Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap masyarakat membutuhkan kesenian untuk hiburan dalam kehidupannya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Koentjaraningrat 1981: 395-396 bahwa kesenian itu merupakan ekspresi hasrat manusia akan keindahan, salah satu bagiannya adalah musik. Baik itu berupa hiburan pribadi maupun hiburan yang dapat dinikmati secara bersama-sama. Hiburan itu dapat dibuat berdasarkan kebutuhan diri sendiri atau juga yang dibuat untuk orang lain. Pada awalnya hiburan yang dibuat untuk kebutuhan sendiri umumnya tertutup bagi orang lain namun belakangan sudah mulai dapat dinikmati oleh orang lain. Seperti onang- onang 1 , odong-odong 2 1 Sejenis kesenian vocal yang disajikan oleh seorang laki-laki secara solo untuk mengungkapkan perasaan hatinya.Berasal dari suku Mandailing dan Angkola wawancara dengan bapak Ridwan atau Ucok, seorang musisi tradisional Mandailing dan Angkola. 2 Nyanyian lament yang disajikan oleh seorang penyadap kemenyan pada suku Pakpak di Dairi. , dan lain sebagainya yang pada umumnya bersifat tradisional. Sedangkan hiburan yang dibuat untuk dinikmai bersama-sama adalah berbagai macam hiburan yang tumbuh dan berkembang dizaman modern ini. Seperti pertunjukan live musik, tari, film, olahraga dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan zaman, kondisi di atas dapat bertolak belakang kejadiannya. Ada hiburan yang memang disajikan untuk umum dapat pula menjadi hiburan yang tertutup untuk golongan atau kelompok tertentu. Universitas Sumatera Utara Pertunjukan musik keyboard merupakkan salah satu pertunjukan yang dibuat untuk dapat dinikmati secara bersama-sama. Pertunjukan ini dibuat oleh masyarakat untuk menghibur orang-orang atas dasar ucapan terimakasih maupun memang dibuat sebagai sekedar hiburan atau juga perayaan bersama. Sama halnya seperti pertunjukan-pertunjukan keyboard yang ada di Sumatera Utara, pertunjukan keyboard erotis ini juga relatif sama. Namun ada bagian-bagian yang benar-benar berbeda baik dari segi pertunjukannya maupun suasana yang terjadi pada saat pertunjukan itu berlangsung Hal ini hanya dapat dilihat apabila kita mau mengikuti pertunjukan ini secara teliti, sabar dan menyeluruh dalam arti melihat secara detail dari awal sampai akhir pertunjukan hingga benar-benar berakhir. Banyak fenomena yang terjadi selama berlangsungnya pertunjukan ini, mulai awal pelaksanaan, hingga berakhirnya pertunjukan itu. Terutama suasana erotis yang begitu terasa dalam pertunjukan Keyboard erotis ini. Namun suasana seperti yang terjadi itu tidak didapati pada pertunjukan lain ataupun acara-acara lain yang menggunakan hiburan sejenisnya. Ini terjadi di desa-desa Kecamatan Bandar Pasir BP Mandoge Kabupaten Asahan Sumatera Utara, lagi pula dengan pertunjukan itu, para pengusaha keyboard mendapatkan banyak setoran, pemain keyboard dan biduan mendapatkan popularitas dan mendapat bayaran lebih besar dari harga yang mereka tetapkan. Hal yang paling penting yang membuat pertunjukan ini berbeda dengan pertunjukan keyboard lain adalah suasana erotis 3 3 Kata erotis menurut Kamus Besar Besar bahasa Indonesia berasal dari kata erotic yang artinya mempengaruhi ataupun yang sifatnya menimbulkan gairah, baik itu gairah berjoget, gairah bernyanyi, yang terjadi di atas panggung dan sekitar panggung pertunjukan. Universitas Sumatera Utara Kata erotis menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata erotic yang artinya mempengaruhi ataupun yang sifatnya menimbulkan gairah, baik itu gairah berjoget, gairah bernyanyi dan yang paling sering muncul adalah gairah seksual. