Teori Konsep dan Teori 1. Konsep

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005, erotis adalah suatu keadaan yang berkenaan dengan sensasi seks yang menimbulkan rangsangan yang bersifat merangsang nafsu birahi. Dengan suasana yang ditampilkan oleh biduan ini, para biduan mengendalikan pertunjukan. Pada saat inilah para biduan mempermainkan emosi penonton, mendapatkan saweran sebanyak-banyaknya, membuat para penonton betah mengikuti pertunjukan hingga selesai, dan juga para biduan akan merasakan kepuasan tersendiri ketika banyak penonton yang antusias dengan apa yang dilakukannya di atas pangggung. Istilah erotis ini dibuat oleh penulis berdasarkan pengamatan dan penelitian penulis selama mengikuti perkembangan pertunjukan ini. Namun ada beberapa istilah yang dikenal dalam masyarakat terhadap grup keyboard erotis, yaitu : keyboard Porno, keyboard Bongkar , keyboard Panas dan lain sebaginya, namun dalam penyajiannya tetap sama.

1.4.2. Teori

Untuk membahas tentang studi deskriptif dan peranan biduan dalam pertunjukan keyboard erotis, penulis menggunakan beberapa teori. Diantaranya teori Use and Function yang dikemukakan oleh A.P. Merriam. Menurut Merriam ada sepuluh fungsi utama musik dalam kebudayaan manusia di dunia ini, yaitu : 1 fungsi sebagai pengungkapan emosional, 2 fungsi sebagai penghayatan estetis, 3 fungsi sebagai hiburan, 4 fungsi sebagai perlambang, 5 fungsi sebagai peralatan hidup dan teknologi, 6 fungsi sebagai pengesahan lembaga sosial, 7 fungsi sebagai reaksi jasmani, 8 fungsi sebagai norma sosial, 9 fungsi sebagai kesinambungan budaya, 10 fungsi sebagai pengintegrasian antar masyarakat. Berdasarkan fungsi Universitas Sumatera Utara musik yang dikemukakan Merriam ini, maka studi deskriptif dan peran biduan dalam pertunjukan keyboard erotis adalah sebagai hiburan, komunikasi, reaksi jasmani dan norma-norma sosial. Untuk menganalisa perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, khususnya mengapa masyarakat dapat menerima hal-hal yang dianggap tidak wajar, dalam hal ini pertunjukan keyboard erotis, penulis menggunakan teori evolusi perubahan yang berjalan dengan proses yang sangat lambat, difusi persebaran kebudayaan dari suatu tempat ke tempat yang lain dan alkulturasi percampuran antara dua atau lebih kebudayaan sehingga menghasilkan satu kebudayaan yang baru, dimana unsur-unsur dari kebudayaan induknya masih bisa terlihat, yaitu terjadinya persebaran kebudayaan dari masyarakat yang satu ke masyarakat yang lainnya, terjadinya perubahan dalam suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa unsur-unsur kebudayaan yang dikembangkan oleh suku bangsa di tempat lain. Dalam hal ini, contohnya keyboard erotis. Hal ini dianggap penulis sebagai pengadopsian budaya, seperti dari ronggeng, tayub, dan tarian striptease. Kemudian penulis juga menggunakan teori perilaku sosial dalam masyarakat, dalam hubungan perilaku penonton dan biduan di atas panggung. Penulis menggunakan teori kognitif kontemporer yaitu memandang manusia sebagai agen yang secara aktif menerima, menggunakan, memanipulasi, mengalihkan, informasi. Secara aktif berpikir, membuat rencana, memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Manusia memproses informasi dengan cara tertentu melalui struktur kognitif Markus dan Zajonc, 1985 ; Morgan dan Scnwable, 1990 ; Fiske dan Taylor, 1991, 4. Universitas Sumatera Utara Pertunjukan keyboard erotis merupakan hal yang tidak wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat dikatakan adanya perilaku menyimpang yang dianut oleh para biduan maupun pertunjukan keyboard erotis ini. Untuk itu, penulis menggunakan teori perilaku menyimpang. Robert M.Z Lawang, yang mengatakan perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial. Selain itu, penulis juga menggunakan teori perilaku menyimpang oleh Edwin M. Lemert dengan Labeling Theory. Menurutnya seseorang menjadi penyimpang karena adanya proses labeling pemberian julukan, cap, etiket, atau merek yang diberikan masyarakat kepadanya. Contohnya, apabila seseorang dianggap telah sering melakukan meresahkan masyarakat seperti meminum minuman keras, main judi dan lain sebagainya, maka orang itu tidak akan janggal lagi melakukan perbuatan-perbuatan yang meresahkan masyarakat itu. Selain itu, untuk mengkaji kebudayaan masyarakat di Kec BP Mandoge, penulis menggunakan teori pembagian tujuh unsur kebudayaan universal yang dikemukakan oleh C. Kluckhon dalam Soekanto 1992:213 yaitu : sistem mata pencaharian, peralatan dan perlengkapan hidup manusia, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan dan religi. Dalam teori ini peranan biduan dalam pertunjukan musik keyboard erotis dapat dikategorikan sebagai kesenian, dan sistem mata pencaharian. Dalam kehidupannya individu dalam suatu masyarakat melakukan aktivitas- aktivitas, menghasilkan karya, juga menghasilkan berbagai cita-cita pandangan, anggapan dan sebagainya tentang kalakuannya dan hasil karyanya. Aktivitas itu sendiri berasal dari saling berhubungan antar kelompok-kelompok atau individu Universitas Sumatera Utara dengan kelompok. Satu gerak kebudayaan dan masyarakat yang terjadi karena hubungan-hubungan tadi disebut dinamika sosial Koentjaraningrat, 1974:127. Bagaimana seorang biduan menilai dirinya sendiri terhadap masyarakat, dan masyarakat menilai dirinya dengan inovasi yang telah dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat itu juga. Untuk melihat unsur-unsur erotis dalam pertunjukan keyboard erotis ini, penulis menggunakan teori Hary Zegner, yang mengatakan bahwa daya tarik erotis wanita nomor satu pada kaum Adam terletak pada payudaranya. Sedangkan bagian tubuh wanita yang mengundang gairah erotis kaum pria setelah payudara adalah pinggul.

1.5. Metode Penelitian