Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominal KRN, diukur dengan mengetahui berapa jumlah anggota Komite-komite dalam suatu bank.
d. Dewan Pengawas Syariah DPS Khusus bagi bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,
harus memiliki Dewan Pengawas Syariah DPS, yaitu badan independen yang bertugas melakukan pengarahan directing, pemberian konsultasi consulting,
melakukan evaluasi evaluating, dan pengawasan supervising kegiatan bank syariah dalam rangka memastikan bahwa kegiatan usaha bank syariah tersebut
mematuhi compliance terhadap prinsip syariah sebagaimana telah ditentukan oleh fatwa dan syariah Islam, diukur dengan mengetahui berapa jumlah
anggota dewan komisaris dalam suatu bank.
F. Metode Analisis
1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diuji terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi dasar, dan
pengujian yang dilakukan antara lain: a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apaka residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
5
Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai
skewness dibagi dengan standard error skewness, sedang rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard error kurtosis. Sebagai
pedoman, bila rasio skewness dan kurtosis berada diantara -2 hingga+2, maka distribusi data adalah normal.
6
b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independent. Jika variabel independent saling berkorelasi, maka variabel- variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel
independent sama dengan nol.
7
Uji multikolinerietas pada suatu model dapat dilihat dari nilai VIF Variance Inflation Factor tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak
kurang dari 0,1. Semakin tinggi VIF maka tolerance semakin rendah. Sehingga model dapat dikatakan terbebas dari multikolinerietas.
5
Imam Ghozali, Aplikasi Anlaisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang: Badan Penerbit universitas Diponegoro, 2006, h. 110
6
R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer Denga Program IBM SPSS Statistic 19. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013, h. 116.
7
Ibid., h. 91.
c. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual atau pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang, dan besar.
8
Salah satu uji heteroskedastisitas yang mudah yang dapat diaplikasikan di SPSS, yaitu Uji Glejser.
Uji Glejser secara umum dinotasikan sebagai berikut: āeā= b1 + b
2
X
2 + v
Dimana: āeā= Nilai Absolut dari residual yang dihasilkan dari regresi model
X
2 =
Variabel penjelas Bila variabel penjelas secara statistik signifikan mempengaruhi
residual maka
dapat dipastikan
model ini
memiliki masalah
heteroskedastisitas. Tetapi jika nilai t-statistik dari variabel penjelas tidak
8
Ibid., h. 105.