Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal care

professional dalam suatu tempat pelayanan kesehatan dapat mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC. c. Pekerjaan suami Pekerjaan suami merupakan faktor lainnya yang mempengaruhi kunjungan ANC pada ibu hamil. Hasil penelitian memaparkan bahwa ibu hamil yang memiliki suami yang pekerjaannya lebih layak seperti businessman, melakukan kunjungan ANC lebih rutin dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki suami dengan pekerjaan sebagai buruh. d. Pendapatan keluarga Pendapatan keluarga juga menjadi faktor ibu hamil melakukan kunjungan ANC. Didapatkan dalam hasil penelitian, bahwa ibu hamil dengan keluarga dengan penghasilan yang tinggi perbulan, melakukan ANC dengan rutin dibandingkan ibu hamil dengan keluarga yang berpenghasilan lebih rendah. e. Paparan media massa Adapun maksud dari paparan media massa, yakni karena media masa memiliki peran yang cukup besar untuk membantu menumbuhkan kesadaran mengenai berbagai komplikasi kehamilan serta apa saja dampak dari komplikasi tersebut bagi ibu dan bayi di masa depan. Adanya faktor budaya yang penting untuk dipertimbangkan, seperti gaya hidup serta kepercayaan yang dianut individu Leifer, 2008. Kompetensi budaya merupakan kesadaran, penerimaan, serta penghormatan akan suatu kepercayaan, nilai, dan tradisi tertentu dan pasti berbeda antara suatu individu dengan individu lainnya Leifer, 2008, begitu juga dengan keluarga, keluarga mempunyai adat istiadat dan tata nilai masing-masing serta menyusun standar interaksi di dalam maupun di luar kelompok Wong dkk, 2009. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Kim dkk 2010 menyatakan bahwa dukungan sosial juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan prenatal care.

C. Konsep Slum Area

1. Definisi Slum Area

Konsep slum area maupun definisinya berbeda di tiap negara, tergantung daripada kondisi sosio-ekonomi masing-masing negara tersebut Mohanty Swati Mohanty, 2005. Kata “slum” berasal dari kata “slumber” yang artinya “tidak dikenal tidak diketahui”, untuk mendeskripsikan sekelompok orang yang tinggal di jalan gelap di gang- gang yang sempit Mohanty Swati Mohanty, 2005. Slum area atau daerah kumuh didefinisikan sebagai daerah atau kawasan bagian perkotaan yang terabaikan, berpenghasilan rendah dan tempat tinggal bagi masyarakat miskin United Nation Habitat, 2003;2007. Menurut BPS 2007 slum area merupakan daerah padat penduduk dengan bentuk dan letak rumah yang tidak tersusun rapi. Biasanya daerah ini terletak di pusat kota, terminal, stasiun kereta api, sepanjang rel kereta api, pasar tradisionil atau di seputar pabrik-pabrik. United Nation Habitat UN Habitat 2006 mendefinisikan rumah tangga kumuh slum household sebagai sekelompok individu yang tinggal dalam satu atap di daerah urban yang tidak memiliki salah satu ciri atau lebih sebagai berikut: a. Rumah atau tempat tinggal yang permanen, tahan lama, serta dapat melindungi dari kondisi ekstrim. b. Luas ruangan yang cukup artinya tidak lebih dari tiga orang dalam satu ruangan. c. Akses mudah untuk mendapatkan air bersih dan aman serta dalam jumlah yang mencukupi dan harga yang dapat terjangkau. d. Adanya akses untuk sanitasi yang adekuat, seperti penggunaan toilet bersama dengan jumlah pengguna yang rasional. e. Memiliki posisikedudukan yang aman sehingga dapat terlindung dari penggusuran paksa. Selain karakteristik berdasarkan lokasi tempat tinggal, slum area juga diidentikkan dengan karakteristik masyarakatnya yang memiliki tingkat pendidikan relatif rendah, begitu juga dengan tingkat pengetahuannya, jenis pekerjaan informal dan mempunyai pendapatan yang secara umum belum memadai Zulkarnain, 2004. Serupa dengan pernyataan tersebut, hasil

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA

1 7 104

Faktor Dukungan Suami Dengan Keberhasilan Kunjungan Antenatal Care Berdasarkan Frekuensi Antenatal Care Di Kabupaten Kudus

0 3 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC (Antenatal Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anc (Antenatal Care) Terhadap Perilaku Kunjungan Anc (Antenatal Care).

0 2 15

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anc (Antenatal Care) Terhadap Perilaku Kunjungan Anc (Antenatal Care).

0 1 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC (Antenatal Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anc (Antenatal Care) Terhadap Perilaku Kunjungan Anc (Antenatal Care).

0 1 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU HAMIL MASYARAKAT SAMIN.

0 0 13

PENGARUH DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL

0 0 17

HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE ( ANC ) DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI BPS PIPIN YOGYAKARTA TAHUN 2012

0 0 9

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KELENGKAPAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Suami dengan Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care (ANC) pada Ibu

0 0 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UMBULHARJO 1 YOGYAKARYA

0 0 13