Pokok Permasalahan Menentukan Lokasi Penelitian dan pemilihan informan

“siraman”. Hal ini menyebabkan seringnya pertunjukan keyboard berakhir sebelum waktu yang ditentukan, dan juga berakhir sesuai waktu yang ditentukan oleh pembuat hajatan tanpa ada waktu tambahan. Akibat semakin ketatnya pengawasan dari aparan Kepolisian yang mempunyai program-program pemberantasan judi, premanisme dan berbagai macam penyakit masyrakat, pertunjukan keyboard erotis juga sudah semakin sulit ditemukan. Masih ada, tetapi pertunjukannya tidak bisa diduga-duga. Karena pernah terjadi penangkapan terhadap dua orang biduan keyboard Riny Jaya. Artinya pertunjukan keyboard erotis ini dilakukan di tempat-tempat terpencil yang sudah tidak terjangkau oleh aparat penegak hukum. Kalaupun itu dilakukan di tempat terjangkau, berarti ditempat itu sudah relatif “aman”.

1.2 Pokok Permasalahan

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam tulisan ini adalah : 1 Apa faktor yang mempengaruhi munculnya grup keyboard erotis di Kecamatan BP Mandoge? 2 Bagaimana eksistensi dan fenomena yang terjadi ketika pertunjukan keyboard erotis berlangsung, terutama peran biduan menyangkut perilaku musikal dalam pertunjukan keyboard erotis? Universitas Sumatera Utara 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan 1 Untuk mengetahui apa faktor yang mempengaruhi munculnya grup-grup keyboard erotis di Kecamatan BP Mandoge. 2 Untuk mengetahui penyebab grup keyboard erotis dapat eksis di Kecamatan BP mandoge. 3 Untuk mendeskripsikan bagaimana fenomena yang terjadi dan peranan seorang biduan dalam pertunjukan keyboard erotis pada masyarakat BP Mandoge Kabupaten Asahan. 4 Untuk mengetahui perilaku-perilaku musikal yang dilakukan oleh biduan di atas penggung, yang dapat mempengaruhi penonton dalam pertunjukan keyboard erotis.

