Definisi Slum Area Konsep Slum Area

letak rumah yang tidak tersusun rapi. Biasanya daerah ini terletak di pusat kota, terminal, stasiun kereta api, sepanjang rel kereta api, pasar tradisionil atau di seputar pabrik-pabrik. United Nation Habitat UN Habitat 2006 mendefinisikan rumah tangga kumuh slum household sebagai sekelompok individu yang tinggal dalam satu atap di daerah urban yang tidak memiliki salah satu ciri atau lebih sebagai berikut: a. Rumah atau tempat tinggal yang permanen, tahan lama, serta dapat melindungi dari kondisi ekstrim. b. Luas ruangan yang cukup artinya tidak lebih dari tiga orang dalam satu ruangan. c. Akses mudah untuk mendapatkan air bersih dan aman serta dalam jumlah yang mencukupi dan harga yang dapat terjangkau. d. Adanya akses untuk sanitasi yang adekuat, seperti penggunaan toilet bersama dengan jumlah pengguna yang rasional. e. Memiliki posisikedudukan yang aman sehingga dapat terlindung dari penggusuran paksa. Selain karakteristik berdasarkan lokasi tempat tinggal, slum area juga diidentikkan dengan karakteristik masyarakatnya yang memiliki tingkat pendidikan relatif rendah, begitu juga dengan tingkat pengetahuannya, jenis pekerjaan informal dan mempunyai pendapatan yang secara umum belum memadai Zulkarnain, 2004. Serupa dengan pernyataan tersebut, hasil Analisis Tipologi BPS 2007 memaparkan bahwa sekitar 74,5 masyarakat area kumuh berpendidikan setingkat Sekolah Dasar SD, 24,8 berpendidikan setingkat sekolah lanjutan, dan 0,8 saja yang melanjutkan ke jenjang universitas. Sedangkan dari segi pekerjaan, BPS 2007 menyebutkan bahwa kebanyakan pekerjaan utama dari kepala rumah tangga miskinslum area adalah sebagai buruh, sekitar 26,8 .

2. Tipe-Tipe Slum Area

Mohanty dan Swati Mohanty 2005 membagi 3 tiga tipe daerah kumuh slum, diantaranya : a. Daerah kumuh asli Original slum Daerah kumuh asli diartikan sebagai daerah kumuh yang memang sejak awal terbentuk dari bangunan-bangunan yang sudah tidak layak dan butuh perbaikan. Contohnya seperti daerah kumuh di Wichita, Meksiko. b. Daerah kumuh sebagai hasil dari perpindahan keluarga kelas atas dan menengah Tipe kedua ini merupakan daerah kumuh yang dihasilkan dari berpindahnya para keluarga kelas atas dan menengah pada suatu daerah ke daerah lain dan mengakibatkan terjadinya kemerosotan di daerah yang ditinggalkan. Contoh daerah ini yaitu daerah kumuh di Boston. c. Daerah kumuh sebagai dampak dari fenomena transisi Daerah kumuh tipe ketiga ini adalah daerah kumuh yang terbentuk ketika suatu daerah sekitar area bisnis mengalami kemunduran, maka akan terjadi pula kemunduran dari aspek fisik dan sosial secara drastis. Pada daerah kumuh dengan tipe seperti ini akan memiliki karakteristik padat penduduk, kemiskinan, banyaknya tempat prostitusi, dan warung-warung minuman keras. Begitu pula dengan karakteristik masyarakat yang mendiami daerah kumuh ini, merupakan masyarakat dengan perilaku kriminal, peminum, dan lain sebagainya.

3. Pelayanan Kesehatan di Slum Area

Pada konferensi internasional mengenai pelayanan kesehatan primer, WHO dan UNICEF di Alma Ata 1978, dibentuklah konsep “Health For All” atau HFA yang salah satu targetnya adalah pemenuhan program kesehatan area urban yang sasarannya mencakup masyarakat urban miskin yang meliputi pelayanan kesehatan reproduksi dan kesehatan anak Srivastava dan Kabra, 2011. Namun pelaksanaan program kesehatan bagi masyarakat urban miskin atau kumuh ini tidak dapat berjalan dengan baik karena sulitnya masyarakat kumuh dalam mengakses pelayanan kesehatan di daerah mereka Gibbons dan Rajeev Bali, 2010. Hal ini disebabkan karena banyaknya masyarakat kumuh urban yang tidak terdata oleh daerah setempat sehingga menyulitkan mereka untuk terjangkau program-program pelayanan kesehatan daerah tersebut Ramanathan, 2004 dalam Gibbons dan Rajeev Bali, 2010. Lokasi tidak lagi menjadi faktor utama sulitnya masyarakat kumuh untuk mengakses

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA

1 7 104

Faktor Dukungan Suami Dengan Keberhasilan Kunjungan Antenatal Care Berdasarkan Frekuensi Antenatal Care Di Kabupaten Kudus

0 3 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC (Antenatal Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anc (Antenatal Care) Terhadap Perilaku Kunjungan Anc (Antenatal Care).

0 2 15

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anc (Antenatal Care) Terhadap Perilaku Kunjungan Anc (Antenatal Care).

0 1 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC (Antenatal Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anc (Antenatal Care) Terhadap Perilaku Kunjungan Anc (Antenatal Care).

0 1 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU HAMIL MASYARAKAT SAMIN.

0 0 13

PENGARUH DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL

0 0 17

HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE ( ANC ) DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI BPS PIPIN YOGYAKARTA TAHUN 2012

0 0 9

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KELENGKAPAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Suami dengan Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care (ANC) pada Ibu

0 0 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UMBULHARJO 1 YOGYAKARYA

0 0 13