Untuk bagian kostum atau tata busana, ini adalah hal yang paling perlu untuk diperhatikan oleh biduan saja. Sedangkan untuk pemain keyboard dan kru yang lain
cukup berpakaian sewajarnya saja. Biduan harus menggunakan pakaian yang ketat, agar bentuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Biasanya pakaian bagian atas terpisah
dengan rok atau celananya. Pakaian atas biasanya berbentuk you can see yang ketat banyak juga baju yang memakai resleting di bagian depannya, sedangkan celananya
bisa dengan celana pendek ketat ataupun rok pendek ketat kemudian memakai celana ketat di dalamnya. Sepatu yang digunakan kebanyakan sepatu dengan hak tinggi,
dengan panjang pada bagian atas sepatu yang mencapai atas lutut. Sepatu ini biasanya dimanfaatkan untuk menyimpan saweran yang diberikan pada saat bernyanyi. Uang-
uang dimasukkan melalui celah lubang sepatu dari atas lutut hingga uang masuk ke dalam sepatu. Ketika selesai bernyanyi dan bergantian dengan teman yang lain,
barulah dia mengeluarkan semua uang yang dari tadi terkumpul di dalam sepatu. Biasanya ada satu orang dari biduan yang mengumpulkan ke dalam satu tempat
semua uang-uang hasil saweran itu.
3.7 Manajemen Pertunjukan
Ketika pertunjukan, bisanya yang menjadi pemimpin adalah pemain keyboard, sesekali pengusaha keyboard juga ikut ke lokasi pertunjukan yang otomatis
jadi pimpinan. Tetapi di luar pertunjukan pengusaha grup keyboard yang menjadi pemimpin. Sehingga apapun yang terjadi ketika pertunjukan harus bisa diselesaikan
oleh pemain keyboard. Kecuali ada masalah yang sangat berat sehingga berlarut-larut yang tidak bisa diselesaikan saat itu juga, barulah pihak pengusaha grup keyboard
Universitas Sumatera Utara
ikut turun tangan. Seperti yang pernah dialami oleh grup Riny Jaya ketika tampil di suatu tempat di Kabupaten Asahan. Mereka ditahan oleh pemuda setempat tidak
dikasi pulang, karena mereka harus membayar dulu uang perdamain, karena pada saat itu seorang biduan melemparkan gelas ke arah penonton karena kesal dan
melakau seorang warga setempat. Jika seseorang menjadi pemimpin gurp, dia harus bertanggungjawab mencari
pemain keyboard, penyanyi, dan rodesnya. Pemimpinlah yang memberitahukan kepada anggotanya jika ada pertunjukan, serta membayar upahnya sesuai dengan
bagiannya masing-masing. Begitu juga dalam menentukan disetujui tidaknya suatu panggilan acara dan juga menentukan tarif harga.
Pemimpin juga harus bertanggungjawab terhadap kualitas penampilan grup. Alat-alat harus sudah siap sesuai dengan waktu yang sudah disepakati, alat-alat dapat
digunakan secara lancar baik dalam waktu penyetelan maupun pada saat pertunjukan. Honor untuk menyewa satu pertunjukan keyboard pada umumnya anatara Rp
600.000 sampai Rp 1.200.000, harga itu tergantung jarak tempuh dari sekretariat grup dengan lokasi hajatan. Harga juga dipengaruhi oleh bagaimana hubungan antara
pembuat hajatan dengan pemimpin grup. Harga juga dapat ditekan turun dan dinaikkan, dengan cara menekan kulitas pertunjukan tentunya. Apabila pembuat
hajatan berani membayar mahal, maka pihak grup keyboard akan memberikan servis yang memuaskan, seperti menggunakan alat musik keyboard yang terbaik seperti KN
7000, sound sistem dengan daya besar dan juga memakai empat sampai lima orang biduan terbaik. Sedangkan untuk menerima tawaran dengan bayaran rendah, pihak
grup keyboard juga akan menekan kualitas pertunjukan seadanya saja. Seperti, hanya
Universitas Sumatera Utara
menggunakan alat musik keyboard KN 2000 atau KN 2400, menggunakan dua orang biduan, sound sistemnya pun dengan daya rendah dan hanya memakai seorang
pemain keyboard cadangan. Berikut perincian bayaran dengan tarif biasa dengan uang sewa sebesar
Rp 1.200.000, : Rp 120.000 untuk pemain keyboard, masing-masing Rp 70.000 sampai Rp 90.000, untuk tiga sampai empat biduan, masing-masing Rp50.000 untuk
dua orang rodes Rp 150.000 untuk angkutan. Namun untuk tarif paling rendah yang sanggup untuk diterima oleh mereka harus mau mengorbankan bayaran yang sedikit
pula. Contohnya bayaran sebesar Rp 600.000, : untuk pemain keyboard cukup dengan Rp 75.000, dua orang biduan masing-masing Rp 50.000 dan rodes dua orang Rp
70.000, dan untuk angkutan ditanggung oleh pembuat hajatan dan sisanya untuk pengusaha keyboard.
Namun semua bayaran itu belum dihitung dari uang siraman dan saweran. Uang siraman akan dibagi sesuai bagiannya masing-masing dari banyaknya
penambahan jam pertunjukan. Untuk tambahan pertunjukan satu jam seharga Rp100.000 sampai Rp150.000. sedangkan untuk saweran yang didapatkan oleh para
biduan ini tergantung pemberian dari biduan itu kepada anggota yang lain. Berikut perincian pembagian dari hasil siraman dan saweran, untuk siraman, 30
untuk pimpinan grup, 20 untuk pengusaha dan sisanya dibagi antara rodes dan biduan. Namun apabila saweran banyak biduan tidak akan mendapatkan lagi dari
siraman ini. Maka siraman tadi akan ditambahkan kepada pimpinan grup, pengusaha dan rodes. Sedangkan untuk saweran, semua saweran yang didapat akan
dikumpulkan, kemudian dibagi rata oleh biduan sedangkan untuk pimpinan dan rodes
Universitas Sumatera Utara
itu tergantung pemberian dan kesepakatan dari biduan yang ada. Sehingga pembagian siraman dan saweran ini tidak tetap porsinya karena kejadian ini juga tidak tetap,
sangat tergantung dengan kejadian saat pertunjukan berlangsung.
Tabel 6. Sistem pembagian honor dalam pertunjukan
keyboard Riny Jaya No Uang Sewa
Pemain Keyboard
Biduan Rodes
Transportasi
1 2
3 Rp 1.500.000
Rp 1.200.000 Rp 600.000
Rp. 150.000 Rp 120.000
Rp 75.000 4xRp
100.000 3 atau 4 x
Rp 90.000 2xRp
50.000 2xRp
75.000 2 x Rp
50.000 2xRp
35.000 Rp 200.000
Rp 150.000
-
- Sisa dari semua bayaran adalah milik pengusaha grup keyboard
30
Pertunjukan keyboard erotis dapat disajikan dalam setiap acara maupun hajatan. Hal ini hanya tergantung dari selera masyarakat yang ingin menyediakan
hiburan. Keyboard erotis sering dipertunjukan dalam acara hiburan pesta pernikahan masyarakat Jawa dan Batak di daerah-daerah perkebunan di Kecamatan BP Mandoge.
Memang untuk daerah perkampungan yang kebanyakan didominasi oleh suku Batak pertunjukan ini jarang terjadi, kalaupun terjadi akan banyak diprotes oleh kaum ibu-
ibu dan beberapa tokoh masyarakat yang langsung datang ke panggung menyuruh .
3.8 Berbagai Konteks Penyajian Keyboard Erotis