Karakteristik komunikasi efektif Komunikasi efektif orang tua dan remaja 1. Definisi komunikasi interpersonal

40 orang lain. Jadi meskipun antara komunikator dan komunikan terdapat perbedaan dalam kedudukan, usia, tingkat pendidikan ideologi, dan lain-lain, jika komunikator bersikap empatik, komunikasi tidak akan gagal. Effendy, 1999. 3. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektif komunikasi. Kesamaan dalam hal agama, ras, suku bangsa, bahasa, dan lain-lain akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik sehingga komunikasi dapat menjadi lebih efektif Mulyana, 2001.

2.3.5. Karakteristik komunikasi efektif

Karakteristik efektivitas dari suatu komunikasi interpersonal dapat dilihat dari tiga sudut pandang menurut Devito 1997, yaitu: A. Sudut pandang humanistik, yang menekankan pada keterbukaan, empati, sikap mendukung, dan kualitas-kualitas lain yang menciptakan interaksi yang bermakna, jujur, dan memuaskan Bochner Kelly dalam DeVito, 1997. B. Sudut pandang pragmatis yang menekankan pada manajemen dan kesegaran interaksi, dan secara umum, kualitas-kualitas yang menentukan pencapaian tujuan yang spesifik. Kualitas efektivitas ditentukan oleh : kepercayaan diri confidence, kebersatuan imediacy, manajeman interakasi interaction management, daya pengungkapan expresiveness dan orientasi ke pihak lain other orientation DeVito, 1997. 41 C. Sudut pandang pergaulan sosial. Sudut pandang ini didasarkan pada model ekonomi imbalan dan biaya, bahwa suatu hubungan merupakan kemitraan dimana imbalan dan biaya saling dipertukarkan. Ukuran keefektifan komunikasi antarpribadi adalah ketepatan informasi yang disampaikan serta kualitas hubungan yang dibangun DeVito, 1997. Dalam pandangan humanistiknya, DeVito membagi kualitas-kualitas umum yang dapat menunjukkan bahwa suatu komunikasi interpersonal itu efektif, yaitu: 1. Keterbukaan Openness. Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi, yaitu adanya kesediaan untuk membuka diri dengan mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan seperti pikiran, perasaan, atau perilaku. Kedua adalah kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang yaitu dengan bereaksi spontan terhadap orang lain, tanggap, tidak diam, dan kritis. Ketiga yaitu kepemilikan perasaan dan pikiran, artinya adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkan adalah memang milik komunikator dan komunikator akan bertanggung jawab atasnya. 2. Empati Emphaty. Backrak dalam DeVito, 1997 mendefinisikan empati sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang dialami orang lain pada suatu saat tertentu. 42 Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Empati yang akurat menurut Truax dalam DeVito, 1997 melibatkan baik kepekaan terhadap perasaan yang ada maupun fasilitas verbal untuk mengkomunikasikan pengertian ini.. Secara non verbal, seseorang dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan 1 keterlibatan aktif dengan orang lain melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; 2 konsentrasi terpusat melalui kontak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; 3 sentuhan dan belaian yang sepantasnya. 3. Sikap Mendukung Supportiveness. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung dengan bersikap: 1 deskriptif, bukan evaluatif, maksudnya adalah membantu terciptanya sikap mendukung dengan mempersepsikan suatu komunikasi sebagai permintaan akan informasi mengenai suatu hal bukan permintaan akan penilaian terhadap suatu hal, 2 spontan bukan strategik, gaya spontan akan membantu menciptakan suasana mendukung, sikap yang spontan akan membentuk komunikasi yang terus terang dan terbuka, 3 provisional, bukan sangat yakin, artinya bersikap tentatif dan berpikiran terbuka, serta bersedia mendengar pandangan yang berlawanan dan bersedia mengubah posisi jika keadaan mengharuskan. 43 4. Sikap Positif Positiveness. Mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antar pribadi membutuhkan dua cara yaitu: 1 Menyatakan sikap positif dengan merasa memiliki sikap positif terhadap diri sendiri sehingga dapat mengisyaratkan perasaan ini kepada orang lain, yang selanjutnya akan merefleksikan perasaan positif ini, selain itu perasaan positif ini akan membuat suasana yang menyenangkan dalam komunikasi. 2 Secara positif mendorong orang yang menjadi teman berinteraksi. Dorongan positif itu dapat berupa pujian atau penghargaan. 5. Kesetaraan Equality. Dalam komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila suasananya setara, artinya harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan berarti seseorang menerima pihak lain. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan karakteristik komunikasi efektif berdasarkan perspektif humanistik yang dikemukakan oleh DeVito, yaitu komunikasi dapat efektif bila memenuhi komponen-komponen seperti keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. 44

2.4. Kerangka Berpikir