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah seorang biduan wanita yang tampil bernyanyi dan bergoyang di atas penggung. Menurut pengamatan penulis, pertunjukan keyboard erotis adalah sutu jenis pertunjukan musik yang fungsinya sebagai hiburan yang disajkan dengan iringan alat musik keyboard, dimana satu sampai empat orang biduan wanita membawakan lagu sambil menari dengan penuh gairah, sehingga dia dapat mempengaruhi emosi dan gairah penonton. Suasana erotis dapat dirasakan dari kata-kata yang diucapkan oleh biduan, busana yang dikenakan, dan juga tingkahlaku biduan di atas pangggung. Dalam pertunjukan itu para biduan menggunakan busana yang minim 4 . Ketika interlude musik tengah lagu berlangsung para biduan itu dapat saja menari dengan sangat panas 5 Pada umumnya masyarakat yang tinggal di Kecamatan BP Mandoge sebagai tempat pertunjukan keyboard erotis ini dilakukan, sebagian besar adalah petani dan karyawan perkebunan di samping pegawai dan wiraswasta. Di daerah ini terdapat beberapa perusahaan perkebunan, seperti PTPN III, PTPN IV, PT Bakrie Sumatera Plantions dan beberapa perkebunan swasta lainnya. Perusahaan perkebunan ini pada sambil menggoda para penonton yang pada umumnya laki-laki. dan yang paling sering muncul adalah gairah seksual. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah seorang biduan wanita yang tampil di atas panggung. 4 Pakaian dengan celana pendek ketat, baju ketat dan pendek sehingga bagaian atas dada dan perut terlihat. Pakain ini juga biasanya akan sangat mudah dibuka. 5 Gerakan menari dengan goyangan pinggul yang berlebihan, jongkok dengan kaki terbuka mengangkangmenghadap penonton, duduk membelai tangan penonton dan gerakan setengan kayang kehadapan penonton, lebih menampilkan bagian tubuh sensitif seperti payudara, pinggul, pusar dan lain sebagainya ke arah penonton agar disentuh. Universitas Sumatera Utara umumnya mengelola tanaman kelapa sawit dan karet. Namun terdapat juga masyarakat yang tinggal di luar perkebunan yang berprofesi sebagai petani, mereka mengelola tanah sendiri, membuat perkebunan kelapa sawit pribadi dan membuat usaha Perkebunan Inti Rakyat PIR yang dikelola oleh Koperasi Unit Desa KUD. Keadaan ekonomi dan faktor gengsi antar budaya membuat setiap masyarakatnya gemar membuat acara pesta. Setiap upacara-upacara yang tergolong besar dan penting pada masyarakat di Asahan khususnya di Kecamatan BP Mandoge biasanya akan membuat pertunjukan pada malam harinya setelah acara pesta itu berakhir, yang disebut sebagai acara hiburan. Pertunjukan itu biasanya diadakan pada saat acara hajatan pesta perkawinan, khitanan atau sunat, ulang tahun, perayaan hari-hari besar nasional, serta memasuki rumah baru. Hal ini terjadi dikalangan masyarakat Batak Toba, Simalungun, Jawa, Melayu, Karo, Mandailing, Banjar 6 Hiburan disini dimaksudkan untuk menghibur para undangan yang datang pada malam hari dan juga dimaksudkan umtuk menghibur orang-orang yang bekerja seharian untuk acara itu. Jenis-jenis hiburan biasanya beragam, pada siangnya diadakan acara adat menurut sukunya masing-masing suku Jawa akan menampilkan kesenian maupun musik Jawa, suku Batak Toba akan menampilkan musik Batak Toba dan lain sebagainya. Pada malamnya diadakan pertunjukan keyboard. Pada awalnya grup keyboard yang banyak diundang, hingga banyak grup keyboard yang muncul, maka timbullah persaingan untuk mendapatkan undangan yang lebih banyak. dan sebagainya, yang semuanya hidup berdampingan dengan alkulturasi budaya yang semakin kental 6 Suku-suku dari luar Sumatera yang masuk ke Kecamatan BP Mandoge pada saat pembukaan perkenunan kelapa sawit oleh pemerintah wawancara dengan Bapak Sarum Manurung. Universitas Sumatera Utara Bagaimana cara untuk tampil baik didepan masyarakat hingga nantinya banyak undangan-undangan lain yang datang, merupakan faktor yang mempengaruhi munculnya grup keyboard yang erotis. Adapula faktor dari pengaruh grup keyboard erotis yang lebih dahulu muncul dari luar Asahan. Namun ada juga faktor kebosanan penonton atau penyewa dengan jenis pertunjukan keyboard biasa, hingga orang-orang ingin mencari suatu hal yang baru. Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, grup keyboard erotis ini muncul dan diekspos pada tahun 90-an, namun belum ada informasi yang pasti kapan dan dimana awal munculnya grup musik keyboard seperti ini. Menurut penelitian penulis, grup- grup musik seperti ini muncul pertama kali di Sumatera Utara tepatnya di daerah Sei Rampah, Deli Serdang sekarang Serdang Bedagai kira-kira pada tahun 1997 dan kemudian banyak grup-grup keyboard seperti ini datang menyerbu pesta- pesta pada masyarakat Asahan. Grup-grup keyboard erotis yang cukup popular pada masyarakat Sumatera Utara antara lain Dian Nova Sei Rampah, Maklampir Tebing Tinggi, Pelangi Kisaran, Citra Electon Perdagangan dan lain-lain. Namun perlu diketahui, menurut Nungki Kusumastuti, bahwa “fenomena tarian erotis di Indonesia telah ada sejak dahulu, seperti pada tarian ronggeng, ketuk tilu, ataupun tayub. Itu telah ada sejak dulu dan itu tidak bisa dibuang karena banyak masyarakat yang menggemarinya” 7 Pada tahun 2000-an di Asahan mulai muncul satu group keyboard erotis yang bernama Rini Jaya keyboard, beralamat di jalan besar Sei Silau Desa Sombahuta . 7 Dalam Ronggeng dan Dogger Perbedaan dalam Sejenis, Pikiran Rakyat : Jakarta 2003. Universitas Sumatera Utara Kec. Buntu Pane Kab. Asahan. Para peminat ataupun pendukung dari grup keyboard ini mengenal Rini jaya dengan sebutan RJ. Hampir tidak ada anak muda dan orang- orang tua gaul yang tidak kenal dengan RJ. Pada awalnya group keyboard ini tampil seperti keyboard biasa, namun tahun berikutnya mereka mulai kebanjiran jadwal manggung pada acara-acara hajatan di kampung-kampung. Rupanya grup keyboard Rini Jaya sudah menjadi idola di masyarakat Asahan khususnya kaum muda. Setiap penampilanya, Rini Jaya selalu dihadiri oleh penonton yang ramai. Pada umumnya setiap grup keyboard selalu membawakan lagu-lagu dangdut, ini sesuai dengan selera para penonton yang begitu antusias dengan musik dangdut. Seperti yang dikatakan M. Takari : “Dangdut bukan lagi merupakan tontonan masyarakat kelas bawah, tetapi dangdut sudah menjadi tontonan masyarakat yang luas, yang sudah mencacup semua ekonomi, seperti orang kaya dan golongan atas’’. Acara hiburan pesta biasanya berlangsung pada sabtu malam malam minggu dan juga minggu malam malam senin. Namun banyak pertunjukan RJ diluar hari- hari tersebut yang tidak kalah serunya dengan malam minggu dan malam senin, namun penulis mengkhususkan pada dua malam ini saja. Acara hiburan pesta atau hajatan dimulai pada pukul 20.00 sampai 20.30 WIB. Pertunjukan dilakukan di atas panggung berukuran kurang lebih 4x6m, dengan tinggi kurang lebih 1m, ada tiga sampai empat biduan wanita yang tampil bergantian membawakan masing-masing dua atau tiga lagu. Lagu yang dibawakkan beragam, seperti lagu dangdut, lagu tradisional, dan lagu pop Indonesia yang dibawakan dengan irama dangdut. Pada waktu-waktu seperti ini penonton biasanya terdiri dari Universitas Sumatera Utara kaum ibu-ibu, anak gadis, anak-anak serta beberapa anak lajang 8 yang berdiri dan duduk di sekitar panggung. Ada beberapa anak lajang yang duduk jauh dari panggung sambil menikmati alunan musik sembari minum 9 . Sementara banyak orang-orang yang sekedar duduk-duduk di warung sekitar acara pesta, banyak anak-anak muda yang berpacaran di tempat-tempat sepi di seketar pesta, ada