Anggota SPP yang tidak memiliki usaha

47 Menurut beliau hal ini tentu saja dapat menarik pelanggan untuk dapat datang ke warungnya dikarenakan sudah tersedianya tempat makan yang layak. Itu semua dapat terwujud di saat peminjaman pertama dari program SPP dan terus berlanjut hingga sekarang. Seperti yang dipaparkan ibu M dan ibu S, bahwa ketika ingin bergabung di SPP tidak ada persyaratan yang khusus hanya saja kita punya usaha atau ingin membuat usaha. Menurut Ibu R awalnya ia juga merasa terbebani dengan transaksi jual beli yang sering terjadi secara kredit akan lunas 1 bulan kemudian ketika jadwal gajian di perkebunan dan jika memiliki modal yang sedikit maka usahanya akan bisa berhenti, namun dengan ikut program SPP ia merasa terbantu dikarenakan pinjaman dengan bunga 1 dan tanpa agunan. Ibu R merupakan salah satu anggota kelompok SPP delima. Jumlah anggota kelompok delima sekitar 10 orang.

4.2.2 Anggota SPP yang tidak memiliki usaha

1. Nama : MS bukan nama sebenarnya Umur : 35 tahun Agama : Kristen Pendidikan : SMP Ibu MS adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 orang anak, anak pertama kelas 1 SMP, anak kedua kelas 2 SD, anak ketiga masih berusia 5 tahun dan yang terakhir 3 tahun. Suami beliau bekerja di Perkebunan Asian Agri sebagai pemanen. Mereka bekerja di Perkebunan Asian Agri sejak 8 tahun lalu. Universitas Sumatera Utara 48 Awalnya mereka adalah petani di Siantar lalu mereka pindah ke Desa Batu Anam. Ibu MS merupakan salah satu anggota kelompok SPP pisang. Ia mengikuti program SPP sejak 2 tahun yang lalu. Menurut ibu MS, untuk ikut menjadi anggota SPP tidak harus memiliki usaha, cukup bergabung kedalam satu kelompok ada dua atau tiga orang saja yang memiliki usaha, selebihnya hampir tidak ada yang memiliki usaha. Menurut ibu MS uang pinjaman yang diperoleh itu juga biasa mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari. Ibu MS mengatakan bahwa selama dalam waktu yang dijanjikan yakni dalam satu periode yaitu satu tahun, pinjaman tersebut sudah harus selesai dilunasi. Keberadaan SPP ini sangat membantu bagi para kaum ibu, karena jika ada keperluan mendadak untuk urusan anak sekolah dan lainnya, mereka mempunyai uang dan nantinya dari gaji suami setiap bulannya disimpan untuk pembayaran iuran pinjaman tersebut selama satu tahun. Menurut ibu MS uang yang diterima dalam setiap anggota itu berbeda meskipun berada di dalam satu kelompok. Hal ini disesuaikan dengan keinginan dari setiap anggota serta kesanggupan dalam membayarnya nanti ketika sampai pada akhir periode, tentu menurut ibu MS, hal ini sangat membantu para kaum ibu yang ada di desa ini, maka dari itu ibu MS akan tetap ikut setiap tahunnya dalam program SPP ini. Hal positif dengan mengikuti SPP ini ibu MS mengaku telah mempunyai banyak tabungan yang berupa beberapa ekor lembu yang tentunya digunakan beliau sebagai investasi keluarganya. Universitas Sumatera Utara 49 2. Nama : SA bukan nama sebenarnya Umur : 35 tahun Agama : Islam Pendidikan : SMA Ibu SA adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki 3 orang anak, anak pertama kelas 6 SD, anak kedua kelas 4 SD dan anak terakhir masih berusia 5 tahun. Beliau juga bekerja sebagai BHL di perkebunan kelapa sawit Asian Agri dan suami beliau juga bekerja diperkebunan yang sama sebagai sopir dari staf perkebunan. Ibu SA merupakan salah satu anggota kelompok SPP Semangka. Menurut ibu SA, meskipun tidak memiliki usaha, beliau dan anggota yang lain yang ingin ikut bisa mengikuti program tersebut, tetapi sejauh ini menurut ibu SA hanya orang-orang tertentu yang ikut SPP, karena kurang menyebarnya informasi. Ibu SA mengatakan bahwa beliau tahu adanya SPP ini dari teman satu kelompoknya yang memang mencari tambahan anggota untuk memenuhi syarat memiliki anggota 10 orang. Ibu SA sendiri tidak pernah mengetahui bagaimana mekanisme yang harus di lewati hingga dana tersebut bisa cair ke tangan anggota SPP. Menurut beliau yang terpenting adalah beliau mendapat bantuan ini dan setelah itu beliau akan berusaha untuk membayarnya pada akhir periode nanti. Menurut ibu SA hal seperti ini sangat membantu masyarakat dikarenakan bunganya yang rendah dan juga tidak perlu menggunakan anggunan, akan tetapi menurut ibu SA terkadang program ini tidak tepat sasaran juga, seharusnya ada kelompok yang berhak Universitas Sumatera Utara 50 mendapat bantuaan pinjaman SPP tetapi malah tidak mendapat informasi sama sekali tentang program ini. 3. Nama : A bukan nama sebenarnya Umur : 38 tahun Agama : Islam Pendidikan : SMP Ibu A seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 orang anak, anak pertama kelas 1 SMP, anak kedua kelas 1 SD, anak ketiga berusia 6 tahun dan anak ke empat berusia 3 tahun. Beliau juga bekerja sebagai pengasuh anak dari karyawan yang bekerja di Perkebunan Asian Agri yang mana anak asuhannya berjumlah 3 orang yang masih dalam kategori balita. Ibu A mengasuh anak-anak tersebut mulai dari jam 06.30 hingga 14.00 di rumahnya sendiri dengan upah Rp 10.000hari, dan pembayarannya dilakukan per hari. Suami beliau bekerja sebagai pemanen di Perkebunan Asian Agri. Ibu A salah satu anggota kelompok SPP rambutan, beliau baru satu tahun ikut atau baru satu priode mengikuti program SPP ini. Selama ini menurut ibu A tidak ada informasi yang sampai kepada dirinya tentang adanya program ini, baru- baru ini saja karena ada teman yang mencari tambahan anggota sehingga beliau diajak. Menurut ibu A beliau tidak pernah tahu apa isi proposal yang diajukan ke PNPM yang berada dikecamatan, beliau hanya disuruh ikut dan ketika pencairan dana ke tiap-tiap anggota beliau mendapatkan bagiannya. Universitas Sumatera Utara 51 Pada pinjaman ini beliau mendapatkan pinjaman sebesar Rp.5.000.000 yang diakui beliau karena tidak adanya usaha maka beliau hanya berani meminjam uang sebesar itu, karena khawatir jika meminjam terlalu banyak akan susah membayarnya di kemudian hari, walaupun ada teman satu kelompoknya bisa mendapatkan pinjaman sampai dengan puluhan juta walaupun tidak memiliki usaha juga. Menurut ibu A, beliau tidak begitu mempermasalahkan hal tersebut karena beliau juga merasa kalau terlalu besar akan membuat dirinya sulit memikirkan bagaimana bisa mengembalikannya karena tidak memiliki usaha.

4.2.3 KPMD Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa

Dokumen yang terkait

Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

8 81 118

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin

4 69 162

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 11 87

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 0 8

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 0 1

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 0 8

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 0 11

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 0 3