Profitabilitas Keuangan Perbankan Syariah

Rasio profitabilitas di antaranya adalah: a. Net Profit Margin NPM Rasio laba bersih terhadap penjualan sangat penting artinya bagi pemilik. Bagi pemilik, pada akhirnya sangat penting untuk mengetahui berapakah laba yang menjadi haknya. Rasio ini mengukur hasil akhir dari seluruh kegiatan perusahaan. Selisih laba bersih dengan laba usaha dapat mencerminkan berapa beban yang ditanggung perusahaan untuk beban- beban non operasional. Net profit margin ini berfungsi untuk menilai sejauh mana kemampuan setiap rupiah dari penjualan dalam menghasilkan laba bersih earnings after tax, EAT. 32 Kasmir mendifinisikan rasio profit sebagai marjin laba bersih yang merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba bersih setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. 33 Dewi Astuti mendefinisikan rasio marjin atas penjualan sebagai rasio yang mampu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan biaya dan pengeluaran sehubungan dengan penjualan. 34 Sofyan Syafri mengungkapkan bahwa angka yang diperoleh dari perhitungan rasio Net Profit Margin dengan menghitung pendapatan bersih dibandingkan dengan penjualan ini menunjukkan seberapa besar 32 Moeljadi, Manajemen Keuangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, h. 52. 33 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h. 200. 34 Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan, h. 36. persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini artinya semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. 35 NPM = 36 Jadi, profitabilitas merupakan hasil bersih dari serangkaian kegiatan fungsi bank. Sedangkan rasio profitabilitas adalah pengukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu. Rasio profitabilitas ini terdiri atas rasio marjin laba atau penjualan atau disebut juga sebagai net profit margin. Demikian pembahasan mengenai teori-teori terkait perbankan syariah, good corporate governance, dan kinerja keuangan perbankan syariah, yang menjadi rujukan dalam penulisan skripsi ini dan menjadi landasan untuk memahami pembahasan selanjutnya. 35 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, h. 304. 36 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, h. 135. 53

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data berupa laporan tahunan Bank Umum Syariah Indonesia pada tahun 2010-2013. Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena tujuannya adalah untuk meneliti hubungan sebab akibat antara dua variabel, artinya keadaan satu variabel disebabkan atau ditentukan oleh satu atau lebih variabel lain. 1 Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh penerapan Good Corporate Governance oleh dewan komisaris, dewan direksi, komite-komite dan dewan pengawas syariah terhadap kinerja perbankan pada bank umum syariah di Indonesia tahun 2010- 2013.

B. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah Bank Umum Syariah yang terdapat di Indonesia pada tahun 2010-2013. Digunakannya Bank Umum Syariah sebagai sampel karena Bank Umum Syariah berdiri sendiri bukan merupakan unit kerja dari Bank Konvensional seperti Unit Usaha Syariah. Selain 1 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik Jakarta: Media Grafika, 2009, h. 42 itu, Bank Umum Syariah telah dianggap sebagai bank yang murni menggunakan transaksi berprinsip syariah oleh Bank Indonesia. Pengambilan data periode tahun 2010-2013 dikarenakan Peraturan Bank Indonesia mengenai Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dikeluarkan pada tahun 2009. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling atau judgement sampling, salah satu teknik pengambilan sample non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria yang disesuaikan dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria berikut: 1. Bank Umum Syariah yang telah berdiri sendiri bukan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2010 atau sebelumnya. 2. Bank tersebut telah mengeluarkan laporan keuangan tahun 2010-2013 3. Bank tersebut menerapkan sistem Good Corporate Governance dan mempublikasikan laporan GCG dalam Annual Report-nya. Berdasarkan kriteria diatas, penulis menemukan 7 BUS yang sesuai dengan kriteria tersebut, yakni bank yang memiliki data laporan keuangan yang lengkap dari tahun 2010-2013, 7 bank tersebut adalah Bank Muamalat Indonesia, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri, Bank BCA Syariah, Bank Mega Syariah dan Bank Panin Syariah. Kemudian dari ketujuh bank tersebut, hanya ada 4 BUS yang memiliki asset tertinggi mulai dari 200 Milyar sampai dengan 1 Trilyun berdasarkan laporan keuangan di tahun 2013, keempat bank tersebut yaitu Bank Muamalat Indonesia, BNI Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri. Selain dilihat dari kriteria jumlah asset yang dimiliki BUS tersebut, penilaian 4 BUS yang dipilih juga dinilai berdasarkan banyaknya jumlah Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu KCP dan Kantor Kas KK. Berikut jumlah Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu KCP dan Kantor Kas KK dari 7 BUS: 1. Bank Muamalat Indonesia memiliki 454 jaringan KC, KCP dan KK 2. BRI Syariah memiliki 51 KC, 196 KCP, dan 8 KK 3. BNI Syariah memiliki 65 KC, 161 KCP, dan 17 KK 4. Bank Mandiri Syariah memiliki 136 KC, 477 KCP, dan 57 KK 5. Bank BCA Syariah memiliki 7 KC, dan 3 KCP 6. Bank Mega Syariah, memiliki 8 KC, dan 13 KCP 7. Bank Panin Syariah 5 KC dan 5 KCP Berdasarkan kriteria tersebut, hanya ada 4 BUS yang memiliki jumlah Kantor Cabang terbanyak, yaitu: Bank Muamalat Indonesia, BRI Syariah, BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri dan peringkat tersebut diatas bank BCA Syariah, Bank Mega Syariah dan Bank Panin Syariah. Sehingga objek dalam penelitian ini hanya ada 4 BUS yang termasuk dalam kriteria pengambilan sampel penelitian, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 79 86

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

4 114 99

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

1 30 99

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010)

1 46 99

Pengaruh dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit dalam pelaksaan corporate governance pada perusahaan yang listed di BEJ

2 11 96

Pengaruh peran komite audit dan dewan pengawas syariah dalam mewujudkan GOOD Corporate covernance untuk meningkatkan kinerja Bank Syariah ; studi empiris pada perbankan syariah di jakarta

1 5 125

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2010-2013)

1 9 0

Pengaruh good corporate governance : GCG terhadap kinerja keuangan perbankan syariah : studi kasus pada BANK umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 24 0

Analisis pengaruh islamic corporate governance terhadap corporate social responsibility (Studi kasus pada Bank Syariah di Indonesia)

0 3 26