Model ”, bahwa ibu hamil disarankan melakukan kunjungan pertama kali
yakni pada usia kehamilan 8 – 12 minggu, kunjungan kedua pada usia
kehamilan 24 – 26 minggu, kunjungan ketiga di usia kehamilan 32
minggu, dan kunjungan keempat di usia kehamilan 36 – 38 minggu
Lincetto dkk, 2006. Tujuan dari kunjungan ANC di setiap trimester kehamilan, yaitu karena di setiap trimester kehamilan memiliki kegiatan
fokus pemeriksaan tersendiri sesuai dengan perkembangan ibu dan janin, misalnya pada kunjungan pertama, yakni usia kehamilan 8
– 12 minggu, fokus kegiatan ANC yakni mengkonfirmasi kehamilan, mendeteksi
kebutuhan jumlah kunjungan apakah hanya empat kali atau lebih, menentukan skrining apakah ibu membutuhkan pencegahan komplikasi
tertentu Lincetto dkk, 2006. Departemen Kesehatan RI 2007
dalam bukunya “Pedoman Pelayanan Antenatal
”, mencantumkan jumlah frekuensi kunjungan yang harus dilakukan oleh ibu hamil yakni paling sedikit 4 empat kali selama
kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut : a. Minimal 1 satu kali pada trimester pertama = K
1
b. Minimal 1 satu kali pada trimester kedua = K
2
c. Minimal 2 dua kali pada trimester ketiga = K
3
dan K
4
Sedangkan jika ditemukan kelainan atau penyulit kehamilan seperti mual, muntah, keracunan kehamilan, perdarahan, kelainan letak
dan lain-lain, maka frekuensi pemeriksaan disesuaikan dengan kehamilan Depkes, 2007.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal care
Mahfuzar Rahman, 2010, dalam hasil penelitiannya mengenai faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC pada komunitas ibu di
kawasan kumuh slum mothers di Bangladesh, menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC, diantaranya:
a. Tingkat pendidikan ibu Tingkat pendidikan ibu sangat mempengaruhi frekuensi kunjungan
ANC. Semakin paham ibu mengenai pentingnya ANC, maka ibu tersebut akan semakin tinggi kesadarannya untuk melakukan
kunjungan ANC. b. Tempat pelayanan kesehatan
Dalam studi Rahman, terdapat 2 jenis tempat pelayanan kesehatan di Bangladesh, yang pertama adalah pelayanan kesehatan yang
didalamnya terdapat tenaga medis namun tenaga medis tersebut tidak melalui pendidikan resmi tenaga kesehatan, dan yang kedua
yaitu rumah sakit atau klinik. Hasil penelitiannya yaitu mayoritas ibu memeriksakan kehamilan mereka ke rumah sakit atau klinik.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa ketersediaan tenaga medis
professional dalam suatu tempat pelayanan kesehatan dapat mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC.
c. Pekerjaan suami Pekerjaan suami merupakan faktor lainnya yang mempengaruhi
kunjungan ANC pada ibu hamil. Hasil penelitian memaparkan bahwa ibu hamil yang memiliki suami yang pekerjaannya lebih
layak seperti businessman, melakukan kunjungan ANC lebih rutin dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki suami dengan
pekerjaan sebagai buruh. d. Pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga juga menjadi faktor ibu hamil melakukan kunjungan ANC. Didapatkan dalam hasil penelitian, bahwa ibu
hamil dengan keluarga dengan penghasilan yang tinggi perbulan, melakukan ANC dengan rutin dibandingkan ibu hamil dengan
keluarga yang berpenghasilan lebih rendah. e. Paparan media massa
Adapun maksud dari paparan media massa, yakni karena media masa memiliki peran yang cukup besar untuk membantu
menumbuhkan kesadaran
mengenai berbagai
komplikasi kehamilan serta apa saja dampak dari komplikasi tersebut bagi ibu
dan bayi di masa depan.