ketemu di panggung. Para pemain keyboard dan biduan harus profesional, ketika ada permintaan lagu-lagu harus dapat dengan maksimal menyuguhkannya. Kebanyakan
grup-grup keyboard yang ada di Asahan menggunakan metode ini. Tetapi hasil yang mereka suguhkan cenderung baik dari segi kulitasnya.
Selain latihan bernyanyi, seorang biduan juga harus belajar bagaimana cara memimpin sebuah acara, atau lebih dikenal dengan sebutan MC masetr of
ceremony. Seorang biduan harus bisa membuat kata-kata pengantar sebelum ataupun sesudah bernyanyi. Intonasi berbicara di atas panggung juga harus diperhatikan,
bagaimana cara menyampaikan pesan kepada penonton ataupun menyambut para undangan. Hal ini dipelajari dengan sendirinya di atas panggung. Banyak melihat dan
mendengar merupakan cara belajar yang paling efektif untuk melatih semua itu. Yang paling utamanya adalah dengan cara berani mencoba, berimprovisasi dan berkata-
kata dimulai dari hal-hal yang kecil. Menyapa penonton adalah hal yang paling utama harus dilakukan, kemudian memperkenalkan grup keyboard yang tampil itu sendiri.
Pada umumnya untuk biduan pemula akan mendapatkan pelajaran tentang MC ini sekali, baik itu dari pemain keyboard biduan yang lebih senior dan juga dari
pengusaha keyboard.
3.5.3 Biduan Dalam Pertunjukan Keyboard Erotis
Sosok yang menarik dalam pertunjukan keyboard erotis adalah biduan. Baik itu dilihat dari suaranya, kalimat-kallimat yang diucapkannya di atas panggung dan
juga ”aksi” dan goyangan yang disuguhkannya. Tak bisa dipungkiri yang membuat suasana erotis dalam pertujukan adalah biduan. Sedangkan unsur-unsur lain yang
Universitas Sumatera Utara
tidak kalah pentingnya hanya memberikan pengaruh apabila dipresentasikan hanya sebesar 30 saja. Unsur kedua yang memberikan pengaruh adalah musik yang yang
dimainkan, yaitu berupa irama musik dengan tempo yang cepat. Yanti Heriyati, 2004 : ” Figur penari adalah figur yang ditonton. Tak dapat dipungkiri salah satu objek
yang menarik tubuh adalah alat untuk menari sebagai komuditas tontonan yang mepunyai peran sentral”.
Kondisi fisik yang prima juga harus dimiliki oleh para biduan ini, karena waktu pertunjukan sering berlangsung hingga subuh. Memang para biduan sering
mengkonsumsi minuman penambah energi setiap tampilnya, namun dengan itu saja biasanya tidak cukup. Biasanya untuk penampilan satu malam hingga subuh seorang
biduan harus istirahat hingga seharian penuh berikutnya, itupun terasa tidak akan cukup. Sehingga kebanyakan para biduan ketika tampil sering terbawa oleh
lingkungan sekitar panggung, yaitu iktu mengkonsumsi menuman beralkohol yang sering ditawarkan oleh para penonton dan pemain keyboard. Para biduan ini juga
sudah menganggap biasa dengan rokok dan minuman beralkohol, karena semua itu selain dianggap dapat menunjang penampilan prima mereka di panggung, juga
sebagai pengusir lelah dan mengantuk. Sehingga pengaruh minuman keras lebih sering terasa dilihat dari akasi dan ucapan biduan di panggung.
Biduan dapat dilihat dari tontonan fisik yang dianggap begitu menggoda kaum laki-laki. Yanti Heryawati 2003 mengatakan ”uang adalah tujuan utama biduan,
sedangkan para laki-laki memanfaatkan kesempatan ini sebagai ajang prestise, pamer harta dan kekuasaan”.
Universitas Sumatera Utara
Banyak grup keyboard yang lain yang ada di Asahan, tetapi mengapa setiap penampilannya grup keyboard erotis akan lebih diminati, dilihat dari antusias orang-
orang yang ingin melihat dan menikmatinya. Dari segi peralatan, kualitas permainan, kualitas suara yang dihasilkan dan banyak hal yang lainnya juga cenderung sama.
Namun grup-grup yang lain ini tidak memiliki predikat keyboard erotis, disambut dengan biasa saja oleh setiap masyarakat.
3.5.4 Biduan Dalam Masyarakat