Uji Asumsi Klasik Metode Analisis

c. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang, dan besar. 8 Salah satu uji heteroskedastisitas yang mudah yang dapat diaplikasikan di SPSS, yaitu Uji Glejser. Uji Glejser secara umum dinotasikan sebagai berikut: │e│= b1 + b 2 X 2 + v Dimana: │e│= Nilai Absolut dari residual yang dihasilkan dari regresi model X 2 = Variabel penjelas Bila variabel penjelas secara statistik signifikan mempengaruhi residual maka dapat dipastikan model ini memiliki masalah heteroskedastisitas. Tetapi jika nilai t-statistik dari variabel penjelas tidak 8 Ibid., h. 105. ada yang signifikan secara statistic, maka dapat disimpulkan bahwa model ini tidak mengalami masalah heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi. 9 Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan statistik Durbin Watson. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut 10 : 1 Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2 Angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3 Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Statistik F Analisis Pengaruh Secara Simultan Uji F atau Uji global dilakukan untuk melihat apakah terjadi pengaruh nyata antara variabel bebas independen terhadap variabel terikat dependen secara keseluruhan. Uji simultan dengan uji F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila 9 Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate Dengan SPSS, Jakarta, Gava Media, 2013, h. 74. 10 Singgih Santoso, Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik, h. 243. F hitung F tabel maka H o ditolak dan H a diterima, artinya variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapa variabel dependen. Uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel independen X 1, X 2, …, X n dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel dependen Y. b. Uji t Analisis Pengaruh Secara Parsial Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. 11 Uji t untuk menguji signifikasi konstanta dan variabel independen. Hipotesis: H o = Koefisien regresi tidak signifikan H a = Koefisien regresi signifikan Apabila t hitung t tabel maka H o ditolak dan H a diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Apabila t hitung t tabel maka H o diterima dan H a ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 11 Imam Ghozali, Aplikasi Anlaisis Multivariate dengan Program, h. 84.

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang dibangun atau diformulasikan berdasarkan pada kajian konsep teori-teori, hasil temuan penelitian terdahulu dan atau pengamatan peneliti pada fenomena lapang yang hendak diteliti. 12 Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol H o dan harus disertai dengan hipotesis alternatif H a , seperti yang tercantum di bawah ini: Keterangan: Y = Kinerja Perbankan X 1 = Dewan Komisaris X 2 = Dewan Direksi X 3 = Komite-Komite X 4 = Dewan Pengawas Syariah DPS Hipotesis dalam penelitian ini adalah: a. Dewan Komisaris H o tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X 1 terhadap variabel Y H a terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X 1 terhadap variabel Y 12 Bambang Soepeno, Statistik Terapan Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002, h. 36.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 79 86

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

4 114 99

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

1 30 99

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010)

1 46 99

Pengaruh dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit dalam pelaksaan corporate governance pada perusahaan yang listed di BEJ

2 11 96

Pengaruh peran komite audit dan dewan pengawas syariah dalam mewujudkan GOOD Corporate covernance untuk meningkatkan kinerja Bank Syariah ; studi empiris pada perbankan syariah di jakarta

1 5 125

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2010-2013)

1 9 0

Pengaruh good corporate governance : GCG terhadap kinerja keuangan perbankan syariah : studi kasus pada BANK umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 24 0

Analisis pengaruh islamic corporate governance terhadap corporate social responsibility (Studi kasus pada Bank Syariah di Indonesia)

0 3 26