan kebangsaan
ini menjadi jiwa dalam segala aspek kehidupan berbangsa, baik kehidupan poliitk, ekonomi, sosial, budaya maupun keagamaan. Dan diperkuat dengan jati diri
kerakyatan, di mana Partai Gerindra hadir sebagai sebuah media bagi rakyat dengan melakukan keberpihakan kepada kepntingan rakyat. Tidak heran
kemudian Partai Gerindra disebut sebagai partai kerakyatan untuk rakyat kecil. Untuk menjalankan cita-cita politik, Partai Gerindra memperteguh dirinya
dengan jati diri religius. Partai Gerindra memegang teguh nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kebebasan menjalankan agma dan kepercayaan masing-
masing. Nilai-nilai religius senantiasa menjadi landasan bagi setiap ajaran pengurus, anggota dan kader Partai Gerindra dalam bersikap dan bertindak. Jati
diri Partai Gerindra yang keempat adalah partai yang mencita-citakan suatu tatanan masyarakat yang berkeadilan sosial, yakni msayarakat yang adil secara
ekonomi, politik, hukum, pendidikan, dan kesetaraan gender. Keadailan sosial harus didasari atas persamaan hak, pemerataan, dan penghargaan terhadap hak
asasi manusia.
14
13
Ibid.
14
DPP Partai Gerindra, Manifesto Perjuangan Partai, h. 9.
Sebagai partai yang modern, Partai Gerindra memiliki pokok perjuangan platform yang jelas di setiap bidang kehidupan yang termaktub dalam manifesto
perjuangan Partai Gerindra. Salah satu fokus perjuangan Partai Gerindra yang dominan adalah mengembangkan ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan
menjadi rujukan pokok dalam pencitraan sebagai realisasi dari visi Partai Gerindra. Ekonomi kerakyatan termasuk salah atau dari 8 program aksi untuk
kemakmuran rakyat. Tujuh program aksi sisanya antara lain : 1.
Prioritas penyaluran kredit perbankan kepada petani, nelayan, pedagang tradisional dan pedagang kecil.
2. Meperbesar permodalan lembaga keuangan mikro untuk menyalurkan
kredit bagi rakyat kecil. 3.
Melindungi pedagang pasar tradisional dengan melarang pembangunan pasar swalayan berskala besar yang tidak sesui dengan undang-undang.
4. Melindungi dan memperjuangkan hak-hak buruh, termasuk buruh
migran TKI dan TKW. 5.
Modernisasi pasar tradisional untuk pedagang kecil. 6.
Meningkatkan anggaran untuk petani, nelayan, buruh, pedagang pasar tradisional dan pedagang kecil.
7. Memberikan jaminan sosial untuk fakir miskin, penyandang cacat dan
fakir miskin. Tujuh program aksi di atas untuk kemakmuran rakyat lainnya, meliputi:
pemerintahan yang tegas, kekayaan negara, perekonomian yang adil dan makmur, bidang pangan, kesehatan, kelestarian alam, serta usaha untuk membangun
infrastruktur untuk rakyat di pedesaan. Semua program yang menjadi fokus
perjuangan Partai Gerindra menjadi tema dalam komunukasi politik yang dibangun pada masa kampanye politik menghadapi pemilu 2009. Di antrara
kedelapan program aksi untuk kemakmuran rakyat itu yang menjadi tema dalam membangun citra positif partai ini.
Komunikasi politik adalah bagian dari fungsi suatu partai politik. Oleh kerena itu, Partai Gerindra sebagai partai politik melakukan komunikasi politik
dalam memperjuangkan visi, misi, program, dan tujuan Partai Partai Gerindra. Komunikasi politik yang dibangun Partai Gerindra yaitu melalui kerjasama
dengan organisasi kemasyarakatan yang membantu mendukung perjuangan Partai Gerindra. Serta menjalin hubungan kerjasama dengan partai politik lain untuk
mencapai tujuan bersama dalam rangka memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat. Semua itu diatur secara tegas dalam praturan organisasi Partai
Gerindra. Hubungan kerjasama tersebut dibangun oleh Partai Gerindra dalam menghadapi pemilu 2009. Partai Gerindra menjalin kerjasama dengan kelompok-
kelompok masyarakat seperti Himpunan kerukunan Tani Indonesia HKTI, Asosiasi Pemerintahan Daerah Seluruh Indonesia APDESI, Asosiasi Pedagang
Pasar Seluruh Indonesia APPSI dan Kontak Tani dan Nelayan Andalan KTNA. Serta melakukan koalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
PDIP untuk maju sebagai capres dan cawapres pada pemilu presiden 2009. Selain itu untuk memperoleh kekokohan partai perlu melakukan komunikasi
politik dalam internal partai. Penguatan identitas di internal partai meliputi seluruh komponen yang terlibat dalam struktur organisasi.
Struktur organisasi Partai Gerindra terdiri dari tingkat Pusat, tingkat Propinsi,
tingkat KabupatenKota,
tingkat Kecamatan,
dan Tingkat
DesaKelurahan yang masing-masing berturut-turut dipimpin oleh Dewan Pembina DP dan Dewan Pimpinan Pusat DPP, Dewan Pimpinan Daerah
DPD, Dewan Pimpinan Cabang DPC, Pimpinan Anak Cabang PAC dan Pimpinan Ranting PR.
15
Disamping itu dalam menjalankan perjuangannya dipentas politik, Partai Gerindra di bantu oleh Dewan Penasihat. Selaras dengan
namanya Dewan Penasehat bertugas memberikan saran dan nasehat kepada Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatannya. Saran dan nasehat dari Dewan
Penasehat kepada Dewan Pimpinan memiliki keutamaan untuk dijadikan pertimbangan yang diatur.
Badan Pimpinan tertinggi dalam struktur Partai Gerindra adalah Dewan Pembina. Otoritas Dewan Pembina adalah memberikan pengarahan, petunjuk,
pertimbangan, saran dan nasehat kepada anggota dan pengurus di tingkat pusat. Dewan Pembina ikut bagian dalam pengesahan komposisi struktur organisasi
DPP, DPD, dan DPC. Serta penetapan dan pengajuan calon presiden dan wakil presiden. Dewan Pembina adalah lembaga baru yang bertugas menjalankan
fungsi-fungsi strategis dalam pembinaan stretegis. Selanjutnya lembaga tersebut perlu dipimpin oleh sosok pemimpin yang
kuat dan berkarakter. Dari rekam jejak perjuangan Prabowo Subianto dalam berbakti untuk kepentingan berbangsa dan bernegara, dipandang memenuhi
karakter sosok yang tepat untuk memperkuat kelembagaan Partai Partai Gerindra. Sehingga Kongres luar biasa menetapkan Prabowo Subianto sebagai ketua Dewan
15
DPP Partai Gerakan Indonesia Raya Gerindra, Anggaran Dasar Anggran Rumah Tangga Partai Gerindra, Jakarta: Partai Gerindra, 2008, h.31.
Pembina dengan kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar dang Anggaran Rumah Tangga Partai Partai Gerindra.
16