Perkawinan Karena hubungan wala’

28 perempuan sekandung, saudara perempuan seayah, saudara perempuan seibu. b. Ashabah ushubah nasabiyyah, yaitu ahli waris yang tidak mempunyai bagian tertentu, tetapi mengambil sisa harta peninggalan sesudah diberikan bagian- bagian ashhabulfurudl. c. Dzawil arham, yaitu ahli waris yang tidak masuk kedalam ashhabul furudl dan ashabah.

2. Perkawinan

Disamping hak kewarisan berlaku atas dasar kekerabatan, hak kewarisan juga berlaku atas dasar hubungan perkawinan, dengan arti bahwa suami adalah ahli waris bagi istrinya yang meninggal dan istri pun merupakan ahli waris bagi suaminya yang meninggal. Bagian pertama dari ayat 12 Surat an-Nisa 4 menyatakan hak kewarisan bagi suami–istri. Dalam ayat tersebut terdpat kata azwaj. Penggunaan kata azwaj yang secara leksikal berarti pasangan suami-istri, menunjukan dengan gamblang hubungan kewarisan antara suami dan istri. 31 Hubungan kewarisan seperti ini disebabkan adanya hubungan hukum antara suami dan istri. Berlakunya hubungan kewarisan antara suami dengan istri didasarkan pada dua ketentuan; 31 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, Cet. 1, h. 29 Pertama , antara keduanya telah berlangsung akad nikah yang sah. Mengenai akad nikah yang sah ditetapkan dalam Undang-undang perkawinan No.1 Tahun 1974 pasal 2 ayat 1: “Perkawinan sah bila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya”. 32 Kedua, bahwa suami dan istri masih terkait dalam tali perkawinan saat salah satu pihak meninggal dunia. Ketentuan ini berlaku pula bila salah satu meninggal dunia sedangkan ikatan perkawinan telah putus dalam bentuk talak raj’i dan si istri masih berada dalam masa iddah karena istri yang sedang menjalani masa iddah talak raj’i masih berstatus sebagai istri dengan segala akibat hukumnya, kecuali hubungan kelamin.

3. Karena hubungan wala’

Yakni yang disebabkan adanya pembebasan budak. Adapun yang dimaksud dengan wala’u al-‘ataqah adalah ‘ushubah. 33 Penyebabnya adalah kenikmatan pemilik budak yang dihadiahkan kepada budaknya dengan membebaskan budak melalui pencabutan hak mewalikan dan hak mengurusi harta bendanya, baik secara sempurna maupun tidak. Tujuannya adalah tatawwu’ yaitu melaksanakan anjuran 32 R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata Burgerlijk wetboek; Undang-undang Pokok Agrari a dan Undang-undang Perkawinan, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2007, h. 538 33 Adapun yang dimaksud dengan ‘ushubah adalah hubungn antara pemilik budak dan budak, seperti hubungn anatara orang tua dengan anaknya. 30 syariat atau kewajiban, sekalipun dengan imbalan. Dalam hal ini, bentuk pembebasan mengakibatkan pada penetapan hak wala’. 34 Sebagaimana sabda rasulullah SAW dalam perkara Barirah r.a, yaitu: ﺎ ﻦ مﺎ ه ﺎﻨ ﺪ ﺮ ﻦ ﻔ ﺎﻨ ﺪ ﺎ ﻬﻨ ﷲا ﻲ ر ﺮ ﻦ ا ﻦ لﺎ : نأ ﺔ ﺋﺎ تدارأ ﻪﻴ ﷲا ﻰ ﻲ ﻨ ا لﺎ ءﻻﻮ ا نﻮﻃﺮﺘ ﻬ إ ﺳ و ﻪﻴ ﷲا ﻰ ﻲ ﻨ ﺎ ةﺮ ﺮ يﺮﺘ ﺳ و ﺘ أ ﻦ ءﻻﻮ ا ﺎ ﺈ ﺎﻬ ﺮﺘ ا 35 Dari Abdullah bin Musalamah dari al-Lais dari Ibnu Syihab dari Urwah bahwasanya aisyah r.a… kemudian kepada perempuan itu Rasulullah SAW bersabda: “Merdekakanlah maka sesungguhnya hak wala’ itu untuk orang yang memerdekakan…”

4. Karena Agama

Dokumen yang terkait

Pelimpahan hak asuh anak kepada bapak (studi kasus putusan pengadilan agama Jakarta perkara nomor 1829/Pdp.G/2008/PAJT)

1 40 92

Putusan verstek pengadilan agama depok dalam perkara cerai gugat : analisa putusan pengadilan agama depok perkara no. 1227/pdt.g/2008/pa.dpk

4 21 94

Pelimpahan Hak Asuh Anak Kepada Bapak Akibat Perceraian (Studi Putusan Pengadilan Agama Bekasi Nomor: 345/Pdt.G/2007/Pa.Bks.)

0 12 73

HAK SUAMI SEBAGAI AHLI WARIS DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM (Analisis Putusan Perkara Gugat Waris Di Pengadilan Agama Kota Cirebon Nomor : 753/Pdt.G/2011/PA.Cn.)

1 6 104

Cerai Gugat Karena Suami Pengguna Narkoba (Analisis Putusan Pengadilan Agama Tigaraksa Nomor 0154/Pdt.G/2013/Pa)

4 71 86

Perceraian akibat suami riddah: analisis koperatif putusan penagdilan agama bogor perkara Nomor 49/Pdt.G/2010/PA.BGR. dan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Perkara Nomor 378/Pdt.G/2009/PA.JP

0 3 62

Penyelesaian Harta Bersama Dalam Perceraian (Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Tinggi Agama Jakarta Perkara No: 126/Pdt.G/2013/PTA.JK)

2 18 0

Penerapan Hermeneutika Hukum di Pengadilan Agama Dalam Penyelesaian Sengketa (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Bekasi Tentang Harta Bersama)

0 12 172

Urgensi izin isteri secara lisan dan tertulis dalam poligami (analisis putusan pengandilan agama rangkasbitung perkara No. 0390/pdt.G/2013/PA.Rks )

0 6 73

Murtad Sebagai Penghalang Hadhanah (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur Perkara Nomor 1700/Pdt. G/2010/PAJT)

1 29 206