65
Berdasarkan temuan data tersebut maka terlihat disfungsi yang terjadi dalam tahapan pengajuan dan pemeriksaan oleh tim verifikasi yaitu tim verifikasi
tidak menjalankan kinerja secara maksimal sesuai dengan SOP program yang harus tinjauan langsung kelapangan guna mengecek kebenaran usaha dan identitas
anggota. Kelanjutan dari tindakan tim verifikasi yang bekerja tidak efektif menyebabkan anggota SPP merasa aman dalam mencantumkan jenis usaha
mereka dalam proposal, karena berdasarkan pengalaman mereka selama ini memang tidak ada kunjungan dari tim verifikasi.
4.3.4 Pencairan
Tahapan selanjutnya yaitu pencairan pinjaman yang dilakukan dengan cara pemberian uang cash serta penanda tanganan semua anggota kelompok ke
kantor PNPM-Mpd yang berada dikecamatan. Dalam Anggraini 2013 menyatakan dari hasil penelitiannya bahwa
minimnya pendamping dan pengawasan pelaksanaan program SPP di desa Taskombang menjadikan anggota SPP yang ikut menggunakan bantuan modal
dengan sesuka hati dan tanpa manajemen keuangan yang baik sehingga berakibat buruk bagi anggota yang melakukannya. Pinjaman yang didapat hanya digunakan
untuk keperluan yang konsumtif bahkan ada yang menimbulkan terlilitnya anggota SPP dengan hutang dan iuran yang semakin banyak karena terlalu sering
menunggak. Pada umumnya semua program yang diluncurkan oleh pemerintah
bermanfaat dan diharapkan dapat membantu meningkatkan masyarakatnya, hal ini juga yang diharapkan dari PNPM-Mpd khususnya program SPP agar dapat
Universitas Sumatera Utara
66
mengurangi jumlah RTM rumah tangga miskin. Bantuan pinjaman modal usaha yang dilakukan melalui program SPP memberikan pengaruh yang baik bagi
anggota SPP yang mengikuti program SPP di desa Batu Anam. Peningkatan perekonomian keluarga dan kemajuan usaha sangat mereka rasakan, apalagi
dengan bunga yang sedikit dan pinjaman tanpa agunan. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang di sampaikan oleh informan kepada
peneliti sebagai berikut : Ibu R
“ Alhamdulillah, sejak ibu ikut dalam kelompok SPP jualan ibu jadi lancar, karenakan modal yang ibu dapat lebih jelas jumlahnya, jadi
tinggal pandai-pandai ibu ajalah mengelolanya. Kalau waktu dulu jualan buat jualan besok harinya aja ibu sudah bingung cari modal dari mana,
karenakan semua yang beli pada hutang, bahkan kadang ibu mau pinjam uang ke rentenir-rentenir itu. Memang rugi sih, tapi mau gimana lagi
modal ibu juga gak ada pada saat itu. Tapi sekarang sudah bisa terbantu nak, soalnya susah juga kalau jualan modalnya terbatas apalagi kalau
sistem masyarakat rata-rata ada yang bayar mingguan ada yang bayar bulanan bahkan nak. Bersyukur sekalilah selain untuk bantu modal juga
dananya bisa dibuat memperbaiki warung biar lebih terlihat bagus. Saya rasa bukan saya aja yang merasakan bahwa bantuan ini sangat
bermanfaat, pasti setiap yang memiliki usaha ngerasa bermanfaat kali soalnya bunganya tidak besar dan juga tidak pakai agunan tentukan ini
sangat meringankan sekali bagi kami.
” Ibu S
“ Dulu ketika saya belum ikut anggota SPP semua isi dari warung saya ini bahan jualan diantar oleh along-along pengecer produk karena selain
belanja keluar desa yang jauh juga karena saya terbatas modal uang buat belanja. Kalau sama along-alongkan saya bisa ngutang, sedangkan
kalau belanja dipasar besar itu tidak boleh ngutang, jadi bisa dibilang warung saya ini jadi tempat titipan semua along-along baik yang menjual
sayur-mayur, jajan-jajanan bahkan segala jenis sembako, lalu pada keesokkan harinya hasil penjualan baru saya serahkan dan sedikit untung
yang saya dapat. Saya mendapat sedikit untung karena sebenarnya harga yang ditawarkan along-along sudah cukup tinggi, jadi kalau saya
mengambil untung banyak maka gak ada yang mau beli diwarung saya, namun setelah saya ikut SPP masalah keterbatasan modal buat warung
Universitas Sumatera Utara
67
saya menjadi teratasi, dikarenakan uang yang ada sama saya sudah jelas jumlahnya. Hanya tinggal bagaimana cara saya mengatur keuangan itu
buat waktu lama, dan karena sekarang saya lebih sering langsung belanja ke pasar besar maka untung yang saya dapat lebih banyak”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan tersebut, dapat diketahui bahwa jika para informan yang memiliki usaha merasakan langsung
dampak postif dari program SPP ini. Adapun dampak atau pengaruh yang dirasakan oleh para anggota yang memiliki usaha yaitu sebagai berikut:
1. Penambahan Modal Usaha
Menurut beberapa informan bahwa pengaruh yang paling besar bagi mereka adalah penambahan modal yang cukup besar dan dengan proses yang
mudah tanpa harus melewati persyaratan yang rumit. Dengan kata lain mendapat pinjaman tanpa jaminan apapun seperti meminjam di Bank, selain itu penambahan
modal ini berguna untuk banyak hal seperti membangun warung atau membeli peralatan perlengkapan untuk diwarung serta modal sehari-hari dikarenakan
banyak pembeli yang masih bayar mingguan atau bulanan. 2.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan Pengaruh ini dirasakan oleh para kaum perempuan sejak hadirnya SPP di
desa ini, kaum ibu ini merasa pengetahuannya bertambah tentang simpan pinjam, jika dulu mereka hanya mengenal meminjam pada Bank dan rentenir yang akan
kesusahan pada saat akan pembayaran. Para ibu diajarkan bagaimana menulis untuk merancang berapa dana yang akan diajukan dan berapa yang harus mereka
bayar selama satu periode, sehingga hal ini membuat kaum ibu merasa semakin bertambah ilmunya dan keterampilan mereka jika ingin membesarkan usaha
dagang rumahannya.