juga yang duduk di tempat penjual minum-minuman keras yang banyak bertebar di sekitar acara pesta. Namun, dominan kaum laki-laki berkumpul di tempal permainan judi kopiok 10 Kira-kira pukul 00.00 WIB, para biduan menyanyikan lagu-lagu perpisahan, biasanya lagu Mbiring Manggis dari Karo yang dinyanyikan secara bersama-sama oleh semua biduan. Selesai lagu ini para biduan masuk ke dalam rumah si pembuat yang berada tidak jauh dari lokasi acara pesta. Di tempat ini berkumpul secara massal puluhan hingga ratusan orang laki-laki yang terdiri dari orang tua dan anak lajang. Pemandangan seperti ini berlangsung hingga pukul 23.00 WIB. Mulai pukul 23.00 WIB ini banyak anak-anak yang mulai pulang, para ibu- ibu pun mulai mengantuk kemudian bergegas pulang. Satu-persatu orang-orang yang tadinya berada jauh dari panggung mulai berdatangan ke dekat panggung. Banyak para gadis yang risih dengan kedatangan orang-orang ini, karena selain jahil dan suka menggoda, orang-orang ini pun umumnya sudah berbau minuman keras. Makin larut malam makin banyak laki-laki yang merapat ke panggung. Perlahan-lahan mereka ini menggeser posisi orang-orang yang sejak tadi berada di dekat panggung. 8 Laki-laki muda atau yang belum menikah dengan usia 17 tahun ke atas. 9 Identik dengan kegiatan meminum minuman keras seperti vodka, mansion,anggur merah, topi miring dan lain sebagainya sambil berkumpul-kumpul. 10 Sejenis pemainan judi dengan menggunakan tiga buah dadu sebagai tebakan. Universitas Sumatera Utara hajatan atau pesta, para rodes atau kru 11 menggulung beberapa kabel. Pada saat ini digunakan waktu sebagai istirahat bagi para biduan dan pemain keyboard. Mereka menunggu apakah ada “siraman” 12 lagi untuk tambahan waktu. Pada saat inilah akan muncul dengan sendirinya inisiatif dari orang-orang yang dianggap berpengaruh dan banyak duit di tempat itu, seperti “mafia-mafia sawit” 13 11 Para petugas sound sistem bagain dari anggota grup keyboard. 12 Sejumlah uang tambahan yang diberikan kepada pihak grup keyboard untuk bayaran penambahan waktu. 13 Orang-orang berpengaruh yang menjalankan bisnis jual beli kelapa sawit, baik kelapa sawit yang didapat secara legal mauupun ilegal. , pemuda setempat atau yang lain menemui pihak grup keyboard, untuk memberikan siraman. Biasanya pihak pembuat hajatan menolak untuk memberikan tambahan waktu dengan alas an jadwalnya hanya sampai tengah malam dan masalah keamanan. Namun, makin banyak orang yang datang untuk bernegosiasi, pihak tuan rumah akan semakin melunak dengan janji keamanan dijamin. Kabel-kabel yang tadinya sudah dibuka sekarang dipasang kembali. Besarnya siraman yang didapatkan oleh pihak grup keyboard sebanyak Rp100.000-150.000 tiap jamnya. Uang ini akan menjadi uang tambahan yang didapat oleh para pemain keyboard, kru dan biduan itu sendiri, disamping gaji pokok yang akan mereka terima dari pembuat hajatan. Sewa sampai tengah malam biasanya antara Rp700.000 sampai Rp1.500.000, tergantung sejauh mana hubungan antara pengusaha keyboard dengan pembuat hajatan. Faktor lain yang menentukan harga adalah jauh dekatnya lokasi pertunjukan, makin jauh lokasi pertunjukannya makin mahal juga harganya. Universitas Sumatera Utara Pada saat negosiasi ini adalah saat yang membosankan bagi penonton yang tidak tahu sebernarnya kelebihan dari pertunjukan keyboard erotis, hingga banyak dari mereka yang pulang. Setelah selesai negosisasi dan istirahat, satu-persatu biduan kembali ke panggung, begitu bunyi keyboard terdengar, spontan penonton langsung berlomba merapat ke panggung, makin rapat makin bagus. Para biduan mulai bergoyang di panggung dengan gerakan-gerakan yang tidak biasanya. Mereka sesekali berkomunikasi dengan