49
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel Penelitian
3.1.1.Definisi Variabel Penelitian
Menurut Kerlinger dalam Arikunto 2002 , menyebutkan variabel sebagai sebuah konsep. Variabel merupakan suatu konsep yang mengandung variasi nilai.
Variabel dibagi atas dua jenis yaitu: 1. Variabel bebas IV, yaitu variabel yang akan dilihat pengaruhnya terhadap
variabel terikat. Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah komunikasi efektif orang tua-remaja X1 dan self efficacy X2.
2. Variabel terikat DV, yaitu variabel yang diukur sebagai indikator pengaruh variabel bebas. Adapun variabel terikat pada penelitian ini adalah motivasi
berprestasi pada siswa SMP waskito.
3.1.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Komunikasi Efektif Orang Tua-Remaja. Komunikasi efektif orang tua-remaja merupakan skor yang diperoleh dari
pengukuran komunikasi efektif berdasarkan 5 dimensi dari teori DeVito 1997, yakni:
50 a Keterbukaan openness indikatornya adalah kesediaan membuka diri
dan bereaksi jujur. b Empati emphaty, indikatornya adalah kepekaan perasaan, dan respon
fisik seperti sentuhan dan belaian yang sepantasnya. c Sikap
mendukung supportiveness,
indikatornya adalah
tidak memberikan penilaianmenghakimi, dan provisional.
d Sikap positif positiveness indikatornya adalah memberikan pujian, dan optimistik
e Kesetaraan equality indikatornya adalah bersikap netral tidak memihak atau berat sebelah, dan memiliki pemikiran bahwa siapapun
berhak memberikan pendapat.
2. Sekf Efficacy. Self Efficacy merupakan skor yang diperoleh dari pengukuran Self Efficacy
berdasarkan teori Bandura 1997 melalui 3 dimensi yaitu : a
Level dengan indikatornya adalah pemilihan aktivitastugas yang tidak terlalu sulit, kuantitas usaha, ketahanan.
b Strength dengan indikatornya adalah berkeyakinan tinggi dalam
menghadapi suatu tugas, pantang menyerah, tidak menghindar dari tugas. c
Generality dengan indikatornya adalah pengaruh pengalaman kegagalan atau keberhasilan masa lalu terhadap penilaian diri, kemampuan
penyesuaian diri, dan gampang merasa lelah fisik dan emosi .
51
3. Motivasi Berprestasi.
Motivasi berprestasi merupakan skor yang diperoleh dari pengukuran motivasi berprestasi berdasarkan 6 aspek karakteristik individu yang
memiliki motivasi berprestasi dari teori McClelland Huffman, 2000, yaitu a Resiko pemilihan tugas dengan indikatornya adalah pemilihan tugas
dengan tingkat kesulitan sedang, dan realistik. b Kesempatan untuk unggul dengan indikatornya adalah tertarik terhadap
kompetisi, mencoba menyelesaikan lebih banyak tugas c Membutuhkan umpan balik dengan indikatornya adalah memilih tugas
yang memiliki hasil yang jelas, lebih memilih guru yang tegas tetapi kompeten daripada guru yang ramah tetapi kurang kompeten.
d Tanggung jawab dengan indikatornya adalah bertanggung jawab secara langsung terhadap pekerjaan, mengetahui prioritas tugas.
e Ketekunan dengan indikatornya adalah tetap bertahan ketika tugas bertambah sulit, dan pantang menyerah.
f Berprestasi dengan indikatornya adalah mendapat nilai yang baik, dan menunjukkan performa yang baik tanpa ada pengawasan
3.2. Pengambilan Sampel 3.2.1. Populasi dan Sampel