Universitas Sumatera Utara
68
Peningkatan pengetahuan dan kemudahan usaha mereka rasakan dikarenakan ketika sudah menjadi anggota SPP mereka memiliki modal yang jelas
dalam keberlangsungan usaha mereka. Peningkatan usaha mereka hanya tinggal mengandalkan kepintaran mereka dalam mengatur keuangan ataupun permodalan
yang di dapat dari SPP. Tujuan utama program SPP yang memberikan bantuan modal untuk
anggota yang ikut SPP tidak sepenuhnya berjalan secara keseluruhan, masih ada anggota dari SPP yang menggunakan uang dari program SPP ini untuk keperluan
di luar usaha, seperti yang terjadi di Desa Batu Anam ini, masih ada beberapa yang menggunakan bantuan permodalan dari SPP itu untuk kebutuhan sehari-hari.
Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikatakan oleh informan : Ibu MS
“ kalau ditanya manfaatnya yang sangat ada nak, ya ibu dulu itu tidak punya hewan peliharaan lembu ini nak. Ibu kan gak punya usaha jadi
kemarin ibu cuma minjem sedikit aja hanya lima juta lalu ibu beli lembu betina supaya nanti bisa berkembang, ya syukur sekarang sudah mulai
nambah ada anaknya, kan pasti bisa jadi tabungan untuk sekolah anak ibu, jadi ya walaupun gak punya usaha, ya setidaknya uang itu tidak ibu
buat untuk hal yang tidak berguna. Sayang kali rasanya kalau ibu sia-sia kan uangnya nak, jadi ya ibu buat saja untuk beli hewan ternak agar jadi
tabungan, dan kalau untuk dijadikan modal usaha seperti buka warung ibu juga gak bisa karena ibu juga gak punta keahlian, nanti kalo
dipaksakan buka warung malah takut bangkrut
”. Ibu A
“ uang pencairan SPP itu ibu pakai buat keperluan bangun rumah. Ibu memang sudah lama bangun rumah untuk persiapan pensiun dari
perkebunan ini, tetapi kemarin berhenti karena uangnya kurang, jadi karena ibu tau ada SPP ini ibu ikut aja, tapi uangnya buat tambahan
bangun rumah, jadi sekarang rumah ibu udah siap, udah lebih tenanglah sekarang ibu kalo seandainya nanti suami saya sudah pensiun kami sudah
punya rumah sendiri. Kalau untuk membayar uang pinjaman ke SPP itu kami pakai uang gaji suami ibu nak, kan ibu simpan setiap bulannya dari
Universitas Sumatera Utara
69
pada nunggu gaji suami kan pasti lama nak rumah kami siapnya. Jadi alhamdulilah rumah udah siap jadi tinggal simpan duitnya aja untuk
bayar ke SPP ”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan tersebut, dapat diketahui bahwa para informan yang tidak memiliki usaha juga merasakan
pengaruh yang baik atau dampak positif dari program SPP ini, walaupun bukan membuat mereka lebih mandiri dengan menggunakan uang tersebut untuk
membuat usaha, dapat disebutkan berdasarkan keterangan para informan bahwa pengaruhnya untuk mereka adalah sebagai berikut :
1. Modal untuk membuka usaha baru.
2. Membantu keuangan keluarga.
3. Membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mereka mengunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya yang dianggap lebih penting, seperti membangun rumah dan menabung melalui ternak lembu
untuk kesejahteraan hidup mereka selanjutnya. Temuan data yang sama juga terjadi pada penelitian Siregar 2014 yang mana dalam praktik pelaksanaan SPP
di Desa Angamakmur tahun 2014 penggunaan dana SPP diluar tujuan utama SPP yaitu untuk modal usaha, yakni banyak anggota SPP yang mempergunakan dana
pinjaman untuk keperluan sehari-hari bagi anggota SPP. Penggunaan dana SPP yang dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari tentu saja tidak
berpengaruh baik pada program SPP karena dianggap gagal dalam melaksanakan tugas sesuai SOP, visi misi dan ketetapan sasaran target pengembangan
kemandirian masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
70
4.4 Disfungsi Pelaksanaan SPP