penonton. Interaksi ini bisa berupa rayuan atau godaan manja. Seperti dengan mengganti teks lagu dengan dengan kata- kata yang menggoda. Contohnya “bang mandor paling ganteng” diganti dengan “bang Kamal paling ganteng” atau juga dengan nama-nama orang yang dianggap berpengaruh dan hadir di tempat itu dimana kesan yang ditimbulkan adalah memuji orang itu. Pada saat biduan bergoyang di atas panggung, penonton dapat saja memberikan “saweran” 14 kepada biduan. Dengan saweran yang diberikan ini para penonton dapat saja meminta kepada biduan untuk melakukan beberapa hal, seperti membuka pakaian bagian atas, atau pakaian bagian bawah, atau dapat juga kedua bagian dari pakaian itu sekaligus. Hal ini dapat berlangsung tergantung besarnya saweran, dan juga mood 15 14 Sejumlah uang yang diberikan penonton kepada biduan melalui belahan dada atau kedalam celana si biduan. 15 Keadaan emosi sibiduan, sedang semangat atau tidak. Terkadang mood ini juga dipengaruhi oleh minuman keras. si biduan. Tingkah biduan di atas panggung juga dapat berupa gerakan-gerakan seolah-olah ingin membuka pakainnya, memasukan microphon kedalam belahan dadanya atau juga ke dalam celananya. Perilaku seperti Universitas Sumatera Utara ini dilakukan untuk menarik perhatian penonton hingga tidak segan-segan untuk memberikan saweran kepada biduan yang jumlahnya berkisar antara Rp 5000 sampai Rp100.000. Yanti Heryati : Figur penari adalah figur yang ditonton. Tak dapat dipungkiri salah satu objek yang menarik adalah tubuh sebagai alat untuk menari. Dalam masyarakat tontonan tubuh sebagai suatu komuditas tontonan yang mempunyai peran sentral. Citra Penari perempuan, Pikiran Rakyat ; jakarta. 2004 Dalam pertunjukan yang diselingi taria-tarian erotis ini, biduan kebanyakan membawakan lagu-lagu dangdut dengan irama dan tempo cepat, ada juga lagu-lagu pop Indonesia yang dibawakan dengan irama dangdut. Namun yang menarik bukanlah dari suara yang ditampilkan biduan, yang penting bagaimana musik itu mampu membuat si biduan bergoyang dengan sangat erotis sehingga membuat para penonton terhanyut dalam suasana. Lagu-lagu dangdut yang umumnya berdurasi 5-7 menit, dalam pertunjukan ini bisa mencapai durasi 10-15 menit tiap lagunya, dengan catatan intro musik pengantar dalam sebuah lagu dan interlude lagu yang lebih panjang. Pertunjukan ini paling lama berlangsung sampai pukul 05.00 WIB, dapat juga berakhir lebih cepat pada saat para penonton sudah tidak ada lagi yang memberikan “saweran”, para penonton sudah kehabisan uang dan juga para biduan sudah kelelahan. Namun perlu diketahui, bahwa tidak semua acara berjalan sesuai alur yang telah dijelaskan di atas. Seringnya timbul berbagai permasalahan pada acara pertunjukan keyboard sering menghambat pertunjukan ini sendiri. Seperti terjadinya kerusuhan, perkelahian, dan tidak adanya orang-orang yang mau memberikan Universitas Sumatera Utara “siraman”. Hal ini menyebabkan seringnya pertunjukan keyboard berakhir sebelum waktu yang ditentukan, dan juga berakhir sesuai waktu yang ditentukan oleh pembuat hajatan tanpa ada waktu tambahan. Akibat semakin ketatnya pengawasan dari aparan Kepolisian yang mempunyai program-program pemberantasan judi, premanisme dan berbagai macam penyakit masyrakat, pertunjukan keyboard erotis juga sudah semakin sulit ditemukan. Masih ada, tetapi pertunjukannya tidak bisa diduga-duga. Karena pernah terjadi penangkapan terhadap dua orang biduan keyboard Riny Jaya. Artinya pertunjukan keyboard erotis ini dilakukan di tempat-tempat terpencil yang sudah tidak terjangkau oleh aparat penegak hukum. Kalaupun itu dilakukan di tempat terjangkau, berarti ditempat itu sudah relatif “aman”.

1.2 Pokok Permasalahan