Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Syariah Mandiri.

124KEP.BI1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 11KEP.DGS1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengkukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT. Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tinggal 1 November 1999. PT. Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan opersionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai- nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. Hingga saat ini Bank Syariah Mandiri telah menunjukkan keberhasilannya menjadi bagian dari Bank Mandiri. Pada tahun 2014, Bank Syariah Mandiri memiliki 65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, dan 17 Kantor Kas. Total aset BSM meningkat dari Rp. 58,48 triliun di bulan Juni 2013 menjadi Rp. 62,78 triliun di bulan Juni 2014. Jumlah tersebut menunjukkan total aset BSM tumbuh 7,35 year on year di semester I 2014. 5 5 Bank Syariah Mandiri, “Profil Perusahaan”, informasi diakses pada 6 September 2014 dari http:www.syariahmandiri.co.idcategoryinfo-perusahaan

2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri

Visi: Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia. Misi: a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan. b. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. c. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat. d. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. e. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

E. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standard error skewness, sedang rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard error kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio skewness dan kurtosis berada diantara -2 hingga +2, maka distribusi data adalah normal. Dari olahan SPSS, diperoleh hasil berikut: Tabel 4. 1 Hasil Uji Normalitas Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness Kurtosis Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error Unstandardiz ed Residual 16 -3248.48738 3268.88063 .0000000 1.94130734E3 .232 .564 -.752 1.091 Valid N listwise 16 Dari tabel hasil uji Normalitas di atas terlihat bahwa rasio skewwness = 0,232 : 0,564 = 0,4113 ; sedangkan rasio kurtosis = -0,752 : 1,091 = -0,689. Karena rasio skewwness dan kurtosis berada di antara -2 hingga +2 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel bebas yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas yang lain dalam satu model. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, penelitian ini menggunakan Variance Inflation Factor VIF. Syarat suatu data tidak terjadi multikolinearitas adalah jika nilai VIF dari 10. Bila nilai VIF dari 10 maka diindikasikan model tersebut memiliki gejala multikolinearitas. Hasil perhitungan dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1Constant 8946.369 2414.746 3.705 .003 DewanKomisaris 187.827 151.635 .425 1.239 .241 .357 2.805 DewanDireksi -290.283 133.528 -.772 -2.174 .043 .332 3.009 LnKomite-Komite -1678.391 525.367 -.804 -3.195 .009 .661 1.513 LnDPS 40.371 26.915 .415 1.500 .162 .548 1.824 a. Dependent Variable: NPM Berdasarkan pada output hasil analisis menggunakan Variance Inflation Factor VIF menunjukkan bahwa nilai koefisien VIF untuk semua variabel independen 10. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel independen sehingga dapat dikatakan model ini tidak terjadi multikolinearitas. 3. Uji Heterokedastisistas Uji heterokedastisistas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 79 86

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

4 114 99

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

1 30 99

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010)

1 46 99

Pengaruh dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit dalam pelaksaan corporate governance pada perusahaan yang listed di BEJ

2 11 96

Pengaruh peran komite audit dan dewan pengawas syariah dalam mewujudkan GOOD Corporate covernance untuk meningkatkan kinerja Bank Syariah ; studi empiris pada perbankan syariah di jakarta

1 5 125

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2010-2013)

1 9 0

Pengaruh good corporate governance : GCG terhadap kinerja keuangan perbankan syariah : studi kasus pada BANK umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 24 0

Analisis pengaruh islamic corporate governance terhadap corporate social responsibility (Studi kasus pada Bank Syariah di Indonesia)

0 3 26