Determinan Hutang Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan

sehingga menghasilkan profit rendah, pada kondisi ini perusahaan meningkatkan penggunaan hutang untuk membiayai perusahaan.

1. Determinan Hutang

Hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam pengambilan keputusan akan penggunaan hutang ini harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari hutang berupa bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan dan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang saham biasa. Tingkat penggunaan hutang dari suatu perusahaan dapat ditunjukkan oleh salah satunya menggunakan rasio hutang terhadap ekuitas DER, yaitu rasio jumlah hutang terhadap jumlah modal sendiri. DER merupakan salah satu rasio yang sangat penting, karena berkaitan dengan masalah kesepakatan modal trading on equity, yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap rentabilitas modal sendiri. Brigham dan Gapenski 1999 Menyatakan bahwa Sitiap Perubahan dalam Kebijakan Pembayaran Dividen akan memiliki dua Dampak yang berlawanan. Apabila dividen akan di bayarkan semua maka kepentingan cadangan akan terabaikan. Sebaliknya bila laba akan di tahansemua, maka kepentingan pemegang saham akan uang kas jaga 44 terabaikan. Untuk menjaga kedua kepentingan, manajemen keuangan harus menempuh kebijakan Dividen yang optimal. Teori kebijakan dividen yang optimal diartikan sebagai rasio pembayaran dividen yang di tetapkan dengan memperhatikan kesempatan untuk menginvestasikan dana serta sebagai preferensi yang dimiliki para investor mengenai dividen dari pada Capital again husnan,1988 kebijakan dividen tersebut juga di pandang untuk nmenciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatangsihingga memaksimalkan harga saham.

2. Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan

Sedangkan MM berpendapat bahwa semakin besar penggunaan hutang akan semakin pula risiko dan berarti biaya modal sendiri bertambah. Dengan demikian penggunaan hutang tidak akan meningkatkan nilai perusahaan karena keuntungan dari biaya hutang yang lebih murah di ditutup dengan naik Nya modal sendiri. Pendapat ini kemudian di introdusir oleh MM pada tahun 1963, yaitu bila ad pajak penghasilan perusahaan maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak Tax deductable expense. Peningkatan penggunaan debt Financing akan mempengaruhi pemindahan Equity Capital. Jensen 1986 menyatakan bahwa dengan adanya hutang dapat di gunakan untuk mengendalikan penggunaan Free Cash Flow secara berlebihan oleh manajemen dengan demikian menghindari investasi yang sia-sia. Penggunaan hutang akan 45 meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai tersebut dikaitkan dengan harga saham dan penurunan hutang akan menurunkan harga saham Masulis, 1988. Namun demikian peningkatan risiko kebangkrutan bila tidak diimbangi dengan penggunaan hutang yang hati-hati.

C. Rasio Profitabilitas