1.3.2 Manfaat

1 Sebagai bahan dokumentasi yang menguak cerita dalam masyarakat tentang keyboard erotis di Kecmamatan BP Mandoge Kabupaten Asahan. 2 Sebagai bahan pengetahuan tentang keberadaan dan eksistensi keyboard erotis. 3 Merupakan suatu cara untuk memahami dengan objektif suatu kebudayaan yang dianggap buruk oleh sebagian masyarakat, tetapi dapat eksis di suatu daerah. Universitas Sumatera Utara 4 Merupakan bentuk pengaplikasian ilmu yang diperoleh penulis selama Studi di departemen Etnomusikologi fakultas Sastra Universitas sumatera Utara. 1.4. Konsep dan Teori 1.4.1. Konsep Konsep adalah suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang perlu dirumuskan Mardalis,2003;46. Kata studi berasal dari bahasa Inggris yaitu study yang berarti proses belajar atau pembelajaran. Deskriptif adalah menceritakan atau menggambarkan apa adanya Depdikbud 1990;201. Peran adalah tugas utama yang harus dilakukan. Biduan adalah seorang penyanyi baik pria maupun wanita yang diiringi musik Kamus besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005. Namun pada konteks ini biduan yang dibicarakan adalah biduan wanita. Karena biduan wanitalah yang selalu tampil di panggung yang berperan untuk melakukan pertunjukan nyanyian dan tarian dalam pertunjukan keyboard erotis. Menurut Murgianto 1996;156 kata seni pertunjukan pertunjukan budaya secara umum memiliki arti tontonan yang bernilai seni, seperti drama, tari, musik yang disajikan secara khusus di depan penonton. Pertunjukan adalah sebuah komunikasi yang silakukan oleh satu orang atau lebih pengirim pesan, yang merasa berperan kepada seseorang atau lebih sebagai penerima pesan. Komunikasi itu terjadi jika pengirim pesan dalam pertunjukannya mempunyai maksud dan tujuan sedangkan Universitas Sumatera Utara penonton memiliki perhatian untuk menerima pesan. Dalam sebuah pertunjukan harus ada penyaji, penonton, pesan yang dikirim, dan cara penyampaian pesan yang khas. Mediumnya boleh auditif visual atau hubungan keduanya, gerak laku, secara multimedia dan sebagainya 16 Dalam Ensiklopedi Musik jilid I 1992;285 dijelaskan bahwa keyboard adalah instrument dengan satu susunan kunci yang ditata secara horizontal dan menghasilkan bunyi, antara bunyi piano, organ, klvicord, harpsichord. Keyboard yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu alat musik yang berbentuk Key yang dapat menghasilkan berbagai bunyi atau suara alat musik, ritem, jenis-jenis musik dengan menggunakan program yang ada. Namun pada konteks pertunjukan keyboard erotis di Kecamatan BP Mandoge ini, kata keyboard tidak dipisahkan dengan pertunjukan. Jadi pertunjukan keyboard adalah seni pertunjukan yang memiliki komunikasi antara penonton audiens dengan penyaji pemain keyboard dan biduan yang dikirim secara khas, dimana pengalaman bersama antara audiens dan penyaji saling berhubungan dalam waktu dan secara teknis mengikuti pola-pola yang berulang-ulang tersebut mencakup unsur-unsur yang berupa permainan musik , gaya bernyanyi dan jenis-jenis lagu yang ditampilkan. . Sehubungan dengan konsep di atas, bahwa pertunjukan keyboard dapat dikategorikan sebagai seni pertunjukan yang memiliki komunikasi antara penyaji dalam hal ini biduan dan penonton. Seperti dari segi suara lagunya, kalimat-kalimat yang diucapkannya, gerakan tubuhnya atau gabungan dari ketiganya. 16 Dalam Dermawan P.B.P analisis pertunjukan musik keyboard dalam upacara perkawinan adat Batak Toba di desa Pematang Bandar Kabupaten Simalungun, studi kasus Artha Musik. Skripsi sarjana, Etnomusikologi Fakultas Sastra. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005, erotis adalah suatu keadaan yang berkenaan dengan sensasi seks yang menimbulkan rangsangan yang bersifat merangsang nafsu birahi. Dengan suasana yang ditampilkan oleh biduan ini, para biduan mengendalikan pertunjukan. Pada saat inilah para biduan mempermainkan emosi penonton, mendapatkan saweran sebanyak-banyaknya, membuat para penonton betah mengikuti pertunjukan hingga selesai, dan juga para biduan akan merasakan kepuasan tersendiri ketika banyak penonton yang antusias dengan apa yang dilakukannya di atas pangggung. Istilah erotis ini dibuat oleh penulis berdasarkan pengamatan dan penelitian penulis selama mengikuti perkembangan pertunjukan ini. Namun ada beberapa istilah yang dikenal dalam masyarakat terhadap grup keyboard erotis, yaitu : keyboard Porno, keyboard Bongkar , keyboard Panas dan lain sebaginya, namun dalam penyajiannya tetap sama.

