Kontroversi Kebijakan Dividen Kebijakan Dividen

pemilikan kepada pemegang saham yang di keluarkan untuk dividen di mulai dengan harga pasar pada saat dividen di umumkan. d. Dividen Script Script Dividend Jika perusahaan kekurangan kas tetapi tetap menginginkan pembagian dividen, perusahaan dapat menerbitkan dividen Script. Yaitu pembagian dividen dalam bentuk tertulis untuk membayar secara tunai di masa yangakan datang janji itu merupakan salah satu bentuk hutang wesel dividen script itu dapat berhubungan dan dapat di jual belikan atar pemegang saham Script. e. Dividen Likuiditi Likuidity Dividend Dividen yang tidak di dasrkan pada laba di tahan dividen menunjukan pembagian atas investasi Reurn on Invesment dan bukan merupakan distribusi dividen ini didasarkan pada modal yang timbul dari donasi pihak luar atau pemegang saham. Namun pada umumnya dividen ini di perlakukan sebagai pengurang agio saham dan bukan laba di tahan Retained Earnings.

5. Kontroversi Kebijakan Dividen

Ada tiga argumentasi kebijakan dividen yang berkaitan dengan nilai perusahaan yang sampai sekarang masih di perdebatkan, karena dividen masih merupakan hal yang membingingkan Dividend Puzzle, argumentasi tersebut di kemukakan oleh Mller dan Modigliani, Lintner dan Gordon, serta Linzenberger dan ramaswamy Hartono, 2000, dapat di jelaskan sebagai berikut: 37 a. Dividen tidak Relevan Modigliani dan Miller 1961 dalam teorinya menyatakan bahwa pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham. Dan lebih lanjut Modigliani dan Miller berpendapat bahwa Niolai perusahaan oleh Earning Power dari asset perusahaan demikian nilai deari suatu perusahaan di tentukan oleh keputusan investasi Sartono: 282 jika perusahaan memperoleh laba maka keputusan apapun yang di ambil oleh perusahaan membagikan dalm bentuk dividen atau tidak membagikan tidak akan benpengaruh pada nilai perusahaan. b. Dividen dapat meningkatkan kesejahtraan pemegang saham Gordon 1959 dan Lintner 1956 mengemukakan argumentasinya bahwa semakin tinggi dividen payout ratio, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Investor lebih senag dan merasa aman menerima dividen dimasa sekang di bandingkan menunggui Capital Again dari laba ditahan atau kemungkinan Capital Again yang sudah pasti. Pandangan Gordon-Lintner oleh Modigliani-Miller di beri nama The bird in the hand Fallacy, yang kemudia dikenal dengan bird in the hand Theory, berarti investor memandang satu burung di tangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara, dalam Sartono 2001:285. c. Dividen Menurunkan tingkat kesejahteraan pemegang saham Pandangan ini di kenal dengan Tek Diferential Theory, teori ni di kemukakan oleh Litzenjberger dan ramaswwamy 1979, 38 mengemukakan semakin tiggi dividen payout ratio suatu perusahaan, maka nilai perusahaan tersebut semakin rendah hal ini didasarkan pada pemikiran jika Capital Agin di kenakan pajak lebih rendah dari pada pajak atas dividen Hambali,2001 pandangan ini menjelaskan jika pajak yang di kenakan terhadap Capital Agin lebih rendah dari pajak atas dividen, maka saham-saham dari perusahaan dengan pertumbuhan tinggina akan lebih menarik bagi investor, karena laba yang di peroleh oleh perusahaan tidak akan di bagikan tetapi akan di tahan untuk mendanai pertumbuhuna perusahaan. Ketiga pandangan dalam teori kebijakan dividen tersebut ternayta saling bertentangan atau terjadi kontroversia. Pandangan Modigliani- Miller bahwa tidak ada kebijakan dividen yang optimal karena kebijakan apapun yang di ambil tidak akan mempengaruhi nilai perusahan, Giordon dan litner menayarankan perusahan untuk membagikan dividen yang rendah atau tidak membagikan dengan tujuan mengurangi biaya modal dan menaikan nilai perusahaan. Pandangan dari Gordon Litner dapat di katakan di dukung oleh binartzi et al 1997 menyatakan reaksi pasr trhadap berita buruk lebih kuat di bandingkan reaksi pasar terhadap berita baik. Apabila perusahaan mengurangi pembagian dividennya, berati berita buruk dan merupakan sinyal bahwa perusahan dalam kesulitan finansial dan sebaliknya jika pembagian dividen memberikan sinyal kepada pasar bahwa peerusahan 39 mempunyai prospek sehingga beberapa perusahaan mempertahankan kebijakan tetap membagikan dividen walaupun labanya menurun.

6. Rasio Keuangan