1.4.2. Teori

Untuk membahas tentang studi deskriptif dan peranan biduan dalam pertunjukan keyboard erotis, penulis menggunakan beberapa teori. Diantaranya teori Use and Function yang dikemukakan oleh A.P. Merriam. Menurut Merriam ada sepuluh fungsi utama musik dalam kebudayaan manusia di dunia ini, yaitu : 1 fungsi sebagai pengungkapan emosional, 2 fungsi sebagai penghayatan estetis, 3 fungsi sebagai hiburan, 4 fungsi sebagai perlambang, 5 fungsi sebagai peralatan hidup dan teknologi, 6 fungsi sebagai pengesahan lembaga sosial, 7 fungsi sebagai reaksi jasmani, 8 fungsi sebagai norma sosial, 9 fungsi sebagai kesinambungan budaya, 10 fungsi sebagai pengintegrasian antar masyarakat. Berdasarkan fungsi Universitas Sumatera Utara musik yang dikemukakan Merriam ini, maka studi deskriptif dan peran biduan dalam pertunjukan keyboard erotis adalah sebagai hiburan, komunikasi, reaksi jasmani dan norma-norma sosial. Untuk menganalisa perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, khususnya mengapa masyarakat dapat menerima hal-hal yang dianggap tidak wajar, dalam hal ini pertunjukan keyboard erotis, penulis menggunakan teori evolusi perubahan yang berjalan dengan proses yang sangat lambat, difusi persebaran kebudayaan dari suatu tempat ke tempat yang lain dan alkulturasi percampuran antara dua atau lebih kebudayaan sehingga menghasilkan satu kebudayaan yang baru, dimana unsur-unsur dari kebudayaan induknya masih bisa terlihat, yaitu terjadinya persebaran kebudayaan dari masyarakat yang satu ke masyarakat yang lainnya, terjadinya perubahan dalam suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa unsur-unsur kebudayaan yang dikembangkan oleh suku bangsa di tempat lain. Dalam hal ini, contohnya keyboard erotis. Hal ini dianggap penulis sebagai pengadopsian budaya, seperti dari ronggeng, tayub, dan tarian striptease. Kemudian penulis juga menggunakan teori perilaku sosial dalam masyarakat, dalam hubungan perilaku penonton dan biduan di atas panggung. Penulis menggunakan teori kognitif kontemporer yaitu memandang manusia sebagai agen yang secara aktif menerima, menggunakan, memanipulasi, mengalihkan, informasi. Secara aktif berpikir, membuat rencana, memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Manusia memproses informasi dengan cara tertentu melalui struktur kognitif Markus dan Zajonc, 1985 ; Morgan dan Scnwable, 1990 ; Fiske dan Taylor, 1991, 4. Universitas Sumatera Utara Pertunjukan keyboard erotis merupakan hal yang tidak wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat dikatakan adanya perilaku menyimpang yang dianut oleh para biduan maupun pertunjukan keyboard erotis ini. Untuk itu, penulis menggunakan teori perilaku menyimpang. Robert M.Z Lawang, yang mengatakan perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial. Selain itu, penulis juga menggunakan teori perilaku menyimpang oleh Edwin M. Lemert dengan Labeling Theory. Menurutnya seseorang menjadi penyimpang karena adanya proses labeling pemberian julukan, cap, etiket, atau merek yang diberikan masyarakat kepadanya. Contohnya, apabila seseorang dianggap telah sering melakukan meresahkan masyarakat seperti meminum minuman keras, main judi dan lain sebagainya, maka orang itu tidak akan janggal lagi melakukan perbuatan-perbuatan yang meresahkan masyarakat itu. Selain itu, untuk mengkaji kebudayaan masyarakat di Kec BP Mandoge, penulis menggunakan teori pembagian tujuh unsur kebudayaan universal yang dikemukakan oleh C. Kluckhon dalam Soekanto 1992:213 yaitu : sistem mata pencaharian, peralatan dan perlengkapan hidup manusia, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan dan religi. Dalam teori ini peranan biduan dalam pertunjukan musik keyboard erotis dapat dikategorikan sebagai kesenian, dan sistem mata pencaharian. Dalam kehidupannya individu dalam suatu masyarakat melakukan aktivitas- aktivitas, menghasilkan karya, juga menghasilkan berbagai cita-cita pandangan, anggapan dan sebagainya tentang kalakuannya dan hasil karyanya. Aktivitas itu sendiri berasal dari saling berhubungan antar kelompok-kelompok atau individu Universitas Sumatera Utara dengan kelompok. Satu gerak kebudayaan dan masyarakat yang terjadi karena hubungan-hubungan tadi disebut dinamika sosial Koentjaraningrat, 1974:127. Bagaimana seorang biduan menilai dirinya sendiri terhadap masyarakat, dan masyarakat menilai dirinya dengan inovasi yang telah dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat itu juga. Untuk melihat unsur-unsur erotis dalam pertunjukan keyboard erotis ini, penulis menggunakan teori Hary Zegner, yang mengatakan bahwa daya tarik erotis wanita nomor satu pada kaum Adam terletak pada payudaranya. Sedangkan bagian tubuh wanita yang mengundang gairah erotis kaum pria setelah payudara adalah pinggul.

1.5. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis mengadakan : 1 Penelitian lapangan. Dengan cara mengikuti berbagai pertunjukan keyboard erotis, melakukan wawancara kepada para pelaku pertunjukan seperti biduan, pemain keyboard, para rodes atau kru, pengusaha keyboard dan juga penonton. 2 Kerja laboratorium, 3 Studi kepustakaan.

1.5.1 Penelitian lapangan

Dalam penelitian lapangan, penulis melakukan beberapa hal yang begitu sering dilakukan diantaranya : 1 Observasi, terlibat dalam pertunjukan, tanpa memposisikan diri sebagai pelaku pertunjukan, sering menyaksikan berlangsungnya Universitas Sumatera Utara pertunjukan dari awal sampai akhir. Hal ini berguna untuk mengenal dengan baik dan lebih jauh lagi jalannya pertunjukan dan aspek-aspek yang terkandung didalamnya. 2 Wawancara, wawancara terfokus dan wawancara bebas. Wawancara terfokus dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih kaya dan tidak membosankan atau membuat kaku suasana antara penulis dan informan. Sedangkan wawancara bebas dilakukan secara tidak terfokus, tetapi mendapatkan banyak informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian lapangan ini, penulis berhubungan langsung dengan informan kunci yaitu, pemain keyboard, para biduan, rodes dan juga para pengusaha keyboard. Penulis mengadakan berkenalan, ngorol, wawancara dan semampu mungkin untuk menjalin hubungan emosional kepada para informan ini agar penelitian ini berjalan lancar. Penulis berusaha meyakinkan kalau penulis adalah teman baik mereka yang mampu membawakan diri kedalam lingkungan mereka. Dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan alat tulis dalam wawancara. Setiap pembicaraan yang memberikan informasi penting segera mungkin dicatat, namun tidak pada saat wawancara atau ngorol berlangsung, tetapi pada saat kita tidak mengobrol lagi atau ada pembicaraan singkat dari informan kepada orang lain dalam dokumentasi penulis menggunakan kamera Hand phone Nokia N70 dengan Resolusi ketajaman gambar 2 mega pixel.

1.5.2 Kerja laboratorium

Kerja laboratorium disebut juga analisis yang merupakan pengolahan data yang diperoleh dari kerja lapangan, setelah pengolahan data dianalisis kemudian Universitas Sumatera Utara disusun secara sistematis sehingga hasilnya dapat dikembangkan sebagai bahan yang akurat dalam pembahasan masalah yang dihadapi. Dalam tahapan ini penulis mengumpulkan data-data yang didapat dari lapangan, kemudian memilih data-data yang relevan dengan penulisan ini.

1.5.3 Studi kepustakaan library research

Studi kepustakaan dilakukan penulis untuk memperoleh data tambahan di luar data lapangan, baik berupa konsep-konsep dan teori-teori yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan juga dalam pembahasan serta penulisan. Sebelum memulai penulisan ini, penulis terlebih dahulu membaca beberapa literatur yang berkaitan dengan pertunjukan keyboard. Tulisan ini berbeda dari dua tulisan yang telah dibuat sebelumnya di departemen Etnomusikologi, diantaranya : Skripsi sarjana oleh Dermawa P.B.P yang berjudul Analisis Pertunjukan Musik Keyboard Dalam Upacara Perkawinan Adat Batak Toba di Desa Pematang Bandar Kabupaten Simalungun, studi kasus Artha Musik. Dalam tulisan ini Dermawan membahas bagaimana fungsi musik keyboard dalam mengiringi upacara perkawinan pada masyarakat Batak Toba. Dalam pertunjukan ini sudah memasukkan unsure- unsur dari musik tradisional ke dalam musik keyboard, seperti alat musik suling, taganing dan lain sebagainya. Yang kedua, tulisan ini juga berbeda dengan tulisan yang dibuat oleh Murni Eva Marlina, yang berjudul Studi deskriptif pertunjukan keyboard Nian Entertainment dalam pesta pernikahan dalam kebudayaan masyarakat Jawa di desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Dalam tulisan Universitas Sumatera Utara ini Murni hanya membahas bagaimana jalannya pertunjukan yang dikelola oleh nian entertainment pada masyarakat Jawa yang ada di Bandar Khalipah. Sedangkan dalam tulisan Studi deskriptif dan peran biduan dalam pertunjukan keyboard erotis di Kecamatan BP Mandoge ini, akan dijelaskan bagaimana salah satu grup keyboard ini menyajikan suatu pertunjukan yang lebih vulgar. Adanya suasana erotis yang lebih sering muncul, dan juga adanya interaksi antara biduan dan penonton yang sifatnya mengarah kepada perlakuan yang tidak biasa dalam pertunjukan keyboard yang dibahas oleh kedua tulisan di atas. Melihat penyajian dan pembahasan topik yang ditampilkan, tulisan ini benar- benar berbeda dengan dua tulisan yang sudah lebih dahulu dibuat itu.

1.6 Menentukan Lokasi Penelitian dan pemilihan informan

Lokasi penelitian dipilih di beberapa desa di Kecamatan BP Mandoge Kabupaten Asahan. Karena di daerah ini sering dipertunjukan hiburan keyboard erotis ini. Namun masih banyak ditempat-tempat lain di Kabupaten Asahan yang sering berlangsung pertunjukan sejenis ini. Ada beberapa faktor mengapa daerah ini dipilih oleh penulis, diantaranya : adanya informan yang sudah didapat oleh penulis di daerah ini yang senantiasa membantu penulis, adanya hubungan emosional antara penulis dengan warga masyarakat di Kecamatan BP Mandoge, jadi relatif aman ketika terjun langsung kelapangan karena tidak jarang ketika pertunjukan ini berlangsung terjadi berbagai kerusuhan yang dapat menelan korban siapa saja, dan juga lokasi penelitian sangat memungkinkan untuk dapat dijangkau oleh penulis. Grup Riny Jaya Keyboard merupakan salah satu grup keyboard yang paling eksis dan Universitas Sumatera Utara juga mempunyai nama yang dikenal dalam pertunjukan keyboard erotis juga paling mempunyai pengalaman. Riny jaya keyboard juga grup keyboard yang paling sering tampil di desa-desa Kecamatan BP Mandoge. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT

KECAMATAN BANDAR PASIR MANDOGE Penduduk Bandar Pasir selanjutnya disingkat dengan BP Mandoge merupakan kumpulan dari berbagai etnis, baik itu yang ada di Sumatera Utara, Sumatera Barat dan juga luar Sumatera. Melihat letak wilayah Administratif, BP Mandoge termasuk dalam Kabupaten Asahan dengan Ibukota Kisaran, yang identik dengan Melayu Asahan. Namun, masyarakat Melayu banyak tersebar di daerah pesisir pantai, seperti Batu-Bara, Tanjung Tiram, Tanjung Balai, Sei Kepayang, dan daerah lainnya. Sedangkan BP Mandoge merupakan daerah Asahan yang sudah sangat jauh dari Pesisir pantai dan sudah hampir mendekati daerah pegunungan yang identik dengan daerah pertanian dan perkebunan. Faktor geografis sepertinya sangat mempengaruhi penghuni daerah itu, sehingga di BP Mandoge dihuni oleh berbagai etnis yang sangat bertolak belakang apabila dilihat BP Mandoge sebagai bagian dari daerah Asahan yang identik dengan Melayu. Di daerah ini tinggal berbagai suku, seperti suku Jawa, Batak Toba, Karo, Simalungun, Banjar, Aceh dan Minang. Juga sudah banyak terjadi perkawinan antar suku, perkawinan antar beda agama salah satu pindah agama sehingga banyak terjadi percampuran budaya dan bahasa. Di sini juga sering terjadi seorang dari etnis Jawa dan Melayu diangkat menjadi Orang Batak diberi Marga. Memang suku dari Universitas Sumatera Utara